"Thank you."
Elena menerima beberapa buah kantong berisi berbagai jenis buah dan sayur yang baru ia beli dari supermarket. Dengan sigap Taylor membantu Elena untuk membawa kantongnya. Baru hari ini Elena pergi tanpa Kynnan, meskipun sebelumnya ia sempat bertengkar dengan Kynnan hanya karena izin keluar tanpanya.
"Apa anda ingin mengunjungi tempat lainnya, Nyonya?" tanya Taylor saat mereka telah berada didalam mobil.
"Tidak, kita langsung pulang saja." Jawab Elena.
"Baik, Nyonya."
Saat Elena sampai di apartemen, ia melihat Kynnan yang baru keluar dari kamar. Kynnan telah melepas jas dan sepatu kerjanya sehingga terlihat lebih santai dari sebelumnya.
"Kynnan," kata Elena sembari meletakkan kantong berisi belanjaannya diatas meja makan. "Urusanmu di kantor sudah selesai?"
"E," kata Kynnan seraya menghampiri Elena lalu mencium keningnya. "Aku akan menyelesaikan urusanku disini saja. Aku tidak nyaman dengan suasana kantor."
"Apa ada yang kembali mengganggumu?"
Kynnan menggeleng. "Aku akan berada di ruang kerja sampai jam lima sore bersama orangtuaku. Ada hal yang harus kami bicarakan mengenai tender yang sudah perusahaan ambil."
"Baiklah," jawab Elena. "Apa kau ingin sesuatu sebelum kembali bekerja?"
Kynnan memeluk Elena singkat lalu melepasnya sembari tersenyum. "Hanya itu yang aku butuhkan."
"Selamat bekerja," kata Elena. "Aku akan mengantarkan teh untukmu dan orangtuamu."
Kynnan mengangguk lalu pergi meninggalkan Elena. Apel dan anggur yang ia beli tadi sengaja Elena letakkan diatas piring agar bisa ia sajikan bersamaan dengan teh yang akan ia antarkan untuk Kynnan.
Perlahan Elena membuka pintu ruang kerja Kynnan agar nampan yang ia bawa tidak jatuh dan berantakan. Terlihat disana Kynnan dan Jonathan sedang membicarakan bisnisnya, sedangkan Jennifer sibuk membaca dokumen yang ada ditangannya. Bahkan sangking sibuknya mereka tidak menyadari kedatangan Elena disana.
"Papa tidak bisa memaksaku untuk memanipulasi data keuangan yang akan kita ajukan, itu akan berakibat fatal nantinya apabila kita memenangkan tender ini," kata Kynnan dengan suara sedikit keras. "Aku bukan Kyandra, pa. Aku tidak bisa melakukannya."
"Aku akan membantumu, kau tenang saja. Aku tahu bagaimana cara Kyandra bekerja." Kata Jonathan berusaha meyakinkan Kynnan.
Sesungguhnya Elena sangat ingin menanyakan soal Kyandra pada Kynnan. Apabila ia bisa membantu Kynnan menemukan Kyandra, itu akan memudahkan Kynnan dan perusahaannya untuk memenangkan tender yang mereka ambil.
"Maaf mengganggu, aku ingin—"
"Siapa yang mengizinkanmu masuk, Elena?" tanya Kynnan memotong ucapan Elena.
"Aku sudah bilang padamu kalau aku akan mengantar teh—"
"Elena, ayo kita keluar saja. Laki-laki memang sulit diajak bicara." Kata Jennifer sedikit bergurau sembari mengajak Elena keluar dari ruang kerja Kynnan.
Aura gelap itu muncul lagi, Elena kembali melihat sosok Kynnan yang sudah lama tidak ia tunjukkan; Kynnan yang fokus pada pekerjaannya, Kynnan yang tertutup, Kynnan yang Elena kenal sebelumnya. Ia benci dengan sosok Kynnan yang seperti itu, Kynnan yang sibuk dengan dunianya sendiri sehingga tidak mengizinkan siapapun masuk didalamnya.
"Kemari, sayang." Panggil Jennifer agar Elena duduk didekatnya.
Elena mengangguk setuju. "Ini tehmu, ma."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kylena
General Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika tiba-tiba kau diajak menikah oleh seseorang yang bahkan baru kau kenal? Bagaimana kehidupanmu selanjutnya? Bahagiakah, atau malah sebaliknya? cover pict source: pinterest