6

97.7K 4.2K 18
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat tigapuluh menit namun Elena masih terduduk ditepi tempat tidur sembari memandangi lemari baju yang terbuka lebar. Elena terus menolak Bibi yang mau membantunya untuk memilih pakaian yang akan ia pakai. Masih dengan jubah mandi dan handuk yang terlilit dikepalanya, Elena akhirnya memutuskan untuk mengambil sebuah dress berwarna baby pink serta sepasang pumps heels berwarna putih dari dalam lemarinya. Untuk pertama kalinya ia akan mengenakan sebuah baju yang bukan miliknya—meski Kynnan terus mengatakan kalau semua yang ada dalam lemari tersebut adalah milik Elena seutuhnya.

Elena duduk didepan cermin dan mulai mendandani wajah serta menata rambutnya senatural mungkin. Ia tidak ingin berlebihan agar dapat memberikan kesan pertama yang baik bagi orangtua Kynnan.

Pintu kamar Elena diketuk beberapa kali, lalu Kynnan muncul dari balik pintu. Elena bisa melihat pantulan diri Kynnan dari cermin riasnya, Kynnan sudah siap dengan menggunakan setelan kemeja biru tua dengan celana hitam lengkap dengan dasinya.

"Sudah siap?" tanya Kynnan sembari mengelus pelan puncak kepala Elena.

"Sudah," jawab Elena seraya berdiri dari tempatnya. "Apa aku terlihat berlebihan?"

"Tidak. Kau terlihat sempurna," kata Kynnan. "lebih baik kita berangkat sekarang. Aku tidak ingin terjebak macet di jalan."

Elena mengangguk pertanda ia setuju dengan Kynnan. Mereka berdua keluar dari kamar Elena dan Bibi sudah menunggu diambang pintu utama sembari membawakan jas milik Kynnan.

"Bibi tidak usah masak untuk makan siang, aku dan Elena akan makan di kantor." Kata Kynnan seraya mengambil jas yang diserahkan oleh Bibi.

"Baiklah Tuan. Bagaimana dengan makan malam?" tanya Bibi.

"Kau ingin makan apa untuk malam nanti, Elena?"

"Nasi goreng sepertinya enak." Jawab Elena.

"Lebih baik kau masak makanan yang berkuah saja," kata Kynnan lalu menggenggam tangan Elena. "Kami akan pulang pukul lima sore. Ayo, Elena."

"Untuk apa kau bertanya padaku kalau akhirnya kau memutuskannya sendiri?" tanya Elena sembari mereka berjalan menuju mobil.

"Aku hanya ingin mendengar pendapatmu." Jawab Kynnan sekenanya.

"Sepertinya aku bisa mengubah keputusanku menjadi tidak ingin membantumu."

"Tidak bisa, sayangku. Kau sudah menandatangani perjanjian itu. Kau bisa masuk penjara apabila mengingkarinya" Kata Kynnan seraya menutup pintu mobil setelah Elena masuk.

Benar, Elena tidak bisa merubah keputusannya setelah ia menandatangani perjanjian yang Kynnan buat. Lagipula sejauh ini Kynnan tidak melakukan hal yang membuat Elena ingin berhenti memainkan semua drama ini. Namun masih ada satu hal yang mengganjal pikiran Elena, apa mungkin kedua orangtua Kynnan akan setuju apabila dirinya menikahi seorang perempuan yang berasal dari antah berantah?

"Kynnan," panggil Elena.

"Ya, Elena." Jawab Kynnan dengan tetap memandang kearah jalanan didepannya.

"Kenapa kita pergi ke kantor? Bukannya kau ingin mengenalkanku dengan orangtuamu?"

"Hari ini sedang ada acara di kantor, dan mereka berdua ada disana. itu alasannya kenapa kita pergi kesana sekarang."

"Oh," kata Elena. "Apa orangtuamu mau bertemu denganku? Ma-maksudku, apa orangtuamu setuju kau menikahi perempuan sepertiku?"

"Mereka harus setuju dengan keputusanku."

Tidak lama kemudian sampailah mereka didepan sebuah gedung pencakar langit yang didominasi oleh jendela-jendela besar. Terdapat tulisan 'Orlando Corporation' didepannya. Kynnan menghentikan mobilnya tepat didepan lobby gedung yang dapat Elena pastikan adalah kantor milik keluarga Kynnan.

KylenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang