Matahari sudah kembali bersinar, namun Kynnan masih tetap terjaga dikamarnya. Begitu banyak kebahagiaan yang menguasai diri Kynnan. Sepanjang malam ia hanya tersenyum membayangkan bayi yang tumbuh sehat dalam kandungan Elena, dan sambutan hangat dari bayi itu saat pertama kalinya Kynnan menyentuhnya.
Kebahagiaan yang Kynnan rasakan juga dirasa oleh Jonathan dan Jennifer saat melihat kedatangan Elena kemarin. Tanpa aba-aba Jennifer langsung memeluk Elena dan mengelus perutnya. Senyum yang terukir diwajah Jonathan juga sudah menjelaskan kalau ia bahagia.
Senyum Kynnan memudar saat mengingat sudah tidak ada cara lain untuk mencegah Elena berpisah dengannya. Sebenarnya bisa saja Kynnan merobek surat cerai itu dan mengatakan pada pengadilan untuk tidak menerima permohonan cerai dari Elena sampai kapanpun, namun Kynnan juga sadar kalau dirinya bersalah yang menyebabkan semua ini terjadi. Jika saja dari awal ia jujur, mungkin saat ini mereka sedang menunggu kehadiran buah hati mereka bersama setiap harinya.
Pintu kamar Kynnan diketuk tiga kali. "Tuan Kynnan, Tuan dan Nyonya sudah menunggu anda untuk sarapan."
Kynnan bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Terlihat Jonathan dan Jennifer sudah ada di ruang makan. "Selamat pagi, sayang."
"Pagi, Ma." Jawab Kynnan seraya duduk dikursi sebelah Jennifer.
"Kau tidak mengajak Elena sarapan?"
"Bukankah Mama sudah memanggilnya?" tanya Kynnan yang dijawab gelengan kepala oleh Jennifer. "Lebih baik aku antar ke kamarnya."
"Kenapa tidak kau ajak saja untuk sarapan bersama?" kali ini Jonathan yang bertanya.
"Elena mau berada disini saja sudah lebih dari cukup." kata Kynnan sembari mengambil beberapa lauk dan ditaruh diatas piring.
Kynnan membawa sepiring nasi beserta lauk dan segelas air putih ditangannya. Ia menuju kamar tamu yang ditempati Elena, mengetuknya beberapa kali lalu menunggunya keluar.
"Aku bawakan sarapan untukmu." Kata Kynnan setelah Elena membuka pintu.
"Elena memandangi piring dan Kynnan secara bergantian lalu mengambilnya. "Aku masih bisa jalan ke ruang makan dan kita bisa makan bersama."
"Kau bisa makan dikamar jika kau ingin. Aku bisa meminta asisten rumah tangga untuk berjaga didepan kamarmu."
"Didalam perjanjian tidak ada larangan untukku makan bersama, bukan?" kata Elena lalu berjalan meninggalkan Kynnan.
Kynnan mengekori Elena menuju ruang makan, membantu Elena duduk baru ia kembali ke kursinya. Kynnan senang bisa kembali mendengar suara Elena berada didekatnya, mengobrol dengan Jennifer tentang kehamilannya, serta membicarakan keseharian dengan Jonathan. Ia merasa tidak perlu berbicara dengan Elena, cukup melihatnya saja sudah membuat diri Kynnan tenang.
"Kau harus banyak berjalan agar persalinanmu nanti lancar, sayang." Kata Jennifer sembari memotong daging dipiringnya.
Elena mengangguk. "Belakangan ini aku sudah mulai mudah lelah, baru berjalan sedikit saja rasanya sudah seperti lari keliling lapangan."
"Itu wajar, sayang. Kau membawa seseorang dalam dirimu." Jennifer tersenyum. "Aku dulu bahkan sudah tidak bisa berjalan saat usia kandunganku delapan bulan. Kyandra dan Kynnan aktif sekali."
Kynnan melihat Elena hanya menjawab dengan seutas senyum. Ia paham kalau Elena tidak ingin lagi membahas apapun tentang Kynnan, namun sepertinya ia masih tertarik membahas tentang Kyandra. Dan sekali lagi, Kynnan tidak mempedulikannya.
"Istirahatlah, Elena. Kita akan berangkat jam sebelas." Kata Jonathan menyadarkan lamunan Kynnan.
"Mau kuantar?" tawar Kynnan pada Elena.
![](https://img.wattpad.com/cover/113710329-288-k877023.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kylena
General Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika tiba-tiba kau diajak menikah oleh seseorang yang bahkan baru kau kenal? Bagaimana kehidupanmu selanjutnya? Bahagiakah, atau malah sebaliknya? cover pict source: pinterest