Prolog & Part 1

463 13 0
                                    

Orang bilang, cinta dan benci itu perbedaannya tipis. Mungkin ini sebuah klise, namun ini benar-benar terjadi pada kehidupan mereka. Takdir mempertemukan mereka kembali setelah 10 tahun dipisahkan. Banyak kebencian disana. Namun perlahan cinta mulai datang tanpa mereka sadari. Piece of Puzzle, menceritakan dua orang manusia yang telah ditakdirkan, namun saling membenci. Apakah takdir akan mempersatukan mereka? Ataukah kebencian akan merubah segalanya?

Part 1

Paris. Tahun 2015. Bandara Charles de Gaulle. Seorang gadis memakai kacamata hitam, melangkah menuju pintu keluar. Ia menarik koper kecil yang mungkin hanya berisi beberapa pakaian. Gadis tersebut memakai mantel bulu super tebal, karena Paris saat itu sedang mengalami musim dingin. "Dimana dia?" Tanya gadis tersebut sambil menoleh kekanan dan kekiri. Ia membuka kacamata hitamnya. "Theaa!!" Teriak seorang laki-laki yang tiba-tiba datang entah darimana. "Tristan!!" Ucap Thea setengah berteriak. Thea berlari kearah Tristan, kemudian Tristan langsung memeluk dan memutar tubuhnya. "Hahaha" Thea tertawa karena perlakuan Tristan yang baru saja bertemu. "Sudah.. kepalaku pusing" ucap Thea menepuk bahu Tristan. Tristan menurunkan Thea, kemudian mereka saling bertatapan dalam. Tristan menarik pinggang Thea, kemudian ia mencium Thea. Tristan melepaskan ciumannya, ia tersenyum hangat kearah Thea. "Tu me manques*" ucap Tristan menempelkan dahinya. "Tu me manques aussi Tristan**" Thea mengecup bibir Tristan sekilas. "Welcome home darling. Let's get ride" ucap Tristan menarik koper Thea. Thea melingkarkan tangannya ke tangan kiri Tristan. "Bagaimana pekerjaannya? Apakah menyenangkan?" Tanya Tristan saat mereka keluar dari bandara menuju mobil SUV BMW milik Tristan yang diparkir tak jauh dari sana. "Yap. Kapan-kapan kau harus ikut bersamaku ke Indonesia. Disana banyak sekali makanan enak dan orang-orang yang menyenangkan" ucap Thea sebelum masuk ke dalam mobil. "Next time, oke?" Thea mengangguk. Mereka pergi meninggalkan bandara. * : aku merindukanmu. ** : aku juga merindukanmu Tristan.

"Bonjour*" ucap lelaki tsb tersenyum kearah wanita yang baru saja membuka mata. "Jam berapa sekarang?" Tanya wanita tersebut sambil mengerjapkan matanya. "Hampir jam 9 pagi" ucap lelaki tersebut mengesap kopinya. "Apa? Mengapa kau tak membangunkanku?" Tanya wanita tsb panik. "Lagipula bukankah kau ada rapat hari ini?" Tanya wanita tsb merangkak keluar dari ranjangnya melangkah menuju kamar mandi. "Hei, Nayla sayang. Apa kau tidak mau memberikan kecupan selamat pagi?" Tanya lelaki tsb menarik tangan Nayla. "Galang, aku sudah terlambat.. aku harus segera pergi" ucap Nayla melepaskan pelan tangan Galang. Galang hanya menghela nafas. Tiba-tiba handphone Galang berdering. "Ya ayah?" Galang mengerutkan keningnya. "Hmm. Baiklah.. Ya aku akan segera kesana" Galang mematikan panggilannya. "Mengapa ayah menyuruhku datang sepagi ini? Padahal rapat kan baru akan mulai jam 11" Galang mengangkat bahu tak peduli. Ia melangkah menuju pintu keluar, tiba-tiba ia berhenti kemudian mengetuk pintu kamar mandi. "Nayla??" Ucap Galang sedikit berteriak. "Ya.. Ada apa?" Tanya Nayla dari dalam kamar mandi. "Aku harus pergi. Je t'aime**" Ucap Galang lagi. "Oke" Teriak Nayla. Galang melangkah pergi menuju pintu. Ia penasaran apa yang akan dikatakan ayahnya.. * : selamat pagi ** : aku mencintaimu

Bersambung

POPWhere stories live. Discover now