"Sekarang kau tidur" perintah Galang, sesaat setelah keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk di pinggangnya. Sial. Ia semakin terlihat seksi. Ya Tuhan. Ia sudah ketularan mesum pria ini. Wajah Thea merona hebat. Ia mengalihkan pandangan, kemudian dengan jantung berdebar ia meringkuk ke atas kasur sambil menarik selimut hingga ke batas dada. Membelakangi Galang dan mencoba untuk memejamkan matanya. Ia bahkan bisa merasakan nafasnya sendiri yang mulai memanas. Ia berharap efek obat yang ia minum tadi sudah mulai bekerja sehingga ia bisa langsung tertidur. Tak lama permintaannya terkabul, karena ia sudah terbawa ke alam mimpi. Mimpi indahnya mulai hilang, saat ia merasakan tangan hangat seseorang mengusap perutnya pelan. Thea melenguh pelan. Dengan mata sedikit berat, ia membalikan tubuhnya. Terlihat Galang dengan nafas memburu dan mata yang mengabut mulai tak fokus. "Maaf, maafkan aku.. aku hanya,," ucap Galang parau. Thea menggeleng. "Aku mengerti sayang. Aku mengerti. Sekarang bantu aku membuka bajumu" ucap Thea dengan nada serak. Mereka sudah panas sekarang. Dan atmosfir di kamar ini juga semakin terasa panas. Galang mengangguk kemudian membuka bajunya. Thea perlahan mencium dada Galang lembut, membuat Galang menegang. Galang mengusap pelan rambut Thea, kemudian mengecup bibirnya pelan. Mereka tersenyum bahagia. Nafas keduanya memburu dan mereka sudah tak bisa menahannya lagi..
Kesadaran mulai menghampiri gadis itu. Ralat, wanita itu. Ia merasakan pinggangnya dipeluk dengan possesive oleh tangan hangat dan kekar. Posisi tidurnya sungguh membuatnya nyaman dan tak ingin membuka mata. Hembusan nafas dari pria disampingnya membuat ia membuka matanya perlahan. Wajah damai itu terlihat sangat bahagia. Thea tersenyum hangat. Wajahnya tiba-tiba merona hebat mengingat kejadian tadi malam. Ia melirik jam. Jam 8 pagi. Ia bahkan baru bisa terlelap jam 5 pagi. Ia melepaskan tangan Galang, kemudian menarik selimut hingga batas dada untuk menutupi tubuhnya. Lenguhan pelan terdengar dari pria disampingnya. "Mau kemana?" Tanya Galang dengan nada parau, ia mengucek matanya pelan. "Jadwal check up ku hari ini, kau ingat?" Galang mengangguk pelan. Kemudian melangkah keluar ranjang dengan tubuh polos membuat Thea tersentak dan merona disaat bersamaan. Ia langsung mengalihkan pandangan. Galang menoleh kemudian mengernyit. "Kau malu? Kau kan sudah melihat semuanya tadi malam" goda Galang menyeringai geli. Membuat wajah Thea semakin merona. Sialan laki-laki ini. "Pergi mandi sana!" Ucap Thea kesal sambil melemparkan bantalnya. Galang hanya terkekeh geli sambil berjalan santai ke kamar mandi. Dengan selimut yang masih menempel, Thea berjalan menuju kulkas kecil tak jauh dari ranjangnya. Ia mengambil sebuah apel kemudian memakannya. Tiba-tiba sebuah ingatan masuk ke memorinya. Pertemuan pertamanya dengan Galang setelah hampir 10 tahun tak bertemu. Thea tersenyum saat mengingat ia menginjak kaki Galang. "Pasti rasanya sakit" gumam Thea. "Apanya yang sakit?" Tanya Galang membuat Thea terlonjak kaget. "Aku menginjakmu saat di jembatan. Maafkan aku. Pasti terasa sangat sakit" ucap Thea tersenyum tulus. "Yah, sangat sakit. Kau memang gadis gila!" Ucap Galang sedikit kesal. Thea terkekeh geli. "Sialan kau. Minggir!. aku mau mandi" umpat Thea sambil menyenggol tubuh Galang. Galang hanya tersenyum melihat kelakuan istrinya.
YOU ARE READING
POP
FantasyOrang bilang, cinta dan benci itu perbedaannya tipis. Mungkin ini sebuah klise, namun ini benar-benar terjadi pada kehidupan mereka. Takdir mempertemukan mereka kembali setelah 10 tahun dipisahkan. Banyak kebencian disana. Namun perlahan cinta mulai...