Part 40

316 10 0
                                    

"Sayang, apa kau mau terus terdiam dan membuat semuanya menunggu?" Bisik Galang tepat ditelinga Thea. Jantung Thea berdebar sejak ia berjalan menuju altar. Ia merasa semua seperti mimpi. Dengan tangan kiri masih di gips, dan pelipis kiri yang masih di perban, ia sekarang berdiri di altar disamping laki-laki yang ia cintai dan mencintainya. Ya Tuhan, kalau ini memang mimpi, jangan pernah bangunkan ia dari mimpi indah ini. "Sayang" bisik Galang lagi. Thea terlonjak kaget. "I-iya. Iya, aku bersedia" ucap Thea gugup. "Pasangkan cincin nikah kalian" ucap pendeta tsb. Galang mengambil cincin kemudian memasangkan di jari manis kanan Thea, begitupun sebaliknya. "Sekarang kalian resmi menjadi suami istri. Anda boleh mencium istri anda" ucap pendeta tsb. Galang tersenyum hangat. Ia menatap Thea dengan pandangan dalam. Wajah Thea merona ditatap seperti itu. "Kau sangat cantik. Lebih. Dari. Cantik" bisik Galang terus mendekatkan wajahnya. Thea tersenyum malu. Jantungnya berdegup kencang. Dada Thea terlihat naik turun. Ia gugup. Di depan semua orang, Galang akan menciumnya, dan sekarang ia sudah resmu menjadi nyonya Galang Harun. Perasaannya membuncah dan menggebu-gebu. Ia bahagia, sangat bahagia. Galang menempelkan bibirnya lembut, membuat mata Thea terpejam. Ia menikmati sentuhan Galang. Galang menarik pinggang Thea mendekat ke tubuhnya. Riuh dan tepuk tangan dari para tamu undangan bergema ke seluruh ruangan membuat Galang melepas ciumannya. Ia mengelus pelan pipi Thea yang merona. "Aku mencintaimu Thea" Galang mencium kening Thea lembut kemudian tersenyum hangat. "Aku juga mencintaimu" Thea membalas dengan senyum bahagia.

"Terima kasih karena kalian semua sudah datang ke acara pernikahan kami. Aku dan istriku sekarang mau pergi dulu ke kamar. Karena kami sudah lelah seharian ini" ucap Galang diikuti Thea yang menangguk kemudian tersenyum. "Ayo sayang" Galang menarik pinggang Thea menuju lift hotel. Thea melambaikan tangan nya kearah keluarga dan teman-temannya. Di dalam lift Galang terus mengeratkan pelukannya. Thea hanya bisa menyandarkan kepalanya ke dada Galang. "Sayang" sapa Galang lembut, ia mengusap rambut Thea pelan. "Terima kasih karena mau menikah denganku" ucap Galang tulus. Thea tersenyum. "Terima kasih juga karena telah memilihku menjadi pendampingmu" ucap Thea meneteskan air mata bahagia. Wajah Thea tiba-tiba berubah. Memucat. "Tanganku sedikit sakit" ringis Thea pelan. "Kita ke rumah sakit ya sekarang" ucap Galang dengan nada khawatir. Thea menggeleng pelan. "Aku hanya perlu minum obat dan istirahat. Aku lelah sekali" ucap Thea pelan. Matanya sudah ingin terpejam sekarang. "Kyaaa" tiba-tiba tubuhnya terasa melayang. Ia mengerjapkan matanya kaget. Galang memangku tubuhnya. "Hei. Turunkan aku" pinta Thea. "Diam. Tangan dan kakimu pasti sakit. Dan kau kelelahan. Biar aku menggendongmu hingga kamar" ucap Galang tak terbantahkan. Thea hanya bisa merengut. Laki-laki pemaksa seperti biasa. Thea membuka kenop pintu, kemudian galathe masuk. Galang mendorong pintunya dengan kaki kanan. Ia menghempaskan tubuh Thea ke atas ranjang. "Sekarang kau makan obatmu. Lalu istirahat" ucap Galang penuh penekanan. Thea hanya bisa menghela nafas.

Bersambung

POPWhere stories live. Discover now