Part 22

234 12 0
                                    

Galang mengepalkan tangan mencoba mencari keberanian saat Thea masih juga terdiam sambil terus menundukan wajah. Asal kalian tahu, posisi Thea masih terduduk di tanah yang masih penuh dengan salju dan Galang dalam posisi berjongkok. Namun sepertinya keduanya sama sekali tak peduli keadaan tersebut. Dengan tangan yang gemetar, Galang memegang bahu Thea. Tangan kanannya menyentuh dagu Thea dan mendorongya keatas dengan perlahan. Terlihat wajah Thea sudah merona hebat, tak kalah dengan dirinya. Apa ia juga punya perasaan yang sama padaku? Batin Galang. Thea kembali ingin menundukan wajah, namun Galang malah menahannya. "Jawab dulu pertanyaanku. Apa kau juga mencintaiku?" Tanya Galang dengan jantung yang berdebar. Dada Thea terlihat naik turun. Ia mencoba membuka mulut, namun ia mengatupkannya kembali. Kemana suaraku? Batin Thea kesal. Galang melihat wajah Thea dengan seksama, membuat Thea semakin canggung dibuatnya. Galang mendekatkan wajahnya kearah Thea. Nafasnya sudah terasa panas sekarang. Galang mencium bibir Thea lembut. Thea merasa ia sudah meleleh sekarang. Galang memeluk Thea erat. Gadis itu bisa merasakan cinta Galang, cinta yang bahkan tak bisa diberikan Tristan untuknya. Jantungnya meletup-letup karena bahagia. Laki-laki ini bisa merubah kesedihannya dalam sekejap. Ia bisa merasakan kebahagiaan yang, entahlah. Ia sendiri bahkan tak bisa menggambarkannya. Galang melepas ciumannya. Thea terlihat sedikit tak rela saat laki-laki itu melepas ciumannya. Hei, apa yang barusan ia pikirkan? Batin Thea membuat wajahnya semakin memanas. "Aku juga,, mencintaimu" ucap Thea sangat pelan, namun masih bisa Galang dengar. Senyum Galang merekah, ia kembali memeluk calon istrinya.

Galang melepas pelukannya. Ia tersenyum hangat. Dadanya makin terasa sesak saat ia lagi-lagi melihat wajah Thea yang lagi-lagi merona hanya karena pelukannya. Galang menempelkan dahinya pada gadis itu. Sekarang cuaca bersalju, namun entah mengapa badannya terasa panas. "Aku berjanji, tidak akan meninggalkanmu. Sungguh, aku tidak bisa melihatmu menangis lagi. Jadi tolong,, jangan menangis lagi" Galang menyentuh pipi Thea yang merona dengan kedua tangannya. Mata mereka bertemu. Mereka berpandangan cukup lama, hingga cukup membuat jantung mereka berdebar kembali. Thea tak tahu, kalau laki-laki ini akan penuh dengan kasih sayang dan keromantisan. Lama-lama ia bisa mati karena kehabisan nafas. "Saat melihatmu menangis, hatiku ikut sakit, sayang" ucap Galang lembut. Membuat Thea tertegun karena pertama kalinya Galang memanggilnya dengan sebutan sayang. Orang-orang yang lewat hanya menatap heran. Thea hanya bisa terdiam, lidahnya sudah kelu. Tak bisa berbicara apapun lagi. "Aku mencintaimu, aku mencintaimu Thea Poland" ucap Galang dengan pandangan mata yang dalam. Galang menarik pipi Thea dan kembali mengecup bibirnya. Ya Tuhan.. batin Thea. Ia meremas bajunya pelan, mencoba meredakan debar jantung yang terus menggila. Tapi rasanya percuma, yang ada wajahnya semakin merona. Galang melepas ciumannya, nafas keduanya terlihat memburu.

Bersambung

POPWhere stories live. Discover now