Thea langsung menghampiri Galang dengan cepat dan menyambar telunjuknya. "Ada apa denganmu? Apa kau bodoh?!" Ucap Thea sedikit berteriak. Galang hanya tersenyum kecut. "Aku terlalu terpesona olehmu, jadi aku tak bisa berkonsentrasi" ucap Galang polos. Thea mendorong wajah Galang sembarang. "Keadaan seperti ini kau masih saja menggombal" ucap Thea sedikit kesal. Galang hanya menjulurkan lidahnya. Thea menarik tangan Galang menuju wastafel. Tiba-tiba ia menghisap jari Galang dengan lembut sambil terus menoleh kearah Galang dengan tatapan yang hangat. Tubuh Galang tiba-tiba menegang. Wajahnya merona malu, ia mengalihkan pandangan agar tak melihat mata Thea. Thea hanya tersenyum penuh arti. Gadis itu membuang ludah ke wastafel, kemudian menarik jari Galang ke arah kran dan menyalakan airnya. Thea mengeluarkan plester mickey mouse dari tasnya, setelah yakin tak ada darah lagi ia kemudian memasangkannya dengan lembut di jari Galang. Gadis itu mengecup jari telunjuk Galang sekilas, membuat Galang lagi-lagi merona karena perlakuannya. "Mengapa kau merona?" Selidik Thea. Galang tersentak kemudian mengalihkan pandangan. "Aku tidak merona!!" Kilah Galang meneruskan kembali pekerjaannya. "Mengaku saja" goda Thea menyeringai geli sambil menyenggol perut Galang sekilas. Galang hanya mendengus. Thea tersenyum kemudian berjongkok untuk mengambil panci di rak bawah. Tiba-tiba seekor binatang merayap di lantai tak jauh dari tempat Thea berada, membuat gadis itu terdiam kaku, tak berkutik sama sekali. Thea mengerjapkan matanya kaget, namun binatang tersebut kembali merayap di depannya. "Whoaaaaaaa!! GALAAANGG!!" Teriak Thea refleks menutup kepala dengan kedua tangannya.
"Ada apa??" Tanya Galang kaget ia segera menghampiri Thea yang badannya sudah bergetar hebat. Ia menyentuh bahu Thea pelan dan dengan cepat gadis itu langsung memeluk lehernya erat membuat Galang terlonjak kaget. "Ada apa? Kenapa kau ketakutan?" Galang mengelus punggung Thea mencoba menenangkannya. "I,, itu" tunjuk Thea kearah rak bawah. "Apa? Ular? Tikus?" Tanya Galang bingung. Thea langsung menggeleng. "Bukan,, i,, itu.. KECOAAA!!" Teriak Thea langsung memejamkan matanya kembali sambil mengeratkan pelukannya, saat ia kembali membayangkan binatang mengerikan itu melintasinya membuat ia seketika bergedik. Galang terdiam. "Mana? Masa dirumah ayah ada kecoa?" Tanya Galang tak percaya. Ia melihat kebawah mencoba mencari makhluk itu. "Hei. Sepertinya binatang itu sudah pergi. Atau kau memang ingin memelukku sepanjang waktu dengan alasan binatang itu?" Goda Galang menyeringai. Thea seketika membuka mata, kemudian refleks melepaskan pelukannya dengan wajah merona. Galang hanya menahan senyum. "Tadi benar ko ada kecoa" ucap Thea sedikit takut. Galang menghela nafas. "Memangnya kau masih takut pada binatang itu?" Tanya Galang penasaran. "Kau membuatnya semakin parah, bodoh!! Gara-gara saat sekolah kau menjahiliku, aku semakin phobia pada binatang itu" ucap Thea berubah menjadi kesal. Galang tersenyum pahit. "Maafkan aku,, aku tidak tau kalau kau phobia kecoa" Galang menarik Thea ke dalam pelukannya, seketika kekesalan Thea menguap berganti dengan senyum hangat. "Kalau pelukan terus, kapan makanannya siap?" Ucap Sisi tiba-tiba. Ia mengambil minuman dari kulkas. Refleks Thea mendorong Galang kemudian meneruskan pekerjaannya kembali. Galang dan Sisi hanya mengulum senyum karena Thea yang salah tingkah.
Bersambung

YOU ARE READING
POP
FantasyOrang bilang, cinta dan benci itu perbedaannya tipis. Mungkin ini sebuah klise, namun ini benar-benar terjadi pada kehidupan mereka. Takdir mempertemukan mereka kembali setelah 10 tahun dipisahkan. Banyak kebencian disana. Namun perlahan cinta mulai...