Part 34

200 10 0
                                    

"Mau apa kita kesini?" Tanya Thea bingung sekaligus sedikit kesal karena mengingat peristiwa tadi. Mereka sedang berada disebuah butik. "Tentu saja membeli baju pengantin untukmu" ucap Galang datar, ia duduk di sofa menyandarkan tubuhnya kemudian menyilangkan kakinya. Thea berdecak kesal melihat hal itu. Tukang perintah, sok bossy, menyebalkan dan sangat pemaksa. Dua orang pelayan toko menghampiri keduanya. "Ada yang bisa kami bantu?" Tanya salah seorang karyawan bernama Lisa. "Aku ingin membeli gaun pengantin untuk calon istriku ini" ucap Galang langsung berdiri kemudian menarik bahu Thea ke dadanya, membuat Thea sedikit kaget. Jantungnya berdebar tiba-tiba. Lihat, apa ia bilang. Selalu saja reaksi sialan ini. "Apa kau bodoh?! Atau buta? Tanganku bahkan masih di gips. Apa kau tidak bisa menunggu sampai gipsku dilepas?" Ucap Thea sedikit kesal namun dengan wajah merona karena Galang yang tiba-tiba mengecupnya singkat di depan kedua orang karyawan butik. Galang mendekatkan wajahnya. "Aku tidak bisa menunggu lagi. Bahkan kalau bisa, aku ingin menikah denganmu sekarang juga" bisik Galang dengan nada parau. Membuat Thea meremang. Ia menyikut pelan perut Galang, membuat laki-laki itu refleks menjauhkan wajahnya. Kedua karyawan itu hanya mengulum senyum. "Tenang saja. Sepertinya ada beberapa model baju yang cocok untuk anda nona, mari ikut kami" Ucap gadis bernama Gissel. Galang melepaskan tangannya, kemudian Thea mengikuti kedua karyawan tersebut. Thea mencoba beberapa gaun, namun Galang terus saja menggelengkan kepala, membuat Thea sangat kesal. Apa laki-laki itu tak memikirkan kesehatannya? Tangan kirinya mulai sedikit sakit sekarang. Thea hanya bisa menggeram kesal.

Thea berkacak pinggang dengan tangan kanannya karena kesal. "Apa maumu, heh?! Apa kau mau mengerjaiku?!" ucap Thea sedikit berteriak. "Tentu saja tidak. Hanya saja belum ada yang pas dimataku" ucap Galang pelan, ia juga merasa sedikit bersalah. Namun mau bagaimana lagi, sudah tak ada waktu. Thea berdecak kesal. "Ini yang terakhir. Kalau kau tak suka. Aku akan pergi!!. Aku sudah tidak peduli lagi!!" Ucap Thea melangkah kesal. Galang hanya tersenyum melihat kelakuan gadis itu. Meski ia terlihat kesal dan kelelahan namun ia tetap menuruti apa kemauan Galang. Membuat hati laki-laki itu menghangat. Tak lama tirai dibuka. Galang tertegun, lebih tepatnya terpesona. Untuk beberapa saat ia sama sekali tak berkedip. Thea hanya bisa menunduk salah tingkah, melihat Galang menatapnya seperti itu. Rambut Thea di ikat keatas, menampilkan jenjang lehernya yang putih. Ia memakai gaun sutra dengan warna putih tulang, gaun tsb menjuntai satu meter kebelakang. Gaun tanpa lengan, sebatas dada, dengan ukuran yang membentuk lekuk tubuhnya, membuat Thea terlihat sangat cantik dan rrr, mempesona. "Ber,, berhenti menatapku seperti itu!! Hei!!" Ucap Thea gugup. Galang mengerjapkan matanya. "Meski ditangan kirimu dipasang gips, tapi itu sama sekali tak mengurangi kecantikanmu. Kau sangat cantik sayang, benar-benar cantik" ucap Galang dengan mata berbinar-binar membuat jantung Thea berdebar dan wajahnya semakin merona. "Aku ambil yang ini. Tolong bungkuskan" ucap Galang. "Eh, tunggu. Kita abadikan dulu" instrupsi Galang, ia mengambil smartphonenya kemudian mengambil gambar Thea yang sedang merona. "Lihat kemari sayang" ucap Galang dengan riang. Thea mengangkat wajah pelan kemudian tersenyum sekilas. "Kau sangat cantik" Galang tersenyum. Ia kemudian mengambil video Thea. "Apa yang kau lakukan?! Matikan!!" Ucap Thea mencoba meraih handphone Galang. Namun Galang terus menghindar. "Katakan kau mencintaiku" ucap Galang penuh harap. "Apa?! Tidak. Aku tidak mau" ucap Thea sedikit gugup. "Ayolah. Say it" Galang menyeringai. "In your dream!!" Ucap Thea langsung melangkah menuju tirai. Galang hanya bisa berdecak kesal.

Bersambung

POPWhere stories live. Discover now