Part 5

172 12 0
                                    

"Dasar laki-laki bodoh! Menyebalkan!!" Thea menghempaskan dirinya diatas ranjang. Dia lelah sekali, beradu mulut dengan lelaki tak tahu diri itu benar-benar menguras tenaga. Bagaimana tidak, urat-urat lehernya bahkan serasa akan putus saking kerasnya ia bersuara. Alhasil sekarang suaranya sedikit serak. Ia butuh air putih sekarang. Thea melangkah menuju dapur, kemudian mengambil air putih dan meminumnya. "Thea" Tepuk Digo seketika membuat Thea tersedak. Ia menoleh tajam sambil menghapus kasar air putih yang tersisa disudut bibirnya. "Selalu saja mengangetkanku" ucap Thea datar melangkah menuju sofa. Ia duduk kemudian menyalakan TV. "Tadi kau kemana? Bukannya menolongku, kau malah pergi dengan gadis itu" ucap Thea datar. Digo duduk disamping Thea kemudian tersenyum. "Eh, ngomong-ngomong siapa gadis yang bersamamu tadi? Tanya Thea baru menyadari kalau gadis itu adalah orang asing. Digo terlihat membenarkan letak kacamatanya. "Dia itu adik calon suamimu, sekaligus pacarku" Goda Digo sambik tersenyum manis. Seketika Thea merinding ngeri mendengar kata calon suami. Ia tidak pernah membayangkan sama sekali kalau akan menikah dengan laki-laki menyebalkan itu. Cukup 2 tahun dulu laki-laki itu membullynya, sekarang dia tidak akan tinggal diam. "Dia bukan calon suamiku" ucap Thea datar mengoreksi ucapan Digo. "Apa maksudmu?" Alis Digo mengkerut.

"Aku tidak mau menikah dengannya. Aku tidak akan pernah menikah dengannya. TITIK!" ucap Thea tegas. "Kau tau Digo, saat sekolah dulu ia selalu mengataiku buruk rupa dan kutu buku karena aku gemuk dan memakai kacamata. Aku membencinya!! Tapi sekarang aku tak akan tinggal diam!. Lagipula mengapa aku harus mengikuti semua kata ayah? Aku lelah Digo. Dia selalu saja mengaturku. Aku bukan bonekanya. Dan untuk keinginan ayah yang satu ini, aku tak bisa memenuhinya" ucap Thea kesal. "Loh ini kan bukan keinginan ayah" ucap Digo datar sekaligus agak kaget. Thea menoleh. "Apa maksudmu?" Tanya Thea bingung. "Memangnya ayah tidak cerita kalau ini permintaan ibu yang terakhir?" Tanya Digo polos. "APA?!" pekik Thea. Bagai petir di siang bolong mendengar berita ini, ia kaget setengah mati. "A,, apa, apa maksudmu Digo? BICARA YANG JELAS!!" teriak Thea tak percaya. "Ayah dan ibu, mereka bersahabat dengan keluarga Harun. Mereka yang telah menolong usaha orang tua kita disaat terpuruk. Karena itu, ibu berpesan untuk menjodohkanmu dengan Galang" ucap Digo tenang. Ia membenarkan kembali letak kacamatanya. Thea membuka mulutnya, kemudian mengatupkannya kembali. Bingung harus berkata apa. "Ayah, ayah dan Ibu Galang juga menyetujuinya" lanjut Digo. "Jadi aku,, aku dijadikan sebagai tanda balas jasa atas kebaikan mereka? Kenapa bukan kau saja? Kenapa harus aku? KENAPA SELALU AKU??!" Tanya Thea dengan nada bergetar. Digo mengangkat bahu. "Jangan berpikiran begitu. Ibu selalu tau apa yang terbaik untukmu, anak perempuan kesayangannya" ucap Digo menyentuh bahu Thea. Membuat Thea terisak karena ia tahu apa yang Digo katakan benar, dan sekarang ia sangat merindukan ibunya.

Bersambung

POPWhere stories live. Discover now