Tawa Nayla terdengar. "Santai saja. Anggap aku tak ada disini. Silahkan lanjutkan" Goda Nayla lagi. "Nayla!" Pekik Thea gugup. Nayla hanya terkekeh geli, Galang malah dengan sengaja menyentuh paha Thea yang sedikit terekspos. "Singkirkan tanganmu!" Delik Thea tajam meski jantungnya semakin berdebar. Refleks Galang langsung melepasnya sambil menyeringai geli. Ya Tuhan. Laki-laki ini semakin tampan saja. Thea mengalihkan pandangannya. "Kak Thea" sapa seseorang tiba-tiba. Thea menoleh. Matanya membesar kaget. "Jordan?" Pekik Thea kaget. Satu nama dan membuat Nayla menegang. Thea berdiri kemudian memeluk Jordan dengan tangan kanannya. "Tolong, siapapun kau, jangan memeluk calon istriku terlalu lama" ucap Galang mengintimidasi. Membuat Thea refleks melepaskan pelukannya. Ya Tuhan, pria ini pencemburu sekali, tapi entah mengapa ia malah menyukainya sekarang. "Galang dia sepupuku. Jordan kenalkan ini Galang, calon suamiku. Dan ini Nayla, temanku" Jordan menyalami Galang. Ia menoleh kemudian membeku seketika. "Na-Nayla?" Tanya Jordan tak percaya. Nayla tersenyum pahit. Apa artinya itu? Batin Thea curiga. "Hai" hanya satu kata yang berhasil keluar disela2 jantungnya yang berdebar. Galathe duduk kemudian memeperhatikan keduanya. Galang sudah tahu siapa laki-laki ini saat ia menyadari wajah Nayla yang memucat. "Hm, apa kabar?" Tanya Jordan dan Nayla bersamaan. Galathe terkekeh geli, melihat keduanya yang salah tingkah. "Aku ingin bicara sesuatu padamu" Jordan menggenggam tangan Nayla penuh dengan keyakinan. Nayla hanya mengangguk pelan, mencoba memberi kesempatan pada laki-laki didepannya.
Jordan menggenggam tangan Nayla, dengan pandangan dalam dan penuh kerinduan. Membuat Nayla sedikit merona dibuatnya. Jordan mendesah pelan, terpancar kelelahan dari wajahnya. "Aku merindukanmu, benar-benar merindukanmu.." ucap Jordan tulus. Nayla hanya terdiam, memandangnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. "Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf. Kau tahu sendiri aku bagaimana.. Aku belum bisa berkomitmen dan terikat. Aku frustasi" ucap Jordan mengusap kasar wajahnya. Thea hanya terdiam menyaksikan pemandangan didepannya. Ia tak tahu kalau Nayla pernah ada hubungan dengan sepupunya. Bukankah sebelum dengan Thea, Galang berpacaran dengan Nayla, lalu kapan mereka berhubungan?. Batin Thea bingung. Wajahnya merona karena perlakuan Galang di sela-sela lamunannya. Sesekali laki-laki itu mencium pipi Thea kemudian turun ke lehernya yang jenjang kemudian kembali ke pipinya. Laki-laki ini. Astaga. "Hentikan Galang" Suara Thea bergetar menahan gejolak yang mulai mendera. Jantungnya semakin menggila sekarang. Galang hanya bisa merengut kemudian menjauhkan wajahnya dari leher Thea. Galathe kembali fokus ke pemandangan didepannya. Meski Thea masih mencoba mengatur nafasnya yang mulai terasa sesak. "Tapi saat kau pergi, aku benar-benar kehilangan arah. Aku baru sadar kau segalanya bagiku. Aku tidak bisa hidup tanpamu Nay.." ucap Jordan pelan, tatapan matanya memperlihatkan putus asa yang mendalam. Wajah Nayla berubah sendu. Ia bisa merasakan kesakitan yang pria ini rasakan, karena ia juga merasakan hal yang sama. Ia juga lelah dengan semua ini, ia ingin bahagia bersama pria ini, namun bagaimana. Pria ini bahkan tak memiliki kata serius untuk sebuah hubungan. "Aku mohon, jangan pergi lagi.." ucap Jordan terisak pelan. Nayla tertegun. Ia ingin menyentuh bahu pria itu, mencoba memberi kekuatan namun yg ada ia malah terdiam mematung. Jordan tiba-tiba berlutut, masih menggenggam tangan Nayla. Nayla menutup mulut kaget, sedangkan Thea hanya menganga melihat pemandangan di depannya.
Bersambung
YOU ARE READING
POP
FantasyOrang bilang, cinta dan benci itu perbedaannya tipis. Mungkin ini sebuah klise, namun ini benar-benar terjadi pada kehidupan mereka. Takdir mempertemukan mereka kembali setelah 10 tahun dipisahkan. Banyak kebencian disana. Namun perlahan cinta mulai...