Thea menoleh dengan ekspresi kaget. Ia menyipitkan matanya, mencoba melihat dengan lebih jelas. Sosok itu seperti kekasihnya, ia sedang merangkul sosok wanita berambut panjang. Ia perlahan melangkah mendekati sosok tsb, namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya. "Itik!! Ayo cepat" ucap Galang menarik tubuh Thea keluar dari butik tsb. "Eh,, tung,, tunggu" Thea menoleh kebelakang namun sosok itu sudah menghilang. Thea mengerutkan keningnya bingung. Mungkin ia memang salah lihat. "Mau kemana sekarang?" Tanya Thea saat melihat Galang naik ke motornya dan mulai mengenakan jaket tebal yang baru saja ia beli. Galang mengangkat bahu. "Ayah menyuruhku mengajakmu jalan-jalan" ucap Galang datar. Thea yang mendengarnya hanya cemburut. Mengapa laki-laki ini terkesan tak ikhlas? Batin Thea. "Baiklah" ucap Thea terlihat berpikir. "Hm,, bagaimana kalau kita pergi ice skating?" Usul Thea dengan mata berbinar-binar. Ia memang sudah lama tak bermain ice skating. Galang mendengus. "Terserah" ucap Galang tak peduli. Thea mengangguk kemudian naik ke motor Galang. Dengan segera ia menjalankan motornya ke tempat ice skating. Sesampainya disana, Galang hanya duduk disalah satu kursi sementara Thea sudah meluncur dengan semangat. Thea menoleh, ia mengerutkan kening saat menyadari yg dilakukan Galang hanya duduk. Ia menghampiri Galang. "Hei! Otak tumpul!! Ayo cepat turun!!" Ucap Thea sedikit kesal. Meski ia membenci laki-laki ini, tapi ia tak ingin melihat laki-laki ini hanya duduk berdiam diri. Galang menoleh dengan tatapan tidak peduli. "Aku tidak bisa bermain" ucap Galang datar. Mendengar hal itu, Thea terdiam. Seketika tawanya terdengar. Galang hanya memutar bolanya matanya malas kemudian mendengus kesal.
"Hahaha. Maaf. Aku tidak menyangka laki-laki seperti mu, tidak bisa bermain ice skating" ucap Thea menyeka air mata yang keluar karena saking lucunya. Galang menaikan sebelah alisnya. "Laki-laki sepertiku?" Tanya Galang mengulang kata-kata Thea. "He-eh. laki-laki kaya sepertimu, aku kira mereka pasti selalu bisa melakukan segala hal" ucap Thea mengangkat bahu. "Aku tetap seorang manusia" ucap Galang sedikit kesal. Thea terdiam kemudian ia berdehem. "Baiklah. Kau memang otak tumpul!! Cepat pakai sepatumu!!. Aku akan mengajarimu bermain ice skating" ucap Thea mulai meluncur kembali. Galang tertegun dengan kata-kata Thea. Ia memperhatikan gadis itu yang meluncur kesana kemari. Sesekali gadis itu tersenyum bahagia. Melihat itu, entah mengapa bibir Galang ikut tersenyum meski hanya sedikit. "Hei. Otak tumpul!! Cepatlah!!" Ucap Thea sedikit berteriak membuat Galang tersadar dari lamunannya. Galang mendengus kesal, namun ia tetap saja mengganti sepatunya. Ia melangkahkan kakinya masuk. Dengan tangan yang terus memegang pinggiran, ia mulai melangkah perlahan. Thea yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas. Seketika ia menarik tangan Galang agar mengikutinya. "Eh, tunggu, tunggu" ucap Galang panik. Thea melepaskan tangannya dan otomatis Galang meluncur ke depan. "Whoaa,, whoaa,, Theaa,, THEAA!!" Teriak Galang panik karena dia terus meluncur. Ia mencoba menyeimbangkan badannya, namun badannya terus membungkuk ke depan dan ke belakang. Melihat hal itu, Thea hanya tersenyum. Ia sama sekali tak menyadari, untuk pertama kalinya Galang menyebut namanya.
Bersambung

YOU ARE READING
POP
FantasiaOrang bilang, cinta dan benci itu perbedaannya tipis. Mungkin ini sebuah klise, namun ini benar-benar terjadi pada kehidupan mereka. Takdir mempertemukan mereka kembali setelah 10 tahun dipisahkan. Banyak kebencian disana. Namun perlahan cinta mulai...