Part 28

183 13 0
                                    

Thea mencengkram kemudi dengan tangan kanannya. Ia menurunkan kaca mobil dengan tangan kirinya. Senyum Galang sedikit mengembang melihat itu. "Minggir" ucap Thea dingin. Galang terdiam kaku. Thea menoleh dengan wajah penuh amarah dan lirikan mata yang sangat tajam. Gadis itu tak pernah terlihat semarah itu. Galang tertegun. Kemana gadisnya yang selalu tersipu malu. Ya ampun, ia sudah membuat gadis ini benar-benar marah. "AKU BILANG MINGGIR!!" Bentak Thea membuat Galang mematung. Melihat itu Thea langsung menancap gas. "Eh" Galang tersadar kemudian mengerjapkan matanya. The mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia benar-benar tak menyangka laki-laki itu bisa melakukannya. Padahal hari pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi. Thea mencengkram kemudinya, merasakan rasa sakit dalam dada, hingga membuat dadanya sangat sesak. "Aku sangat mencintainya, Tuhan.." lirih Thea dengan nada penuh kesakitan. Air matanya menetes. "Tapi kenapa dia malah menyakitiku?" Thea terisak. Ia memejamkan mata, mencoba menahan rasa sakit. Air matanya kembali menetes. Saat ia membuka mata, tiba-tiba sebuah Truk besar melintas didepannya. "Shit!" Thea mengumpat pelan. Refleks ia membanting stir kearah kiri. Mobilnya berdecit sangat keras, kejadiannya sangat cepat dan Thea baru menyadari mobilnya sudah menabrak pembatas jalan. Pelipis kirinya terbentur kaca jendela dengan keras hingga darah segar mengalir dari pelipisnya. Thea mengelus pelan pelipisnya yang terasa begitu sakit, hingga rasanya mau pecah. Pandangan matanya mulai mengabur dan akhirnya satu nama itu keluar dari mulutnya dengan suara parau sebelum kesadarannya benar-benar hilang. "Galang".

Galang yang mengikuti Thea dari belakang, terlonjak kaget saat melihat mobil tunangannya menabrak pembatas jalan dengan keras. Ia keluar dari mobil dengan terburu-buru. Jantungnya serasa akan copot. Ia tak mau kehilangan gadis itu. Ia berlari kearah kiri, kemudian mengetuk kaca mobilnya berkali-kali. "Thea bangun!! Hei!!" Terlihat Thea sudah tak sadarkan diri, darah terlihat mengalir dari pelipisnya. Nafas Galang tercekat. Tidak. Tidak. "Theaaa!!" Teriak Galang. Namun sepertinya gadis itu benar-benar sudah tak sadarkan diri. Ia berlari kearah mobilnya, mengambil kunci inggris, kemudian berlari ke arah kanan mobil Thea. Dengan sekuat tenaga ia memecahkan kaca mobil Thea dan dalam sekali hentakan kaca jendela itu pecah berserakan. Galang langsung membuka pintunya. Ia merangkak masuk, membuka pintu pengemudi. Ia keluar dan segera berlari memutar. "Thea,, sayang, bangun" Galang memegang pipi Thea pelan. Matanya sudah berkaca-kaca. "Maaf. Maafkan aku" Galang membuka seat belt Thea kemudian mengangkat tubuhnya menuju mobil Galang. Wajahnya terlihat panik dan sangat khawatir. Ia sesekali menunduk untuk melihat wajah Thea. Dengan cepat ia mendudukan Thea yang sudah tak sadarkan diri. Menutup pintu kemudian segera berlari kearah kemudi. Peluh sudah membanjiri wajahnya. "Kau bertahanlah. Aku tau kau gadis yang kuat. Jangan tinggalkan aku.. jangan pernah" ucap Galang dengan nada bergetar. Ia segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Senyum yang selalu mengisi hari-harinya sekarang meredup. Mata yang selalu melihat kearahnya sekarang menutup. Galang mencengkram kemudinya, menahan sakit.

Bersambung

POPWhere stories live. Discover now