"Tristan" ucap Thea lembut. "Kau datang juga akhirnya" ucap Thea tersenyum. Tristan hanya bergumam. "Ada apa denganmu?" Selidik Thea saat wajah Tristan berubah masam. "Kau sepertinya menikmati ciuman dengan laki-laki itu" ucap Tristan dingin. Ia cemburu melihat kekasihnya dicium laki-laki lain. Thea tersentak. "Hm,, kau melihatnya?" Tanya Thea ragu. Wajah Thea memanas. Tristan kembali bergumam. "Itu,, itu hanya pura-pura Tristan. Aku tak mau kalau ayah sampai marah padaku" ucap Thea sedikit bingung. "Ya, sudahlah. Tidak perlu dibahas" ucap Tristan tak peduli, ia mengambil minuman yang tak jauh dari tempatnya berdiri. "Hei. Jangan marah" ucap Thea sedikit manja, ia melingkarkan kedua tangannya ke tangan kiri Tristan. Tristan hanya terdiam. Thea mendekatkan wajah ingin mencium pipi Tristan, namun gerakannya terhenti karena tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya. Thea menoleh. "Sedang apa kau disini?!" Tanya Galang dengan nada sedikit tinggi. "Aku sedang mengobrol tentu saja. Apalagi?" Tanya Thea datar. Galang mendengus. "Ikut aku!" Ucap Galang menarik tangan Thea kasar. Tristan hanya mendengus. "Lepaskan Galang, sakit" ucap Thea meringis. Galang menarik Thea menjauh dari para tamu. "Apa yang kau lakukan?!" Tanya Galang dengan nada marah membuat Thea tersentak.
"Apa maksudmu?" Tanya Thea tak mengerti. "Ini acara pertunangan kita. Dan kau malah mengobrol dengan laki-laki lain. Apa kata orang-orang kalau meraka sampai melihatmu?!" ucap Galang sedikit berteriak. "Laki-laki itu kekasihku" ucap Thea datar masih mengelus pergelangan tangannya. "Aku tidak peduli!! Kau seharusnya tak mengobrol dengannya sampai begitu mesra!!" Ucap Galang masih dengan nada sedikit tinggi. "Ada apa denganmu? Kau saja tadi mengobrol dengan Nayla, aku tidak melarangmu kan" ucap Thea heran. Galang tertegun. "Aku tau ini pertunangan kita, kau tidak perlu mengingatkanku" ucap Thea datar. Galang menghela nafas, mencoba meredakan amarah dalam dada. "Maafkan aku.. Aku hanya minta untuk hari ini saja, kau berpura-pura mencintaiku" ucap Galang lebih tenang. Thea terdiam. Ia memperhatikan wajah Galang dengan sesama. "Berpura-pura ya?" Ucap Thea terlihat berpikir. Tak lama ia menghembuskan nafas mencoba menenangkan jantungnya yang tiba-tiba berdebar kembali. "Baiklah" ucap Thea pelan. Ia menoleh kearah Galang sambil tersenyum hangat membuat Galang terkesima. Thea melangkah pergi meninggalkan Galang yang masih terdiam. Ia menyentuh dada kirinya, yang sejak tadi berdebar-debar karena senyuman gadis itu. "Aku rasa, aku jatuh cinta padanya" ucap Galang masih tak percaya dengan kata-katanya sendiri. "Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Galang pada dirinya sendiri. Ia memperhatikan Thea yang terus melangkah. Jantungnya terus berdebar dua kali lebih cepat. Thea menoleh dan membuat Galang terlonjak kaget. Thea kembali mengampiri Galang. Kemudian menautkan jari-jari tangan mereka. "Ayo" Ucap Thea tersenyum manis membuat dada Galang sesak. Ia menarik Galang melangkah kembali menuju para tamu.
Bersambung
YOU ARE READING
POP
FantasyOrang bilang, cinta dan benci itu perbedaannya tipis. Mungkin ini sebuah klise, namun ini benar-benar terjadi pada kehidupan mereka. Takdir mempertemukan mereka kembali setelah 10 tahun dipisahkan. Banyak kebencian disana. Namun perlahan cinta mulai...