Bisma hanya diam dan berjalan cepat ke arah kamar tamu yang aku tempati.Kemudian, ia mendudukkanku di tepi tempat tidur. Ia membenarkan posisinya berdiri kemudian beralih ke sebuah almari kecil yang masih berada di dalam kamar itu.
"Biar ku lihat lukamu"dia merebut kembali tangan kiriku dan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan
***
Aku membeku menerima perlakuan Bisma yang tak seperti biasanya. Aku menatap matanya yang masih terfokus pada jari telunjukku yang terluka.
"Aww.."pekikku saat merasakan lukaku terkena alkohol
"Maaf. Aku akan lebih hati-hati"ujar Bisma
Getaran itu kembali muncul. Dan kedua sudut bibirku terangkat membentuk sebuah senyum. Hatiku selalu terasa nyaman saat ada di dekatnya.
Aku mengejapkan mataku berkali-kali setelah kepergok oleh Bisma.
Tunggu! Kenapa dia menatapku seperti itu? Menatap tajam tepat di mataku, membuatku sulit untuk mengalihkan pandanganku.
"Ada apa?"bingungku
"Kenapa bisa sampai luka?"tanyanya dengan nada dingin
"Kau tidak lihat, aku baru saja terkena pisau"kesalku
Kenapa dia masih bertanya? Ku kira dia sudah tau penyebabnya."Kenapa bisa sampai kena pisau? Apa saja yang kamu lakukan selama aku tidak ada?"tanyanya tajam
Aku berdecak kesal. Dia terlalu berlebihan.
"Aku cuma mau masak, dan tiba-tiba tanganku terkena pisau. Itu saja"balasku
"Jangan pernah masak lagi!"
Aku menganga mendengar ucapan tegas pria itu.
"Ke..kenapa?"bingungku
"Kau bisa luka kapan saja karena pisau. Aku tidak suka melihatmu terluka"balasnya santai
"Ayolah, ini hanya kecelakaan kecil"rengekku
Bisma diam dan mengalihkan pandangannya. Tangannya sibuk merapikan kotak P3K yang tadi ia gunakan untuk mengobatiku kemudian mengembalikannya ke tempatnya.
"Bis"panggilku
Dia tak menyahutiku dan memilih keluar dari kamar. Dengan langkah malas, aku mengikutinya, khawatir jika ia akan melakukan hal bodoh yang tak terduga.
Aku duduk di sebuah bangku di dapur sembari terus menatapnya yang menghampiri seorang pelayan yang tengah memasak.
"Apa kau yang telah membiarkannya terluka?"tanya Bisma dingin
Pelayan itu nampak bingung. Sesekali ia melirikku dengan tatapan was-was.
"Mak..maksud tuan?"tanyanya gugup
"Apa kau yang sudah membiarkannya memegang pisau sehingga tangannya terluka?"bentak Bisma
Aku terpenjat mendengar bentakan Bisma pada pelayan itu. Ku lihat tangan pelayan itu bergetar dan aku yakin jika ia tengah menahan takut akibat bentakan Bisma.
"Jawab!"
Lagi, Bisma kembali membentak pelayan yang kini wajahnya terlihat pucat pasi itu.Aku berjalan mendekat meski sedikit ragu. Aku menyentuh lengan kiri Bisma dengan tangan kananku.
"Bis.."panggilku
Bisma enggan menatapku. Tatapan tajamnya masih terarah pada pelayan di hadapannya.
"Bisma"
Kali ini aku memanggilnya dengan suara yang lebih keras.
Akhirnya, pria itu menatapku. Masih dengan mata merah menyala menahan amarah.
![](https://img.wattpad.com/cover/118841748-288-k981353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
ChickLit#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...