Makan malam?
Tiba-tiba aku teringat kejadian sekitar 9 bulan yang lalu.
Apalagi setelah melihat siapa saja yang kini telah duduk mengitari meja persegi panjang di hadapanku.
"Mawar sayang"ujar seorang wanita paruh baya memelukku
"Maaf tante, tante kok ada disini?"tanyaku gugup
Pasalnya, wanita itu adalah tante Kamila. Ibu dari Bisma. Apa yang akan orang tuaku bicarakan dengan kedua orang tua Bisma? Kenapa aku turut diajak kesini? Apakah ini ada kaitannya dengan hubunganku dan Bisma dua bulan belakangan?
"Em...lebih baik kamu duduk dulu ya sayang"
Aku mengangguk kemudian duduk di samping tante Kamila.
"Mawar, sebelumnya perkenalkan, ini adik om, namanya Rahman"ujar om Rio memperkenalkan pria yang duduk di sebelah kirinya.
"Mawar, om"
"Rahman"Aku dan om Rahman bersalaman. Beliau nampak ramah, seperti om Rio dan tante Kamila.
Tunggu dulu! Wajahnya mengingatkanku pada seseorang.
Bukankah dia mirip dengan......
"Selamat malam, maaf terlambat"
Aku bergegas mengalihkan pandanganku ke arah sumber suara. Ku rasa suara itu begitu familiyar.
"Kak Brian?"kagetku
Kak Brian tersenyum kemudian menyalami satu persatu orang di meja kami. Setelah itu, dia duduk di samping om Rahman.Ya. Aku rasa mereka sangat mirip. Apakah om Rahman ayah kak Brian?
Tunggu!
Ini bukan saatnya memikirkan hal itu. Yang jadi masalah adalah, apa yang akan dibicarakan malam ini, dan kenapa aku diikut sertakan.
"Bu, ini ada apa sih? Bukan soal Mawar dan Bisma lagi kan? Mawar capek bu"bisikku
"Sudah kamu diam dulu saja"balas ibu"Begini, sebelumnya saya sekeluarga, terutama mewakili Bisma, ingin meminta maaf pada keluarga Kusuma atas apa yang anak kami lakukan"ucap om Rio
"Terutama pada kamu Mawar"lanjut beliau
Aku mengangguk. Mungkin karena tak tau lagi apa yang harus aku lakukan.
"Om nggak perlu minta maaf, apalagi sampai membawa nama keluarga. Apa yang terjadi antara Mawar dan Bisma, itu hanya masalah personal antara kami saja kok"balasku
"Tidak, Mawar. Hubungan kalian awalnya dilandasi perjodohan keluarga. Jadi sudah sepantasnya om minta maaf"om Rio
"Iya sayang. Tante juga sangat merasa bersalah setelah mengetahui bahwa Bisma menyakiti kamu. Tante sayang sekali sama kamu"sambung tante Kamila"Ini bukan salah keluarga Renandi. Mungkin masalah ini terjadi karena kita kurang mempersiapkannya dari awal sehingga anak-anak kita belum siap menerima perjodohan ini"ayah
"Jadi, apakah Mawar masih mau melanjutkan perjodohan dengan Bisma?"tanya ayah
Aku diam. Aku tak tau harus menjawab apa. Aku sangat mencintainya. Bahkan aku tak pernah berpikir jika suatu hari akan kehilangannya. Tapi....kekecewaanku, rasanya cukup sebanding dengan rasa cintaku.
"Tidak. Kami punya usul lain. Perjanjian keluarga adalah menjodohkan keturunan Renandi dengan Kusuma, bukan? Dan di keluarga Renandi, masih ada satu anak laki-laki lagi"om Rio
Tatapanku beralih pada kak Brian. Apa yang om Rio maksud adalah kak Brian? Lalu apa maksud ucapan beliau tadi?
"Mawar, saya rasa saya mencintai kamu. Dari awal saat saya masih menjadi dosen kamu, dan sampai saat ini saya masih menyimpannya. Jadi, saya menerima perjodohan ini"ujar kak Brian
Perjodohan? Apakah ini lucu? Setelah dua bulan berpisah dengan Bisma, kini keluarganya kembali menjodohkanku dengan sepupunya?
Dan....cinta? Kak Brian mencintaiku? Oh...aku sangat menyesalinya. Kenapa baru sekarang? Kenapa setelah Bisma menghancurkan hatiku hingga tak bersisa? Andaikan itu dulu, sebelum aku bertemu dengan Bisma mungkin saat ini aku akan merasa sangat bahagia.
"Jadi intinya kami ingin melanjutkan pertunangan ini, bukan antara Mawar dan Bisma, tapi Mawar dan Brian. Apakah kalian menyetujuinya?"om Rio
"Entahlah. Menurut ku Mawar masih harus menata hatinya kembali"ayah
"Kami tak menyalahkan keluarga Renandi atas masalah itu. Tapi kami rasa Mawar masih butuh waktu"lanjut beliau
Aku menatap ayahku. Baru kali ini aku merasa ayah sangat mempertimbangkan perasaanku.
"Kami mengerti. Kami juga tak akan memaksa agar kalian menerima usulan ini. Dan kalaupun kalian menerima, kami akan tetap memberi waktu pada Mawar untuk lebih mempersiapkan diri. Kami juga tidak mau, jika sampai ada yang menjadi korban lagi"om Rahman
"Itu benar. Kami hanya ingin mencari jalan lain agar perjodohan keturunan Renandi dan Kusuma tidak gagal. Dan lagi, tante terlanjur sayang sama kamu, Mawar. Tante ingin sekali kamu menjadi anak tante, bagian dari keluarga Renandi"sambung tante Kamila menatapku dalam
Aku selalu luluh dengan tatapan penuh kasih wanita paruh baya itu. Aku dapat melihat dengan jelas, ketulusan akan kasih yang ia berikan padaku. Tapi....untuk dapat bersama dengan Brian, ku rasa itu tidaklah mudah.
Bahkan luka goresanpun akan meninggalkan bekas cukup lama. Bagaimana dengan sayatan yang sangat dalam di hatiku?
"Kamu bebas menentukan pilihanmu Mawar! Kamu punya hak. Menerima atau menolak, itu semua hak kamu"
Aku bergegas mengalihkan pandangaku pada kak Elang. Dia terlihat serius dengan kata-katanya. Dia seakan tak ingin aku jatuh ke lubang yang sama. Dia memang kakakku yang luar biasa.
"Mawar..Mawar minta maaf om, tante"ujarku
Semua menatapku. Menantikan aku melanjutkan ucapanku."Mawar rasa, Mawar belum siap dengan perjodohan ini. Seperti yang ayah katakan, Mawar butuh waktu. Dan Mawar rasa, waktu yang Mawar butuhkan tidak akan sebentar"lanjutku
"Aku bisa menunggumu. Aku akan menunggumu jika kau mau memberiku kesempatan Mawar"balas kak Brian mantab
"Ya Mawar. Kami bisa menunggumu selama yang kau mau. Tapi... apakah ada kesempatan untuk Brian?"om Rahman
Aku berpikir keras dengan otak mungilku. Ini terlalu sulit. Di satu sisi, aku tau, kak Brian adalah laki-laki yang baik. Tak pernah ada gosip buruk tentangnya sejak ia masih menjadi dosenku. Selama Bisma pergi, dia juga selalu menjagaku. Dan tak seperti Bisma, ia mengungkapkan perasaan cintanya padaku.
Apakah aku terlalu jahat bila menutup kesempatan untuknya?
Aku menatap kak Elang, seakan meminta saran darinya. Karena ku pikir, disini dialah yang paling mengerti dan mau memikirkan perasaanku.
Dia membalas tatapanku dengan senyuman. Detik berikutnya, ia angkat bicara.
"Kamu yang lebih tau, bagaimana dan dengan siapa kamu akan bahagia"Aku mengangguk. Baiklah. Kini aku telah mendapatkan jawabannya. Semoga kali ini aku tak salah mengambil langkah.
"Aku akan mencoba membuka hatiku untuk kak Brian. Tapi, untuk kali ini, aku ingin menjalani hubungan bukan karena perjodohan. Biarkan semua berjalan secara alami"ujarku
Semua nampak tersenyum mendengar jawabanku.
"Iya sayang. Kami tidak akan membebankan perjodohan ini pada kalian. Kalian bebas menentukan jalan kalian sendiri"tante Kamila sembari memelukku erat
Aku membalas pelukan tante Kamila. Ekor mataku menangkap senyuman dari bibir tipis kak Brian. Senyuman yang sangat tulus.
Ku harap ini adalah jalan terbaik yang akan mengantarku menggapai kebahagiaan. Meski ku akui, sosok Bisma masih mengisi seluruh relung hatiku, tapi aku yakin, suatu hari nanti kak Brian akan mampu menggantikannya. Menyusun kembali puing-puing hatiku yang hancur karena Bisma.
***
Bersambung...
Maaf pendek..
No silent reader okay?😊 jangan lupa beri vommentnya 🌟
Dan jangan lupa read dan vomment juga "Tetesan Tangis Rindu" dan "Histoire D'Amour" ya 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
Chick-Lit#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...