***
Aku nggak punya alasan buat kesel sama dia sampai kayak gini. Soal perjodohan itupun, aku yakin dia tak mengerti apapun.
Aku rasa dia benar, dia berusaha baik padaku. Dia mau mengantar jemputku meski aku yakin pekerjaannya di kantor menumpuk. Dia juga sama sekali tak memarahiku setelah aku membanting pintu mobil mewahnya dua kali. Padahal aku yakin dia sangat menjaga mobilnya itu. Dia juga sabar menghadapiku yang selalu kasar padanya. Cara bicaranya pun sopan padaku. Padahal dia seorang CEO terhormat sementara aku hanya mahasiswi biasa.
***
Cukup lama terdiam, ternyata mobil Bisma sudah berhenti di halaman rumahku. Aku segera tersadar dari lamunanku.
Detik berikutnya, aku turun dari mobil, diikuti oleh Bisma. Bisma mengikuti langkahku hingga masuk rumah. Ia duduk di ruang tamu, bahkan sebelum aku mempersilahkannya.
"Loe...eh..kamu mau minum apa?"tanyaku kaku
"Nggak usah. Aku nggak akan lama kok"BismaIbu muncul dari pintu penghubung antara ruang tamu dan ruang makan. Wajah beliau nampak ceria menyambut kedatangan ku dan Bisma.
"Eh nak Bisma..."ucap ibuku ramah
Bisma bangkit berdiri kemudian menyalami ibuku.Ibu menarikku untuk duduk di sampingnya, tepat di hadapan Bisma. Akupun menurut.
"Mau minum apa?"tanya ibuku pada Bisma
"Saya kesini cuma mau mengantar Mawar aja tante. Saya harus kembali ke kantor. Jadi lebih baik tidak usah repot-repot"jawab Bisma sopanEntahlah. Semenjak ucapannya tadi, segala kesan burukku tentangnya hilang. Aku mulai belajar melihat sisi baik yang ada pada pria itu. Bagaimanapun dia sudah berusaha. Jadi apa salahnya jika aku menghargainya?
"Nggak istirahat disini dulu?"tanya ibu
Bisma menggeleng.
"Maaf tante, tapi kerjaan di kantor masih banyak. Masih mau nyiapin bahan meeting besok pagi juga"Bisma
Aku manggut-manggut mendengar penjelasan Bisma.
"Eh! Em..kalo kamu besok pagi ada meeting nggak usah jemput aku"ujarku tiba-tibaBisma menoleh ke arahku kemudian tersenyum.
"Nggak papa. Masih sempat kok kalau cuma nganter ke kampus doang"BismaAku menggeleng cepat. Aduh!! Dia tidak tau saja jika aku suka ngaret. Aku nggak mau meetingnya gagal cuma gara-gara aku. Yang ada nanti dia ngomel-ngomel lagi.
"Eng..bukan gitu. Masalahnya aku nggak bisa berangkat pagi. Aku pasti ngaret"ujarku jujur
Bisma terkekeh kecil, begitupun ibu.
"Iya nak Bisma, Mawar ini kalau pagi susah di bangunin. Dan kalau ngapa-ngapain lelet banget. Benar kata Mawar, mending besok nak Bisma langsung ke kantor aja. Jangan sampai meeting nak Bisma keganggu cuma karena Mawar"sambung ibukuHufftt..entah kenapa aku jadi kesal. Kenapa ibu harus menjelek-jelekkanku di depan Bisma sih?
Lagi, Bisma tersenyum. Ekspresinya masih sama seperti beberapa waktu lalu.
"Kamu taruh aja HP kamu di nakas. Besok pagi aku telfon buat bangunin kamu"Bisma
"Eh!! Emang kamu punya nomorku?"kagetkuTentu saja. Aku tidak pernah merasa memberi taunya nomor hand phone ku.
Bisma mengangguk sebagai jawaban pertanyaanku. Aku menyeritkan alisku, menatapnya bingung."Ibu yang kasih nomor kamu, Mawar. Biar kalian lebih mudah berkomunikasi"sambung ibu
Aku berpikir sejenak."Em...okay deh. Tapi kalau besok aku nggak bisa bangun di tinggal aja ya! Aku nggak mau bikin masalah di kerjaan kamu"ucapku
Bisma mengangguk."Em...yaudah tante Bisma pamit dulu ya. Masih mau ke kantor soalnya"pamit Bisma pada ibuku
Ibu mengangguk."Iya nak. Hati-hati ya! Makasih udah nganterin anak tante dengan selamat"balas ibu sembari bersalaman dengan Bisma
![](https://img.wattpad.com/cover/118841748-288-k981353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
ChickLit#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...