Chapter 8

8.5K 342 3
                                    

***

"Tentu saja, ma. Aku tidak akan mengecewakan kalian"

Entahlah. Hatiku tiba-tiba terasa hangat. Kalimat yang Bisma ucapkan seakan meyakinkanku jika ia akan selalu disisiku selamanya.

***

Acara makan malam telah usai. Ku rasakan hand phoneku bergetar. Akupun segera mengecek sebuah pesan yang masuk dan membacanya.

'Ikutlah denganku. Aku akan menunjukkan hadiahku'

Aku tersenyum setelah membaca pesan singkat dari Bisma itu. Benar-benar singkat. Namun cukup untuk membuat hatiku berdetak lebih cepat.

Aku melirik ke arah Bisma. Tapi dia nampak biasa saja. Ia mengambil segelas air putih kemudian meminumnya. Sesaat setelah itu, suaranya mulai terdengar.

"Saya ingin meminta izin untuk membawa Mawar sebentar, apakah boleh?"tanya Bisma sembari menghadap ke arah ayah

"Silahkan saja. Tapi jangan pulang terlalu malam. Karena besok Mawar harus kuliah"balas ayahku sembari tersenyum ramah

Bisma mengucapkan terima kasih kemudian menarikku untuk berdiri dan berjalan dengannya ke arah parkiran.

'Blam'

Aku menutup pintu mobil Bisma perlahan, kemudian mengalihkan pandanganku ke kanan, menatap Bisma.

"Kita mau kemana?"tanyaku
"Memperlihatkan hadiahku"balas Bisma santai
Setelah mengucapkan itu, Bisma segera menjalankan mobilnya. Aku hanya diam dan menunggu kemana ia akan membawaku.

Bisma memberhentikan mobilnya di sebuah restoran out door yang menurutku...romantis.

"Tapi kita baru saja selesai makan"bingungku
"Memang restoran hanya bisa untuk makan saja? Ayo turun!"titahnya
Aku keluar dari mobil dan mengikuti langkahnya.

Pandanganku menyapu ke segala penjuru. Sepi. Hanya ada beberapa pelayan yang bersiap menyambut tamu.

Restoran seindah ini aku pikir tak mungkin jika tak memiliki pengunjung satupun. Tidak. Mereka punya. Aku dan Bisma. Tapi ku rasa itu tak cukup. Aku tau selera anak muda sekarang, mereka akan lebih memilih datang ke restoran bertema 'garden' seperti ini daripada restoran mewah dengan menu-menu mahal.

Aku terpenjat saat tiba-tiba Bisma menarik tanganku agar aku mempercepat langlahku.

"Bis.. kok sepi sih? Emang makanan disini nggak enak ya? Apa restorannya angker?"tanyaku sembari bergedik ngeri

Ku lihat Bisma hanya terkekeh mendengar pertanyaanku.

Aku kembali terkejut saat Bisma menekan kedua bahuku untuk duduk di sebuah kursi yang letaknya tepat di tengah taman.

Aku menatap ke sekelilingku.

"Wahh...."

Aku terpesona melihat tatanan indah dan lampu-lampu hias mengelilingi aku dan Bisma. Apakah ini hadiah dari Bisma?

"Tidak perlu sekagum itu. Ini hanya sesuatu yang sangat sederhana"ujar Bisma

Aku mengalihkan pandanganku padanya.
"Seperti ini kamu bilang sederhana? Enggak Bis.. ini keren banget"balasku

Bisma tersenyum kemudian memanggil seorang pelayan.

"Kamu mau makan lagi?"tawar Bisma
Aku menggeleng.

Ku lihat Bisma membisikkan sesuatu pada pelayan itu. Namun aku tak peduli. Aku masih menikmati pemandangan di sekitarku.

"Apa pacarmu tidak pernah memberimu hadiah seperti ini?"tanya Bisma
Aku kembali menatap pria itu. Pacar? Siapa yang dia maksud.

"Aku belum pernah pacaran. Ayah melarang keras hal itu"jawabku jujur
Bisma kembali terkekeh. Membuatku merasa agak kesal.

"Jangan rusak moment ini Bisma"keluhku
Bisma mengangguk mengerti. Tumben. Patuh sekali dia hari ini.

Seorang pelayan kembali datang sembari membawa kue besar yang diatasnya terdapat banyak lilin. Aku hampir saja memekik kegirangan kalau saja Bisma tidak menahanku.

"Happy birthday"ucap Bisma setelah pelayan itu meletakkan kue itu di atas meja kami

Terkesan sangat biasa. Tapi...aku merasakannya sebagai sesuatu yang berbeda.

Selama ini, aku tak pernah merayakan ulang tahunku selain dengan makan malam bersama keluargaku. Aku memang tidak terlalu menyukai pesta. Terutama pesta ulang tahun. Apa yang spesial dari sebuah pesta yang diadakan satu tahun sekali?

Tapi...hadiah dari Bisma ini, kenapa aku sangat menyukainya? Aku merasa seperti sedang bermimpi indah. Aku menyukai segala sesuatu yang ia siapkan.

"Kenapa cuma diam? Nggak mau tiup lilinnya?"tanya Bisma membuyarkan lamunanku

Aku masih terdiam menatap kue itu. Sesaat kemudian aku tersadar ketika Bisma menyentuh punggung tanganku.

"Make a wish dulu!"ujarnya

Aku memejamkan mataku dan mengatupkan kedua tanganku.

'Aku harap, dia akan selalu ada dan mengubah hidupku seperti mimpi yang indah'

Husss...

Api api di atas lilin itu sudah padam. Bisma nampak tersenyum, dan sekali lagi ia memberi ucapan selamat padaku.

"Oh...aku lupa hadiahnya"ujar Bisma

Aku menyerit bingung. Hadiah? Bukankah semua ini adalah hadiahnya?

Bisma memanggil salah seorang pelayan. Hatiku semakin bertanya-tanya saat melihat seorang pelayan datang membawa sebuah kotak berukuran sedang dan memberikannya pada Bisma.

"Masih ada lagi?"tanyaku seakan tak percaya
Bisma tersenyum tipis menanggapiku.
"Tutup kedua matamu!"pintanya
"Kenapa?"aku
"Menurut saja!"Bisma
Aku menutup mataku. Mematuhi perintah Bisma.

Ku dengar suara kaki kursi bergesekan dengan lantai. Kemudian, terdengar suara langkah kaki berjalan ke arahku, kemudian berhenti tepat dibelakangku. Aku bergedik ngeri, karena tak mendengar suara Bisma sedikitpun.

"Bis..."panggilku
Bisma masih tak menyahutiku.

Aku merasakan sesuatu yang dingin di leherku. Aku menyeritkan alisku bingung, masih dengan mata tertutup.

"Sekarang buka matamu!"suruh Bisma
Aku segera membuka mataku kemudian menolehkan kepalaku ke belakang.

Terlihat Bisma tersenyum kemudian berjalan dan duduk kembali ke kursinya tadi.

Lalu, tatapanku jatuh ke leherku. Disana sudah bertengger sebuah kalung berliontinkan bunga mawar yang sangat cantik itu. Aku menyentuh liontin itu dan mengusapnya hati-hati.

Tunggu!!

Sebelumnya aku tak suka memakai kalung. Tapi kenapa sekarang aku begitu menyukainya?

"Jangan sampai hilang!"ujar Bisma membuatku mendongak menatapnya.

"Aku nggak tau mesti ngomong apa sekarang"balasku

Bisma terkekeh kemudian mencubit pipiku gemas. Aku seakan tak dapat merasakan sakit. Aku hanya tersenyum pada pria di hadapanku ini.

"Kuenya tidak kamu makan?"Bisma
"Aku ingin. Tapi aku masih kenyang"balasku
"Yaudah. Ayo pulang. Sudah jam 9 lebih"ajak Bisma

"Tapi kuenya?"bingungku
"Biarkan saja. Besok aku belikan kalo kamu mau"jawab Bisma seenaknya

***

Bersambung...

No dark reader okay?😊 jangan lupa beri vomment 🌟

MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang