Ku rasakan tubuhku bergetar hebat, tak mampu menahan rasa takutku. Lidahku terasa kelu, membuatku tak bisa berkata-kata.
"Aku..kak..Reza..Maaf..maaf Bis"
Aku berusaha untuk menenangkan diriku agar aku bisa menjelaskan semua, agar Bisma tak salah paham lagi, tapi aku tak bisa. Tubuhku terlalu merespon berlebihan terhadap bentakan Bisma.
***
Aku semakin meringis ngeri saat melihat Bisma mengacak-acak rambutnya frustasi. Apakah sebesar itu amarahnya padaku?
Aku terdiam untuk beberapa saat. Melihat pria yang berstatus tunanganku itu memejamkan matanya sembari beberapa kali menghirup nafas dan menghembuskannya tak beraturan.
"Duduklah!"titahnya, kali ini dengan nada lebih lembut dari sebelumnya
Raut wajahnya mulai kembali normal, meski aura kemarahannya belum sepenuhnya menghilang.
Aku mengikuti perintahnya untuk duduk tepat di hadapannya. Kedua tanganku saling menggenggam di pangkuanku.
Namun....
Aku tersentak saat tiba-tiba Bisma menarik dan menggenggam tangan kiriku. Aku memberanikan diri untuk kembali menatapnya.
"Apa benar Reza memintamu menjadi kekasihnya dan meninggalkanku?"tanyanya pelan
Aku mengangguk kecil sebagai jawaban.
Bisma mengerang menahan emosi sembari meremas kuat tanganku.
"Aaauu.."pekikku
Bisma yang tersadar segera mengendurkan cengkramannya di tanganku. Ia nampak iba menatapku.
"Maaf. Apa aku melukaimu?"tanyanya khawatir
Aku menggeleng.Untuk sesaat, suasana kembali hening.
"Lalu apa tanggapanmu soal Reza?"Bisma
"Aku sama sekali tak pernah meresponnya. Aku muak dengannya dan kamu harus percaya itu"balasku cepat
Bisma menatapku intens. Ku rasa ia tengah mencari kebohongan yang aku sembunyikan.
"Aku nggak mungkin bohong sama kamu Bis"lanjutku serius
Ku rasakan Bisma membelai tanganku yang tadi ia genggam.
"Aku tau kau tak akan berbohong. Tapi kenapa kamu tak cerita sejak awal soal Reza yang mengganggumu?"Bisma
"Aku cuma tidak mau kamu marah. Ka..karena..karena aku takut, melihat amarahmu"terangku jujur sembari menundukkan kepalaku
Bisma kembali menggenggam tanganku. Kali ini, keduanya digenggam erat olehnya.
"Maaf. Maaf jika aku membuatmu takut. Aku hanya khawatir"ujarnya
Ketakutanku mulai mereda mendapati sikap lembutnya yang telah kembali. Tapi aku masih tak berani banyak bicara padanya.
"Mawar"panggilnya
Dia menarikku pelan untuk berdiri kemudian mendekapmu.
"Maaf. Maafin aku"ujarnya lembut
Aku masih terdiam, tak membalas pelukannya.
Tapi, aku dapat merasakannya. Rasa nyaman itu telah kembali. Aku tersenyum tipis ketika merasakan Bisma mencium puncak kepalaku beberapa kali.
Setelah beberapa saat, Bisma melepaskan pelukannya. Dia menatapku sendu. Ku rasa ia benar-benar merasa bersalah padaku.
"Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu ketakutan. Aku hanya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
ChickLit#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...