Aku membalas pelukan tante Kamila. Ekor mataku menangkap senyuman dari bibir tipis kak Brian. Senyuman yang sangat tulus.
Ku harap ini adalah jalan terbaik yang akan mengantarku menggapai kebahagiaan. Meski ku akui, sosok Bisma masih mengisi seluruh relung hatiku, tapi aku yakin, suatu hari nanti kak Brian akan mampu menggantikannya. Menyusun kembali puing-puing hatiku yang hancur karena Bisma.
***
Sudah seminggu sejak keluargaku dan keluarga Renandi menjodohkanku dengan kak Brian. Semua berjalan dengan baik. Dan kak Brian selalu menunjukkan cintanya padaku. Seakan memaksaku untuk yakin akan cintanya.
"Hmm...gimana kuliahnya?"kak Brian
Kali ini aku dan kak Brian tengah berada di mobil kak Brian. Dia menjemputku dari kampus. Keadaan di luar hujan gerimis sehingga suhu di dalam mobil cukup dingin meski AC nya tidak di nyalakan.
"Baik. Nilai mid semester Bahasa Inggrisku dapat nilai nyaris sempurna. Dan Fany heboh karena hal itu"ujarku
Kak Brian nampak tertawa kecil. Dia memang selalu suka akan ceritaku. Tak seperti Bisma yang tak pernah peduli dengan duniaku.
"Apakah sangat dingin?"kak Brian
"Hmm.."balasku"Di kursi belakang ada jaketku. Ambilah!"kak Brian
"Tak usah. Aku bisa menahannya sampai rumah"
"Ngeyel sekali sih.."gemas kak Brian sembari mengacak-acak rambutku
Detik berikutnya kak Brian menghentikan mobilnya dan mengambil sebuah benda dari kursi belakang. Jaket berwarna coklat tua yang kemudian ia pakaikan padaku.
"Makasih"ujarku
Dia tersenyum kemudian kembali menjalankan mobilnya.Perlakuan kak Brian sangat jauh berbeda dengan Bisma. Di sisi kak Brian, aku merasa sangat istimewa. Dia memperlakukanku dengan sangat baik. Bukan berarti Bisma tak memperlakukanku dengan baik. Hanya saja, aku merasa kak Brian dapat masuk ke dalam duniaku, sementara Bisma terlalu egois dan selalu menyeretku masuk ke dunianya yang tidak ku mengerti.
Tunggu! Kenapa aku selalu membandingkan antara kak Brian dan Bisma? Jelas mereka adalah orang yang berbeda. Kak Brian jauh lebih baik dari Bisma.
Lagi. Aku kembali membandingkan mereka. Kenapa pikiranku tak bisa lepas dari Bisma?
"Ada apa Mawar?"
Aku menggelengkan kepalaku cepat kemudian beralih menatap kak Brian sembari tersenyum.
"Tidak ada apa-apa"dustaku"Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Apa itu? Apa tentangku?"tanyanya
"Tidak. Ku rasa semua baik-baik saja"aku berusaha meyakinkannya meski aku tau, raut wajahku tengah tidak sejalan denganku.
"Hmm..sepertinya aku tau masalahnya"kak Brian
"Sudahlah kak, kita bicarakan topik lain saja"kesalku
Kak Brian terkekeh kemudian kembali mengacak-acak rambutku."Kak.."protesku
"Iya maaf"balasnya"Hmm...bagaimana kalau kita bicarakan soal pertunangan kita saja? Kapan kau akan siap? Dua bulan lagi? Atau tiga bulan?"kak Brian
"Akan ku pikirkan setekah skripsiku selesai"balasku
"Hah? Bahkan kau baru akan memulai mengerjakannya. Oh iya, memangnya judulmu sudah di acc pembimbing?"kak Brian
Aku meniup poniku asal. Ucapan kak Brian mengingatkanku pada Bu Dini yang masih enggam menyetujui judulku. Padahal, aku sudah menggantinya tiga kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
ChickLit#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...