Detik berikutnya Bisma merapatkan posisi duduknya denganku. Ia menarik kepalaku agar berdandar di dada bidangnya.
"Ini nak Bisma minumnya. Silahkan diminum"
Aku segera menegakkan badanku ketika mendengar suara ibu yang kini hanya ada berada beberapa centi di depanku dan Bisma.
***
Seperti yang telah Bisma janjikan, pukul 08.00 ia sampai di rumahku. Aku berlari kecil menuruni anak tangga saat ibu mengatakan bahwa tunanganku sudah menunggu di bawah.
Aku tersenyum lebar dan segera menghampirinya yang masih duduk santai di sofa ruang tamuku.
"Ayo langsung berangkat aja!"ajakku
"Makan dulu, Mawar! Nak Bisma diajakin sekalian"ibu
"Kamu belum makan?"Bisma
Aku menggeleng."Aku bangun kesiangan. Udah nanti aja gampang. Ayo!"
Aku mulai menarik tangan Bisma agar ia segera berdiri.
"Nggak makan dulu nak Bisma?"ibu
"Nanti kami makan di luar aja tante"BismaAku mengangguk kemudian menyalami tangan ibuku.
"Mawar pamit ya bu"pamitku
"Iya hati-hati. Jangan nakal!"ibu"Saya izin bawa Mawar ya tante"Bisma
"Iya. Tolong jagain dia ya nak. Tante percaya sama kamu"ibu
Bisma mengangguk.*
"Kita mau kemana sih?"bingung Bisma
"Aku juga nggak tau. Udah jalan aja. Gini juga udah cukup kok"balasku santaiBisma mendelikan matanya. Sesaat kemudian ia menepikan mobilnya di depan sebuah restoran.
"Kita sarapan dulu"ujarnya.
Aku segera mengikutinya turun dari mobil dan masuk ke restoran itu.
Seorang pelayan datang dan mencatat pesanan kami kemudian pergi.
"Kamu pengennya kemana sih?"tanya Bisma
"Aku juga nggak tau. Terserah kamu aja deh mau bawa aku kemana"balasku"Mm...gimana kalo ke Puncak?"
Aku meggeleng cepat.
"Jauh"balasku"Ya udah ke mall aja"
"Nonton?"
"Mm..boleh. Sekalian kalo kamu mau belanja apa kek"
"Aku lagi nggak pengen belaja. Tapi...nonton boleh juga"ujarku
"Mau nonton apa? Pengabdi setan? Katanya sih bagus"
"No. Apapun asal nggak horor"tolakku
"Mmm...kata Fanny, Jomblo bagus. Itu aja"lanjutku
"Fany boros banget ya anaknya. Cuma mau liat jomblo aja pake ke bioskop. Kenapa dia nggak ngaca aja sih?"
Aku melongo tak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Ekspresi pria di hadapanku masih datar, seakan dia tak menyadari hal bodoh yang baru saja ia katakan.
"Efek kelamaan jomblo, kerjaannya ngaca mulu di kamar, gini jadinya"ejekku.
"Kayak yang ngomong enggak aja. Seumur hidup baru pacaran sekali juga"balasnya
Aku membulatkan mataku.
"Kamu tau dari mana? Kamu punya mata-mata?"
"Enggak. Aku punyanya mata beneran. Nih dua nempel di muka yang dua nempel di kaki"
Aku merasa jadi orang bodoh sekarang.
"Okey. Anggap aja telingaku aku tinggal di rumah"kesalku
"Kan, makanya telinga jangan sering-sering di copot, nanti ketuker lagi sama cantelan panci"

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
Chick-Lit#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...