***
"Lepaskan dia sebelum tanganmu yang ku lepas dari tempat asalnya!"suara dingin seakan itu menggema di telingaku
Tangan kak Rezapun terlepas dan kini ia melangkah mundur beberapa langkah dariku.
***
Kak Reza tersenyum miring.
Nafasku tercekat ketika merasakan sebuah tangan yang menarikku mundur dan sesaat kemudian sebuah tangan melingkar di pinggangku.
Aku menolehkan kepalaku ke kanan, ke arah pemilik tangan yang memeluk erat pinggangku.
"Bisma?"kagetku
Bukan karena kehadirannya, tapi ekspresi mengerikan yang ia tunjukan.
Tatapan matanya sangat tajam seperti pisau yang dapat membunuh siapa saja yang di tatapnya. Kak Reza. Ya. Tatapan mematikan itu ia lemparkan pada temannya itu.
"Gue cuma mau kenalan aja sama cewek loe Bis. Nggak usah negative thinking dulu deh!"kak Reza dengan seringaiannya
"Yang harus loe inget adalah, Dia milik gue"balas Bisma penuh penekanan
Hatiku menghangat mendengar ucapan Bisma. Meski dengan nada yang begitu mengerikan.
Kak Reza tersenyum sinis sembari sesekali mencuri pandang ke arahku. Akupun merasa risih. Kemudian aku menundukkan kepalaku untuk menghindari tatapannya.
Ku rasakan tangan Bisma di pinggangku semakin erat. Sesaat kemudian tangan itu memaksaku berjalan cepat untuk pergi bersama pemiliknya.
Hatiku kembali diselimuti perasaan aneh. Entah apa, tapi rasanya aku sangat takut.
Mungkinkah karena sikap Bisma pada kak Reza tadi?
Hari ini aku kembali menemukan sisi baru dari seorang Bisma. Dingin. Mematikan.
Bisma menghentikan langkahnya tepat di depan mobilnya yang masih terparkir rapi kemudian melepaskan tangannya dari pinggangku.
Aku dengan otomatisnya segera masuk ke sebelah kiri bangku kemudi dan segera mengenakan seat beltku.
Bisma mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, meski cenderung lebih cepat daripada saat kami berangkat tadi.
Sesekali ia juga menginjak pedal rem mendadak karena kendaraan lain atau belokan yang cukup tajam. Tak seperti Bisma yang biasanya.
Aku memilih diam, tak bersuara. Karena aku sendiri tak mengerti apa yang aku rasakan kini. Selain rasa takut, yang entah apa alasannya.
*
Aku dan Bisma sampai tepat di depan kamar kami masing-masing.
'Brakk'
Lagi. Pria itu mengagetkanku.
Bisma membanting tubuhku ke pintu dan kedua tangannya menggenggam erat pundakku. Aku sempat merintih namun ia mengabaikannya.
Ia menatapku dengan tatapan yang seakan menusuk, hingga aku tak sanggup lebih lama melihatnya.
"Lihat aku!"suruhnya dengan suara dingin
Aku mengangkat kepalaku kemudian melihat tepat ke arah bola matanya.
Aku sedikit merinding. Rasa takut itu kembali hadir, bahkan lebih besar dari sebelumnya.
"Ja..jangan melihat..ku sep..perti i..tu"ujarku terbata-bata
Terdengar Bisma menghela nafasnya kasar. Raut wajahnya mulai berubah, setidaknya tak semengerikan seperti tadi.
"Jangan biarkan orang lain memperlakukanmu seperti tadi!"ujarnya masih dengan nada dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED FIANCE (LovelyChick1) (Completed✔)
Literatura Feminina#44 in chicklit (16-12-2017) #68 in chicklit (24-12-2017) #69 in chicklit (13-12-2017) Usia 19 tahun dan aku di jodohkan? Fine. Karena aku tak dapat menolak, atau ayah pasti akan memarahiku habis-habisan. BISMA. Seorang pria dengan wajah santainya...