2. Handsaplast Hello Kitty

118 19 7
                                    

Bila ada pertemuan di dunia ini maka ada perpisahan di sampingnya. Dan bila ada kesedihan di hatimu maka akan ada kebahagiaan pula di samping-nya. Dan gue siap jadi sumber kebahagiaan lo
-vt

**

 "AAH PANAAS!!" Adela kalap, membuat seluruh siswa di kantin mengalihkan perhatiannya ke Adela. Rasa malu dan perih dirasakan Adela. Sesaat tangan Adela ditarik seseorang menuju UKS.

"Del cepetan. Gue malu" Suara itu membuat Adela terkejut. Ialah Alvito. Alvito yang menganggunya tadi pagi. Alvito yang memanggilnya saat pelajaran kimia.

"emang lo punya malu?" Tanya Adela sambil tersenyum. Alvito menghela nafas panjang. Tetap berjalan, dengan cepat.

BRAKK!!

Alvito membalikkan tubuhnya ke belakang. Ia melihat Adela terjatuh karena Alvito berjalan terlalu cepat.

"BHAKAKAK RASAIN LO! KUALAT AMA GUE!" Tawa Jahat Alvito melihat Adela yang menabrak tembok. Adela hanya merengut sebal.

"Makanya hati-hati. Kualat kan jadinya" Ceramah Alvito sambil membantu Adela berdiri.

"makanya kalo jalan tuh matanya juga dipake dong" Tambah Alvito lagi. Adela menghela nafas panjang.

"EH LO KIRA GAK PERIH KENA KUAH CABE HAH?!"

"Enggak hehe.. Soalnya gak pernah coba" Jawab Alvito disertai cengiran dari Alvito. Alvito menggandeng tangan Adela berhias jam kecilnya yang berwarna abu-abu muda. Alvito dan Adela kembali berjalan ke UKS diiringi perhatian dari semua orang yang melihat mereka.

**

Bau obat menusuk hidung mereka berdua. Mata Adela sudah diobati. Tinggal lutut Adela yang sedikit lecet. Alvito menghampiri Adela yang duduk di kasur UKS sambil membawa handsaplast pink bergambar Hello Kitty.

"Mana petugasnya?" Tanya Adela yang melihat Alvito mau mengobati lukanya. Adela hanya menyingkirkan lututnya dari Alvito.

"keluar bentar" Jawab Alvito pelan. Adela hanya mengangguk-angguk. Adela melihat handsaplast pink yang menempel di lututnya.

"Perawakan metal, ternyata hati hello kitty" Kekeh Adela yang melihat Alvito memperbaiki jam tangannya yang berwarna biru navy.

"Daripada ganteng-ganteng mainin hati cewek? Mending gue lah" sesaat, Adela menyesal melontarkan perkataannya tadi. Alvito mengulurkan tangannya ke arah Adela.

"Dih ngapain?" Tanya Adela memasang wajah jijik. Alvito hanya tertawa. Melihat Alvito tertawa, Adela hanya tersenyum tipis.

"ayok?" Tawar Alvito. Adela mengangguk. Melihat anggukkan Adela, Alvito langsung tersenyum sambil meraih tangan Adela.

**

"Vito" Alvito mengerutkan dahinya. Adela berhenti berjalan. Alis Alvito terangkat Kenapa?

"Lo ngapain bawa gue ke kelas lu?" Tanya Adela memasang muka poker face. Alvito tersenyum lebar. Membuat Adela bertanya-tanya.

Sedetik tanpa jawaban

Dua detik tetap begitu

Tiga detik sama.

"Gue mau kenalin 'Calon Pacar' gue ke temen-temen gue" Jawabnya dengan senyuman yang terus menghiasi wajah Alvito. Adela hanya terkekeh.

"Emang lo yakin gue bakal jadi pacar lo? Yang ada lo stress duluan ama gue" Kekeh Adela. Tidak. Adela tidak ingin membuka hatinya kepada siapapun. Tidak lagi.

Perkiraan Adela salah. Ia pikir, Alvito bercanda soal pacar. Alvito mengangguk dengan serius.

"Gue--"

"Eh Sempak kuda! Masuk noh! Ada pak Dzikri!" Teriak Rio dari pintu kelas. Alvito hanya membisikkan kata sebentar kepada Rio.

"Gue duluan ya" Adela berjalan pergi. Meninggalkan Alvito yang melihat sesosok gadis melangkah pergi. Alvito tersenyum memandang kepergian Adela.

Gue pasti bakal bisa jadi pacarlo del. Liat aja nanti lo bakal selalu kangen sama gue.

"Eh Kancut sapi! Cepetan woi!" Panggil Rio. Alvito berbalik. Berjalan menuju kelasnya dengan semangat. Alvito akan berusaha keras untuk mendapatkan Adela.

**

"kenapa lu? Lemes banget dah" Tanya Bila melihat Adela berjalan dengan lemas ke kursinya. Seperti belum makan 1 abad lamanya.

"Alvito Bil, Kan abis dibawa vito ke UKS.."Mendengar itu, Adela langsung mencubit lengan Nayya dengan keras. Nayya hanya meringis kesakitan. Tetapi ia puas menggoda Adela.

"apaansih engga" Bantah Adela.

"masaa?" Goda Nayya dan Bila secara bersamaan. Lalu, notifikasi line muncul dari hp Adela yang berada di meja Adela. Sontak Adela,Bila dan Nayya langsung melihat notifikasi itu.

Alvito.: Adela

"CIYE YANG DI CHAT SAMA ALVITO!" teriak Bila yang membuat semuanya terdiam. Melihat kearah Bila. Adela langsung menutup mulut Bila supaya ia tidak nyerocos lebih lanjut seperti ibu-ibu yang sedang bergosip.

Tanpa Adela tahu, Nayya langsung mengambil hp Adela dan membalas chat Alvito.

Alvito.: Adela

Adelachan: iya kenapa?

Adelachan: Jalan yokk.. Aku bosen nih

Alvito: boleh. Nanti gue jemput.

Adela melihat Nayya memainkan hpnya. Sontak, Adela langsung mengambilnya. Ia langsung membalas chat dari Alvito.

Adelachan: sorry dibajak.

"Ihh kalian!" Keluh Adela. Sedangkan Nayya dan Bila hanya tertawa penuh kemenangan. Adela mendengus kesal mengambil novelnya lalu membacanya kembali.

**

"Ntar jalan yok?" Ajak Nayya yang sedang membereskan buku pelajaran PKN. Adela dan Bila hanya mengangguk. Mereka bertiga berjalan ke arah parkiran mobil.

"Pake mobil lo aja del. Gue tadi dianter sama Pak Nuh" Adela mengangguk. Mengeluarkan kunci mobil miliknya. Saat ia ingin menekan tombol untuk membuka pintunya, Mata Adela tertutup dari belakang.

"Galucu tau Nay"

"apaan?" Tanya Nayya balik. Adela terbelak. Memegang telapak tangan yang menutupi matanya lalu perlahan membukanya.

"Alvito" bisiknya. Yang dipanggil hanya bersiul-siul menatap pohon Mangga di parkiran. Adela mendengus lalu berjalan kembali.

"Del" Panggil Alvito. Adela menoleh ke arah alvito dengan malas. Tangan Adela ternyata sudah digenggam Alvito. Alvito tersenyum.

"Lo katanya mau jalan sama gue?"

"tadi dibajak sama Nayya" Jawab Adela dengan malas. Ia malas berhadapan dengan Alvito. Ia capek terus diganggu dengan Alvito.

"Ohh.."

"lepasin ah malu vit" Adela mencoba melepaskan cengkraman tangan Alvito. Tetapi gagal.

"bilang dulu kalo gue ganteng, baik hati dan tidak sombong baru gue lepas" Adela mendengus kesal. Ia malas melakukan itu, disisi lain, Alvito tidak baik. Buktinya? Ia memaksa Adela mengatakan kebohongan.

"Udah bilang aja napa"Kesal Bila sambil memperbaiki ikatan rambutnya. Alvito mengacak rambutnya. Semakin lama Adela diam, semakin lama juga mereka ke Mall.

"Tolong lepasin Alvito Hanan Candrakanta yang ganteng, baik hati dan tidak sombong" Kata Adela sambil tersenyum pasrah. Alvito tersenyum lalu melepaskan tangannya dari tangan Adela.

Adela, Nabilla dan Nayya akhirnya masuk ke mobil lalu mobil Adela melaju keluar sekolah. Alvito hanya menatap kepergian mobil Adela dengan senyuman kebahagiaan.

"Alvito! Adela mana?" Tanya Sasha panik. Alvito menaikkan alisnya sebelah.

"udah pergi. Barusan aja" Jawab Panji sambil memainkan piano tiles di hpnya. Jarinya menari di atas layar touchscreen hp bermerek Iphone.

"Ini, Hp, novel Adela ketinggalan"

** 

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang