"Alvito ?" Suara itu membuat Alvito berbalik. Ia melihat Gadis yang ia ingin temui, Adela.
"gue pengen--"
"EH SEMPAK KUDA! BANTUIN DULU INI! ENAK BANGET LU PEDEKATE!" Teriakan itu membuat Adela bertanya tanya. Adela segera mendekati asal suara. Diikuti oleh langkah kaki Alvito.
"Eh itu Nayya kenapa tiduran disitu ?" Tanya Adela polos. Naufal hanya menatap Adela dengan tatapan tajam.
"Tadi ada pocong beranak lima del. Terus dia pingsan"
"hah?"
"GAK APA DEL" Teriak Panji dengan nada kesal. Ia meremas rambutnya. Sementara Adela masih mencerna kata-kata yang dilontarkan oleh Panji.
"Terus ini gimana?" Tanya Rio sambil menggaruk kepalanya. Seketika semuanya terdiam. Hanya menatap Nayya dengan tatapan kasihan.
"yaudah gue aja yang bawa pulang" Perkataan Panji membuat semua orang menatapnya. Panji hanya tersenyum kecil. Bersiap mengangkat Nayya.
"Panji bahaya ni"Olok Rio sambil mengacak rambut panji. Panji hanya menghela nafas.
"Ji jangan lupa undangannya ya! Gue tunggu loh!" Tambah Alvito sambil menatap kepergian sahabatnya. Adela menghela nafas panjang. Sulit untuknya untuk mencerna ini semua.
"Masuk dulu" Tanpa disuruh dua kali, Alvito, Rio dan Naufal sudah berjalan masuk ke dalam rumah Adela. Di ruang tv sudah ada Bila yang asik memainkan hpnya. Naufal dan Rio langsung menghempaskan tubuhnya ke arah sofa cokelat milik Adela.
"Mau minum ap--"
"Gue mau Milkshake coklat, Pondok cokelat yang rasa choco milo, Jus mangga, coca cola, soda gembira, Blue ocean, makanannya Pizza, spagetti, burger lu apa nop?" Potong Rio menatap Naufal yang sedang menonton acara di tv.
"Gue mau jus stoberi, es buah, cappucino, greentea, mixberry, Apple Lemonade, icy blue, mcfloat yang item item--"
"Coke mcfloat njir" Potong Alvito sambil melirik Naufal sinis.
"Ya! Itu! Makanannya kentang goreng, sirloin steak medium well, pancake, Waffle" Naufal tersenyum sumringah kepada Adela. Adela menatap Naufal dan Rio dengan sebal
"Bi coklat anget 5 yaa" Suruh Adela. Pembantu Adela mengangguk lalu berjalan ke dapur. Sementara Rio dan Naufal hanya mendengus kesal.
"Terus tujuannya dateng ke sini cuma numpang minum ?" Tanya Adela cuek. Ia memilih memainkan hp Nabila yang bermerek Iphone 7 berwarna merah.
"oh ini" Alvito menyodorkan novel yang ia pegang beserta hp Adela. Adela menerima novel dan hp dari Alvito.
"Thanks" Ucap Adela pelan. Mendengar itu, Alvito langsung tersenyum simpul. Cukup satu hal yang membuat moodnya baik, yaitu Adela.
"Sudah senyumnya.. ntar kering tuh bibir" Olok Rio yang melihat Alvito tersenyum. Alvito memajukan bibirnya. Adela hanya tersenyum kecil.
"Del nonton DOTS yok" Bila mengangkat salah satu CD yang berada di meja kecil di dekat tv. Adela mengangguk, membantu Bila untuk menyetel CD.
"alalah.. masi jaman kah nonton DOTS?" kekeh Naufal sambil meneguk oceana yang ia bawa. Kebiasaan utama Naufal adalah; Membawa oceana. Minuman berkemasan botol berwarna biru itu pasti selalu berada ditangannya.
"Paling kaya boy anak jalanan" Ledek Rio. Sebenarnya, Naufal dan Rio tidak ingin menonton DOTS. Mereka berfikir semua drama korea hanya untuk wanita yang alay.
"Gue lebih ganteng kali" Tambah Alvito sambil menghela nafas. Adela hanya bergidik geli mendengar perkataan Alvito.
**
"ANJIR KENAPA MATI?!" Rio mengambil tisu yang berada di meja. Matanya sembab karena menonton DOTS. Adela menatap Rio, Alvito dan Naufal dengan tatapan aneh.
"JANGAN TINGGALIN CEWEK LO! SAKIT TAU DITINGGALIN ITU" Alvito menangis sesenggukan. Sementara Adela menyodorkan tisu untuk Alvito. Tak ia sangka, tiga preman sekolah yang selalu membuat onar akhirnya menangis hanya karena drama korea.
"JANGAN MATI DULU ! NTAR CEWE LO JADI PERAWAN TUA GIMANA?"
Pertanyaan Naufal sempat membuat Adela dan Nabila mengerutkan dahi. Tak lama kemudian Nabila tertawa kecil. Begitu juga Adela.
"Goblok" olok Adela. Jam dinding berwarna coklat menunjukkan pukul 21.45. Saatnya mereka pulang. Adela menekan tombol pause lalu terdengar sorakan kesal dari Alvito, Panji dan Rio.
"udah pulang sana. Udah malam" Usir Adela. Alvito menghela nafas. Mengambil oceana milik Naufal. Naufal melotot kearah Alvito. Alvito mengacuhkan Naufal lalu meminumnya.
"Bah del. Bentar lagi itu.. 15 menit lagi" bujuk Rio. Adela menatap layar tv denga tatapan pasrah. Baiklah. Adela menekan tombol play.
15 menit berlalu. Akhirnya, Alvito, Naufal dan Rio pamit pergi. Adela mengantarnya sampai pintu depan. Alvito menatap Adela dengan tatapan yang adela tidak bisa jelaskan.
"vit" Panggilan dari Naufal membuat lamunan Alvito buyar. Ia tersenyum lalu berlari menyusul Naufal dan Rio.
Alvito..
Beneran suka sama gue ?
Hp Adela bergetar membuat lamunan Adela buyar. Ia melihat notifikasi yang masuk dari line. Pesan itu membuatnya tersenyum kecil.
Alvito Hanan: Goodnight Adela. Mimpiin gue ya
Adelacha: N A J I S
Dilain waktu, Alvito tersenyum melihat jawaban dari Adela. Simpel, tetapi membuat Alvito bersemangat. Ingin sekali Alvito memeluk Adela sekarang.
**
Pendek ya? ahaha maaf ya.. aku janji deh part. 5 nya panjang ngehe... dan kenapa aku up sekarang? nggaapaa sih wkwkw.... sumpah aku gabutttttttt wkwkw. udah ah see u deh mwah
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.