8. Past.

55 12 12
                                    

"habis berantem lagi?" Tanya Alvira sambil mendengus kesal. Alvito hanya menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Mending kita makan dulu. Gue laper" Alvito langsung berjalan ke arah meja makan yang sudah terhidang Ayam teriyaki buatan kakaknya.

"Tadi pulang sama siapa vit?" Tanya Alvira sambil makan. Alvito yang sedang mengunyah langsung tersedak. Alvira hanya tertawa kecil.

"Adela Chantika Ulani, calon pacar" Jawab Alvito bersemangat. Alvira hanya ber-oh panjang. Sudah biasa bagi Alvito makan hanya bersama dengan Alvira.

Seorang lelaki berjaket hitam turun dari lantai atas. Alvito meremas bajunya. Ia berdiri, mencegat lelaki itu.

"Lo mau kemana?" Tanya Alvito ketus. Lelaki itu membuang muka. Malas berhadapan dengan Alvito.

"Ga usah ikut campur" Jawabnya sekenanya.

"MAU SAMPE KAPAN LO MINUM TERUS?! LO GA LIAT KEADAAN MAMA GITU TERUS?!" Bentak Alvito. Lelaki itu membuang muka. Selalu seperti ini. Lagi, lagi dan lagi.

"vir, gue pinjem mobil lo" Lelaki itu mengambil kunci mobil punya Alvira lalu berjalan melewati Alvito yang masih menahan emosinya.

"Mama aja ga pernah peduliin gue. Ngapain gue peduliin dia? Mending gue seneng-seneng lah"

**

"Alvaro liat deh bintangnya lucu" Kata Seorang gadis kecil yang berumur 10 tahun itu. Alvaro menatap bintang lamat-lamat. Begitu indah.

"Alvito, Alvaro, Alvira" Suara itu membuat Alvaro menoleh. Seorang wanita berumur 40 tahunan berjalan menuju mereka.

"Mama! Liat bintangnya bagus! Alvaro tadi ditunjukin sama kak Vira" Wanita itu duduk didekat Alvaro. Melihat bintang-bintang bersama anak-anaknya.

"Mah nanti Alvaro mau jadi bintang"

"Kenapa mau jadi bintang?" Tanya wanita itu sambil menatap Alvaro.

"Soalnya kalo jadi bintang, Alvaro bisa kasih cahaya buat mama biar mama nggak kegelapan pas malam"

Wanita itu tersenyum mendengar perkataan Alvaro. Ia mengacak rambut Alvaro.

"Kalo Alvito mau jadi apa?"tanya wanita itu lembut. Ia mengusap rambut Alvito pelan.

"Kalo Alvito mau jadi Bulan"

"lho kenapa jadi bulan?" Tanya wanita itu lagi. Ia mengerutkan kening.

"Iya soalnya kalo jadi bintang kecil. Kalo bulan kan gede tuh, bisa ngasih mama banyak cahaya"

"tapi bintang warna warni vito" Bantah Alvaro. Ia tidak mau bintang dibilang kecil oleh Alvito.

"Ya sama aja. Kecil. Mana orang liat. Yang orang liat kan biasanya bulan yang gede tuh"

"IH ALVITO!" Alvaro mendengus kesal. Membuang muka. Sementara Alvito hanya tertawa terbahak-bahak.

"Alvito, Alvaro dengerin mama"

Kedua lelaki kecil itu menatap wanita itu. Wanita itu mengelus rambut Alvaro dan Alvito.

"Mau jadi apapun kalian, Mama sayang kalian"

**

Jam dinding berwarna cokelat menunjukkan pukul 07.43. Saat ini, Alvito sedang berada dikamarnya bersama kakanya. Ia bosan bermain mobile legend. Akhirnya ia berinisiatif untuk menganggu Adela.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang