30. Nggak apa?

22 6 6
                                    

TOK-TOK

Jam masih menunjukkan pukul 05.30. dan hari ini hari libur. Siapa yang niat pagi-pagi yang bertamu di rumah Adela?

Dengan terpaksa Adela turun untuk membukakan pintu untuk tamu yang datang kepagian hari ini. Bunda dan Ayahnya sedang tidak ada di rumah untuk beberapa hari kedepan. Karena ada acara reuni.

"Pagi tukang molor"

Adela hanya bisa membeku apa yang dilihatnya kali ini. Lelaki di depannya itu tersenyum lalu mengacak rambut Adela.

"L..Lo? Ah mimpi gue bye"Adela yang tadinya mau menutup pintu, langsung ditahan oleh lelaki itu. Lelaki itu mengulas senyumnya.

Jujur, Adela rindu dengannya.

"Temenin gue yok?"

**

Akhirnya untuk memenuhi permintaan Alvito, Adela harus pagi-pagi makan bubur yang berada di sekitar kompleknya. Dan disinilah dia, duduk bertiga bersama Alvito dan Alvaro yang sedang bermain hpnya.

Adela kini sedang sibuk memainkan hp Alvito. Sementara Alvito hanya menatap Adela sambil tersenyum.

"Lo nggak bangga sama pacar lo del?" Tanya Alvito sambil bersender ke dinding lalu melipat tangannya. Adela mendengus, lalu tertawa.

"Bangga kenapa? Yang ada malu vit" Celetuk Alvaro yang masih asik memainkan handphonenya. Mendengar itu, Alvito langsung menonyor kepala Alvaro.

"Heh berani lo sama Abang lo sendiri? Gue bela-belain bangun malem-malem buat jemputin lo dibandara loh"Protes Alvaro tidak terima. Alvito hanya bisa mendengus kesal.

Dasar perrhitungan, Batin Alvito.

"Bangga kenapa?" Adela balik bertanya. Alvito merapikan rambutnya, bersikap sok ganteng di depan Adela, tetapi kembarannya ini malah mau muntah melihatnya.

"Gue ke luar negri cuma buat beli bando lo. Mana ada pacar yang sehebat gue" Sombong Alvito. Adela hanya bisa tersenyum untuk meng-apresiasikan kehebatan Alvito.

"Itu namanya kurang kerjaan. Orang di mall deket rumah ada" Sahut Alvaro yang kali ini membuat Alvito kembali men-jitak Alvaro.

"Sekali lagi lo jitak gue, gue bakar boneka lo"

Mendengar ancaman dari Alvaro, Alvito langsung merangkul Alvaro lalu merapikan rambut Alvaro yang berantakan karena jitakan dari Alvito.

Setelah selesai makan, Alvito menatap Adela lamat. Sementara, Alvaro sudah pergi ke mobil.

"Nanti malam gue jemput ya?"

**

Entah kenapa, menurut Adela sifat Alvito akhir-akhir ini sangat aneh. Bukannya dingin seperti Alvaro, bukan. Alvito kali ini sangat mellow.

Jam dinding di kamar Adela sudah menunjukkan pukul 19.05. Sesuai janji Alvito tadi pagi, Adela sedang bersiap-siap. Ia menggunakan jaket denim yang didalamnya kaus garis-garis biru tua dan putih.

Setelah Adela merapikan rambutnya, terdengar ketukan dari luar pintu kamar Adela.

"Dek, ada Alvito di luar"

Mendengar pesan dari kakaknya, Adela langsung bergegas turun untuk menemui Alvito. Di ruang tamu, Alvito sedang ngobrol ringan dengan Papa Adela.

"Pah, Adela pergi dulu ya" Adela mencium punggung tangan Papanya. Begitu juga Alvito. Setelah izin pergi, Adela dan Alvito ke luar. Dan jarang-jarang Alvito membawa motor.

"Ngga apa kan pake motor? Kunci mobil gue disembunyiin sama Alvaro soalnya hehe" Adela mengangguk, tidak masalah. Yang penting nggak naik odong-odong. Hehe.

**

Alvito memarkirkan motor yang ia pakai ke angkringan yang dulu Adela dan Alvito kunjungi. Adela selalu kagum dengan tempat ini.

Setelah memesan, Alvito hanya menatap Adela sambil tersenyum tidak lebih.

"ih ngga usah diliatin coba!" Tegur Adela yang merasa risi ditatap seperti itu dengan Alvito.

"Terus gue suruh liat apa? Banci ngamen gitu?" Tanya Alvito sambil tersenyum. Adela hanya tertawa menanggapi Alvito.

"Del, kalo gue pergi nggak apa?" Tanya Alvito. Adela mengaduk es teh yang baru datang lalu meminumnya.

"Gue udah biasa lo tinggal... Pacar kok suka ditinggal" Gerutu Adela sambil memajukan bibirnya. Alvito tersenyum, lalu mengacak rambut Adela.

Semoga lo nggak kangen ya...

**

WKWKWK.... SENGAJA GUE BUAT PENDEK... JAHAT BANGET GUE WKWK

Votemennt juseyo~

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang