bonus chapter.

6 1 0
                                    

Warning !
Isinya cheesy semua sumpah dah.

**

Sejak bertemu dengan Alvito, gadis dengan rambut hitam pekat ini tidak mau pergi dari sisi lelaki berlesung pipi ini.

Seperti sekarang, mereka sedang saling berpelukan di ranjang rumah sakit dengan posisi lengan Alvito yang dijadikan bantal oleh Adela.

Lelaki manis itu menghujani kecupan-kecupan manis pada pucuk kepala gadis kesayangannya itu. Sang gadis hanya tersenyum.

"Del" Panggil lelaki itu seraya mengusap kepala gadisnya. Adela hanya ber-hm tanpa menatapnya, memeluk erat Lelakinya seolah tidak boleh pergi kemanapun tanpanya.

Gemas, Alvito hanya mencium pucuk rambut milik Adela lalu mengusapnya pelan.

"Gak bosen apa gini mulu?" Menggeleng sebagai jawaban, Adela menatap Alvito dengan pipinya yang menggembung. Alvito rindu sekali dengan pipi chubby Adela.

"Lo kira dengan nahan rindu setahun lebih enggak ada kabar enak gitu?" Tanya Adela dengan nada tegasnya sembari menatap Alvito yang kini tertawa kecil menghadapi sifat Adela yang manja sekali.ㅤ
ㅤㅤ
"Gatau gue"ㅤ
ㅤㅤ
"Ketawa lagi. Lo kira lucu apa." ㅤ
ㅤㅤ
Kini gadisnya yang berada dipelukan Alvito itu memanyunkan bibirnya sembari menatap kelain arah. Rasanya hanya berharap tanpa kepastian itu menyakitkan
ㅤㅤ
Menyakitkan sekali.ㅤ

Adela kerap menangis tiap malam dengan memandangi foto Alvito sembari berdoa dan meminta kepada tuhan agar Alvito cepat kembali. Setidaknya, hadir dalam mimpinya agar gadis dengan surai hitam pekat tersebut bisa memeluk Alvito setelah lamanya tak bisa memeluk Alvito.

Perlahan, jemari Alvito yang penuh luka itu mengelus surai Adela dan mencium puncak kepalanya. Direngkuhnya Adela dengan erat.

Rasanya berat bagi Alvito untuk meninggalkan Adela tanpa sepatah katapun. Bahkan, dirinya menyebut dirinya sendiri adalah laki-laki bajingan yang meninggalkan Adela menderita sendirian.

Alvito benar-benar bersyukur bisa mejadi orang yang spesial bagi Adela. Mendapatkannya seperti anugerah baginya. Walaupun harus berjuang mati-matian, tetapi Alvito tahu seberapa berharganya Adela.

"Kalo lo kesini ngambek pulang aja.. masa ngambek mulu" Olok Alvito yang kini sedang menjahili Adela. Seperti menarik bibir Adela yang sedang manyun.ㅤ
ㅤㅤ
"VITO IHHH! SAKIT TAUUU!" Terdengar lengkingan dari Adela. Refleks, Alvito langsung melepaskannya dan menutup kedua telingannya. Walaupun Alvito tau, menutup telinga adalah hal yang sia-sia dilakukan jika Adela sudha berteriak.ㅤ
ㅤㅤ
Tanpa sepatah kata, Alvito kembali memeluk Adela yang kini membelakanginya. Lelaki yang sedang dirawat itu mengeratkan pelukannya, dagunya pun ia tempelkan di bahu Adela.

Sudah lama dirinya tak mencium wangi tubuh Adela yang khas. Menenangkan sekali bagi Alvito.

"Gue tiap malam juga nangis. Kangen sama Lo. Bahkan, gue mikir apakah gue pantas nampakin diri setelah jadi bajingan? Ninggalin lo sendirian?"

Alvito menarik nafasnya perlahan, mengatur nafasnya. Dirinya tak tahu, gadis yang dipelukannya itu menahan tangisnya. Menunggu setiap kata yang keluar dari bibir Alvito.

"Gue sayang sama Lo. Sayang pake banget. Lo bahkan terlalu istimewa buat gue. Bahkan, disaat gue menghilang, lo masih berharap gue bakalan kembali."

Alvito berjanji. Berjanji kepada dirinya sendiri akan kembali kepada Adela.

"Mungkin, kalo lo berpaling, gue adalah orang yang paling bodoh dan bajingan yang udah nyia-nyiain lo. Tapi, lo harus tau. Gue sayang sama Lo. Kemarin, hari ini dan esok."

"Tapi gatau sih lusa masih atau enggak, hehe." Gurau Alvito yang kini mengeratkan pelukannya. "Lo masih mau ngacangin gue Del? Masa gue cuman liat punggung lo doang? Gue pacaran sama punggung lo nih?"

Bukan Alvito namanya kalau tidak mengesalkan. Bahkan disaat mereka sudah jatuh kedalam deeptalk.

"Minta maaf dulu baru gue mau balik." Kini, Adela membuka suaranya. Tetapi, Adela tetap ngambek.

"Gue minta maaf, Dela"

"Yang ikhlas minta maafnya. Kalo kayak gitu mah anak kecil juga bisa kali."

"Adela Chantika Ulani"ㅤ
ㅤㅤ
"Apa?"

"Adela Chantika Ulani jelek, Alvito Hanan Chandrakanta yang ganteng minta maaf ya" Ujar Alvito lembut sembari mengecup puncak kepala Adela.

Terlalu manis perlakuan yang diberikan Alvito membuat Adela membalikkan badan dan memeluk Alvito erat. Dirinya juga tak tahan bila berlama-lama marah kepada Alvito. Rasa rindunya cukup mendominasi daripada rasa marahnya.

"Gue tau lo bakalan balik. Tapi enggak tau kapan. Gue cuman bisa berharap. Karna cuman lo Vit. Lo enggak tergantikan. " Adela menarik nafasnya perlahan, mulai mengutarakan hatinya. Mulai menceritakan hari-harinya yang kosong, tanpa Alvito.

"Rasanya sakit tiap malam nangis, berharap hal yang nggak pasti. Bahkan gue minta ke tuhan, lo dateng ke mimpi gue dan peluk gue. "

Bagaikan warna di hidup Adela, lelaki yang mendekapnya ini seperti warna yang paling cerah mewarnai hidupnya. Dengan kekonyolan dan rasa sayang dari Alvito, Adela mendapatkan hal yang tak pernah ia rasakan. Hidupnya begitu sempurna.

Disaat Alvito menghilang, secara tak langsung separuh dirinya menghilang. Terlampau sedih. Tetapi, apa yang harus ia perbuat?

Kepala sang gadis tampak mengusel. Dirinya rindu sekali dengan lelaki ini. Lelaki yang membuatnya menangis setiap malam.

"Gue gak tergantikan ya? Emang hebat kan gue?" Dengan penuh percaya diri, Alvito tersenyum manis hingga lesung pipinya terlihat. Sementara, Adela hanya menatap jijik kearah Alvito.

"Dih? Pede amat lo."

"Buktinya lo masih nungguin gue. Kenaoa coba lo nungguin gue?"

"Ya gapapa..."

Adela kembali memeluk Alvito. Sementara, Alvito terkekeh. Gemas sekali melihat tingkah Adela yang amat manja kepadanya ini.

Ditangkupnya kedua pipi Adela lalu diciumnya kening, hidung Adela, kedua pipi chubbynya. Dan yang terakhir..

Alvito menutupi tangannya didepan bibir Adela dan mencium punggung tangannya sendiri.

"Belom halal."

Adela terkekeh pelan, merapikan rambut Alvito yang selalu berantakan. Adela rindu merapikan rambut Alvito yang selalu berantakan. Dan dirinya kerap menceramahi Alvito untuk menyisir rambutnya.

Tetapi, Adela tahu bahwa ia memacari trouble-maker. Maka, Adela harus banyak bersabar. Apalagi, dirinya memacari Alvito yang notabenenya sangat usil dan nakal.

"Gue sayang lo, Adela jelek."

"Lo tuh ngeselin banget sih."










Halo semua! Nastargeprek disini❤. Wow, udah lama ya gak update? Kangen gak? Hehehe.. maaf ya baru update:( . Tapi tenang aja. Aku bakalan coba buat tamatin this feeling and bakalan ada cerita baru! So staytune, okay

With love,
Nastargeprek❤.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang