Adela meregangkan badannya. Ia habis mengerjakan tugas matematika yang diberikan bu Nur. Adela kadang bingung sendiri, mengapa gurunya suka sekali menyulitkan muridnya dengan banyak tugas?
Hp Adela bergetar, menandakan ada notifikasi baru. Adela hanya menatap hpnya lalu berusaha mengambilnya tanpa bergerak dari posisinnya.
Line:
Alvito Hanan: Del
Adela langsung membuka sandi hpnya lalu langsung membalas pesan dari Alvito.
Alvito Hanan: Del
Alvito Hanan: Del
Alvito Hanan: Del
Alvito Hanan: Del
Alvito Hanan: Del
Alvito Hanan: Del
Alvito Hanan: Del
Adelacha: Gak usah spam.
Alvito Hanan: Loh habisnya lo ga bales-bales.
Alvito Hanan: Lagi apa? Sibuk?
Adelacha: Abis ngerjain tugas mtk, knp?
Alvito Hanan: temenin gue yok
Adelacha: sumpah mager vit.
Alvito Hanan: Cepet siap-siap. Atau gue ke kamar lo.
Adela mengerutkan dahi. Tidak mungkin Alvito sudah dibawah. Ah, Alvito merusak hari malasnya. Alvito harus mengurangi ke rumahnya tanpa mengabari.
Lalu suara dobrakan pintu terdengar dari kamar Adela. Adela terbelak apa yang dilihatnya. Tak percaya.
Alvito.
"Liatnya santai dong. Gue tau gue ganteng" Adela memutar bola matanya. Menatap Alvito malas.
Alvito langsung berbaring di tempat tidur milik Adela. Adela yang tidak ingin tempat tidurnya berantakan hanya melemparkan pensil ke arah wajah Alvito.
"Aw! Sakit del" Pensil itu sukses melesat ke dahi Alvito. Alvito hanya mengusap dahinya yang masih sakit karena Adela.
Hp Alvito bergetar, ia melihat pesan yang masuk ke hpnya.
Adelacha: Turun dari kasur gue sekarang.
Alvito Hanan: Gue gak bakal turun sebelum lo siap pergi sama gue.
Adelacha: shit.
Alvito tersenyum penuh kemenangan. Dengan malas, Adela mengambil baju untuk pergi lalu berjalan ke kamar mandi yang berada di dalam kamar Adela.
**
Adela menatap jalanan yang lengang. Ia menghela nafas panjang. Tangannya sedari tadi meremas kemeja yang bermotif kotak-kotak.
Alvito membelokkan mobilnya ke arah cafe yang berwarna hijau. Alvito mematikan mesinnya lalu turun dari mobil.
Suara lonceng berbunyi saat Adela dan Alvito memasuki cafe yang bernama 'Leaf'. Lalu ada segerombolan lelaki yang sedang duduk di meja 13 melambaikan tangan kearah Alvito.
Alvito tersenyum. Ia mengeggam tangan Adela lalu berjalan kearah meja bernomor 13 itu.
"Lo lama amet dah. Sempet gue namatin flappy bird"
"Yha serah. Sebahagia lo aja yo"
Adela duduk di sebelah Alvito. Dan rasanya ingin Adela pergi dari sini. Ia disini seperti kambing conge yang tidak tahu apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.