"hey"
"Bangun anjir. Muke lo jelek kalo maskeran gini. Serem. Kaya setan di pengabdi setan" Ledek Panji. Lagu dari RAN ft. Kahitna yang berjudul Salamku untuk kekasih barumu mengalun pelan.
"Mah.. sakit" Panji langsung menoleh kearah Nayya yang sedang memegangi kepalanya. Lalu ia tersadar. Ini bukan rumahnya, melainkan mobil Panji
"Udah bangun nces?" Tanya Panji sambil menahan tawa melihat wajah Nayya yang dilapisi dengan masker berwarna putih.
Nayya hanya mendengus kesal melihat Panji yang berusaha menahan tawa. Ia tidak mau tahu kenapa. Ia melipat tangannya lalu bersender pada jok mobil.
"Muke lo bersihin dulu. Kaya Pocong kejepit pintu tau ga" Panji menyodorkan tisu basah yang beraroma lemon. Nayya baru ingat, ia belum membersihkan maskernya. Nayya langsung mengambil tisu itu dari tangan Panji lalu membersihkan wajahnya.
"mau makan dulu ?" Nayya mengangguk. Panji hanya tertawa kecil lalu membelokkan mobilnya, menuju tempat makan yang selalu menjadi tujuannya bersama Nayya
**
"Blee! Gak kenaa!" Olok lelaki kecil itu. Ia berlari ke taman kecil yang tak jauh dari rumahnya.
"Ihh Taraa!!" Lelaki itu semakin kencang berlarinya. Menghindari dari kejaran sang gadis kecil itu.
BRUKK!!
Lelaki itu menoleh mendengar asal suara. Ia melihat seorang gadis kecil terjatuh. Ia langsung menghampiri sang gadis itu.
"Eh Nata luka nggak? M..maaf ya.." Gadis kecil itu memajukan bibirnya. Lelaki itu merogoh kantongnya. Ia menemukan handsaplast berwarna cokelat.
"Nata, mana yang luka?" Gadis itu menunjukkan lututnya yang lecet. Lelaki itu membuka bungkus Handsaplast lalu menempelkannya pada lutut sebelah kanan.
"Maafin Tara ya?" Gadis berkucir dua itu tersenyum, mengangguk. Ia selalu bisa memaafkan lelaki itu. Walaupun hal yang besar sekalipun.
Begitu juga lelaki itu, selalu menolong gadis itu dimanapun dan kapanpun.
**
Mobil Honda Civic berwarna hitam berhenti di salah satu foodcourt dikawasan komplek Kenanga. Panji dan Nayya melepas seat belt-nya secara bersamaan. Panji mematikan mesin mobil lalu membuka pintunya.
"yee ga dibukain." gerutu Nayya yang melihat Panji berjalan mendekati foodcourt. Nayya akhirnya turun dari mobil dan menyusul Panji.
"Mau pesen apa?" Tanya pelayan yang berada di meja bernomor 15. Panji memainkan rambutnya sambil melihat-lihat menu.
"Nasi goreng 1" Jawab Panji & Nayya bersamaan. Lalu mereka saling pandang.
Apaan lu ikut-ikut gue, batin Nayya menatap Panji tajam.
Ih lu mau kopelan ama gue ya? Pikir Panji menatap Nayya. Sang pelayan mencatat pesanan Panji & Nayya.
"Minumnya?"
"Es teh esnya dikit aja" Jawan Panji & Nayya berbarengan. Nayya hanya mendengus kesal.
"Mbak pesan pisang keju ya" Tambah Nayya. Panji menatap Nayya bingung. Pelayan itu mengangguk, lalu pergi meninggalkan nota dimeja bernomor 15.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.