37. Gelang Papa.

38 2 2
                                    

Tak terasa, Ujian Nasional tinggal beberapa minggu lagi. Adela sekarang sedang berada di cafe bersama Raina, Nayya dan Bila. Bila sedang mempelajari Biologi. Sementara Nayya mempelajari Fisika. Raina dan Adela sedang belajar Kimia.

"Del... Kamu nggak penasaran sama Alvito?" Tanya Raina seraya melemaskan jari-jarinya. Semua menatap kearah Raina. Kecuali Adela yang sedang fokus mengerjakan latihan soal yang berada di buku UN.

Alvito adalah hal tabu untuk dibicarakan setelah kabar Adela dan Alvito putus. Kedua sahabatnya tidak pernah membuka obrolan tentang Alvito di depan Adela.

"Nggak. Ngapain penasaran? Buang buang waktu aja" Jawab Adela ketus sambil menuliskan cara di kertas coretan. Bila dan Nayya menatap Raina tajam, seolah tidak memperbolehkan Raina bertanya tentang Alvito lebih jauh.

Raina mengerti tatapan itu. Ia mengangguk

"Lu mau kuliah dimana Del? Tanya Raina membanting setir percakapan.

"UB InsyaAllah" Jawab Adela pendek sambil menuliskan jawaban di bukunya. Ia merenggangkan badannya lalu mengikat rambutnya.

"Lo kenapa sih putus sama Alvito del?" Tanya Raina yang sudah tidak tahan untuk menanyakan itu. Mendengar itu, Adela berhenti meminum Bubble Tea-nya.

"He left me and he broke my heart into pieces. And I'm still love him with these pieces"

Adela tersenyum "I'm Stupid"

"Del.."

"I'm waiting someone who never come back to me"

**

Adela menghela nafas panjang. Ia mengambil sebuah kotak yang berada di atas lemarinya. Sedikit berdebu. Ia mengambil lap basah lalu membersihkan debu yang menempel di kotak itu.

Here we go, A journey of Alvito Hanan.

Adela membuka kotak itu. Disana, ada flashdisk yang Adela cat dengan sepenuh hati. Isinya adalah kenangan bersama Alvito.

Adela tidak bisa membuang semua itu. Walaupun Alvito sudah lama pergi meninggalkan Adela dan meinggalkan luka yang dalam, Adela tidak bisa membuang itu semua.

Adela menatap beberapa foto polaroid. Dari Alvito yang ngajak dia jogging, muka bantal Alvito, senyum Alvito dan semua tentang Alvito.

Dia indah. Begitupun dengan senyumnya.

Tangan Adela meraih gelang milik Alvito. Alvito sayang sekali dengan gelang itu. Bahkan ia tidak mau memberikannya kepada siapapun.

Adela meraba gelang itu. Terukir nama Alvito di gelang itu.

"Aku.... Kangen..."

**

"DEEL JANGAAN"

"IH KENAPA SIH GAK BOLEH?!"

Alvito menatap Adela tajam. Sebegitu sayangnya Alvito dengan gelangnya sampai ia tidak mau meminjamkannya kepada Adela. Bahkan Adela sendiri cemburu dengan gelangnya.

Adela memajukan bibirnya. Angin disitu berhembus pelan. Membuat rambut Adela sedikit berantakan. Tangan Alvito tergerak untuk merapikan rambut Adela.

"Del... bukannya gue pelit--"

"kamu kan emang pelit. Beli es dua daun aja mikir sampe 2 jam" Potong Adela yang masih ngambek.

"ENGGAK GITUUU SAYAAANGGGG"

"TERUS APA?! PELIT!" Gerutu Adela. Kedua tangan Adela dilipat didepan dada.

Alvito menghela nafas. Ia melepas gelangnya lalu memasangnya di tangan kanan Adela. Alvito tersenyum menatap gelang yang ia sayangi sekarang berada di tangan orang yang ia cintai.

"Ini gelang pemberian Papa. Walaupun aku benci banget sama papa, dia tetep ayahku."

"Del, dijaga baik baik ya?"

**

Adela menatap gelang yang ia pegang saat ini. Semenjak Alvito pergi, ia menyimpan semua barang barang yang diberikan Alvito. Ia masukkan kotak dan--"

Adela mengambil peta Jogjakarta yang sudah dicoret coret oleh tulisan tangan Alvito. Alvito memang suka sekali dengan kota Jogjakarta.

"Soalnya Jogja bagus. Banyak banget jajanannya."

Suara tawa Alvito, senyum Alvito dan cara Alvito menatap Adela masih berberkas segar di ingatan Adela. Tak terasa, Air mata Adela jatuh ke pipinya.

Dan iya, Adel masih menyimpan surat terakhir yang Alvito berikan kepadanya. Kotak ini sangat berharga bagi Adela. Isinya terutama.

Adela tidak bisa sedikitpun melupakan Alvito. Karna, dia bab yang istimewa dan mengecewakan baginya.

.

.


gatau gengs aku ngeblank. besok masuk sekolah aku boloz bhay~

oh iya.. Makasih udah baca cerita ini--padahal cerita ini gaje banget tapi kalian tetep setia baca hiks~ aku terharuu~~


di 2019 ini aku mau vakum. semua cerita mau aku unpub. jadi--last update?

Maaf aku ngecewain kalian lagi.. sekali lagi maaaf

m

a

a

f


tapi tipu.

dadah gengs~~

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang