Dering telpon berbunyi dari saku Adela. Adela melihat sang penelpon lalu menggeser tombol hijau.
"Iya Mas kenapa?
"Del bisa nggak dateng? Soalnya Kak Davi sama Teteh Ina nggak bisa"
Adela menatap Alvito lamat. Alvito mengangguk. Alvito langsung membanting setir ke arah Taman Belajar.
"Iya Anggi ke sana sama vito"
**
Mobilio berwarna cokelat tua itu parkir di dekat Taman Belajar. Alvito melepaskan seat belt yang terpasang di tubuhnya.
Alvito mengambil hpnya lalu beranjak turun dari mobil. Disusul oleh langkah Adela.
"Oh ya.. Lo mau ngomong apa tadi di mobil?" Tanya Adela sambil mencoba sejajar dengan langkah kaki Alvito. Alvito hanya menggeleng.
"Ih Vito ya sekarang.. Rahasia-rahasiaan" Goda Adela sambil manyun. Sementara Alvito hanya tersenyum, lalu merangkul Adela.
"Gue minta bayaran"
"Dih? Bayaran apaan?" Tanya Adela. Perasaan Adela tidak enak. Sepertinya Alvito akan menjawab dengan aneh-aneh.
"Kan gue nyupirin lo" Jawab Alvito sambil tersenyum simpul. Adela memajukan bibirnya beberapa senti. Alvito mnegacak rambut Adela.
"Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga" Mas Fajar berjalan mendekati Adela dan Alvito. Alvito menarik tangannya lalu tersenyum.
"Ciye kangen" Senyum Mas Fajar perlahan memudar karena mendengar perkataan dari Adela. Sementara Adela hanya tersenyum-senyum sendiri.
"dih najis" hina Mas Fajar sambil memasang wajah jijik. Adela hanya memutar bola matanya. Sementara Alvito hanya tersenyum.
"Anggi, lo nyanyi ya di kelompok 3. Sama.. Vito lo di kelompok 7, masak ya" Alvito dan Adela mengangguk, Mereka berdua segera berpencar. Meninggalkan Mas Fajar yang tersenyum melihat Adela & Alvito.
**
Kali ini, Adela selesai lebih cepat. Ia duduk di karpet yang tidak jauh dari rumah kecil itu. Ia memegang air mineralnya. Menatap Alvito yang sedang mengajarkan anak-anak memasak.
"Anggi" Panggil seseorang yang membuat Adela menoleh. Ia adalah Kang Faiz. Kang Faiz langsung duduk disamping Adela.
"Tumben kesini"
"Soalnya gantiin kak Davi sama Teteh Ina" Kang faiz hanya ber-oh panjang. Adela meneguk Air mineralnya.
"minta dong" Adela menyerahkan botol Air mineralnya lalu beranjak berdiri. Ia berjalan ke tempat Alvito.
"Uhh.. Panas anjir" Umpat Alvito. Ia menggosok-gosok tangannya yang terkena cipratan minyak. Alvito sedang memasak roti cokelat.
"Vito ya omongannya" Alvito menoleh, Ia tersenyum melihat Adela mendatanginya lalu duduk disampingnya. Adela tersenyum, lalu membantu Alvito memasak.
"Mau bantu atau cuma makan doang?" Tanya Alvito yang melihat Adela mencomot roti cokelatnya. Adela hanya tertawa kecil.
"Vito"
Alvito menoleh, lalu Adela mencoleknya dengan cokelat cair yang sudah disediakan. Alvito yang tidak terima atas perlakuan Adela lalu mengambil mangkuk yang berisi cokelat cair. Ia langsung mencolek pipi dan dahi Adela.
"Gaadil ih. Gue kan cuma di pipi" Cetus Adela yang sedang pura-pura ngambek. Alvito tersenyum, lalu perlahan-lahan tangan Alvito mencolek pipi kiri Adela dengan cokelat.
"Alvito!"
**
Adela & Alvito akhirnya selesai memasak. Mereka duduk di tempat Adela duduk tadi. Disana sudah ada Kang Faiz, Mas Fajar, Bang iki dan Mbak Qilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.