Honda mobilio berwarna cokelat tua berbelok kearah parkiran SMA Garuda. Adela memarkirkan mobilnya di tempat ia biasa parkir, dibawah pohon mangga.
Adela mematikan mesin mobilnya. Mengambil Tas lalu turun dari mobil. Diikuti oleh langkah Alvito. Adela menghela nafas.
"Del!" Adela berbalik, Ternyata Fayza teman sekelasnya. Fayza menghampiri Adela yang sedang berjalan.
"bareng yok"Kata Fayza sambil tersenyum ke arah Adela. Adela membalas senyuman Fayza
"bol--"
"Eh nggak bisa, soalnya Adela belum bayar uang kas. Jadinya gitu deh" Alvito langsung menaruh tangannya di bahu Adela. Fayza hanya ber-oh panjang lalu pergi.
"Sotoy. Lo kali nunggak bayar uang kas" Adela melepaskan tangan Alvito dari bahunya. Karena tangan Alvito berat.
Alvito hanya tertawa kecil. Mengacak rambut Adela yang sudah rapi. Adela hanya mendengus kesal. Alvito menatap Adela yang sedang memperbaiki rambutnya.
"del"
"Apa?"
Alvito hanya tersenyum. Alvito menatap Adela lamat-lamat.
"jangan lama-lama liatnya tar diabetes loh" Kekeh Adela meninggalkan Alvito. Alvito hanya mengacak rambutnya. Menyesal sudah menatap Adela.
**
Bel istirahat terdengar dari ujung lorong. Banyak para murid keluar kelas untuk mencari asupan makanan. Begituu juga Bila & Nayya.
"Del beli yok"
Adela yang tidur dari jam pelajaran pertama memilih mengacuhkan ajakan Bila. Nayya menghela nafas. Memang, pelajaran agama ini membuat mengantuk.
"Gue nitip aja" Bisik Adela. Kedua temannya hanya mengangguk, meninggalkan Adela dikelas sendirian dengan alam mimpinya.
**
Seorang lelaki berjalan ke meja bernomor 12 yang berpenghuni dua gadis yang sedang makan.
"Mana Adela?" Tanyanya sesampai di meja 12. Kedua gadis itu asik makan. Lelaki itu menghela nafas panjang.
"dikelas"
"tidur" jawab kedua gadis itu bersahutan. Lelaki itu hanya ber-oh panjang. Ia melangkah menjauh meninggalkan meja bernomor 12
**
Langkahnya terhenti saat sudah didepan kelas IX IPA 1. Lelaki itu akhirnya melangkah masuk ke dalam kelas itu. Ia tersenyum, mendapati seorang gadis yang sedang tidur. Ia berjalan ke arah gadis itu.
Lelaki itu mengambil kemoceng yang berada di meja sebelah gadis itu. Ia mencabut 1 bulu dan menyapukannya ke dekat hidung gadis itu.
"HATCHI!!"
"Anak yang sebatang kara pergi mencari ibunya~" Lelaki itu tertawa, sementara gadis itu mendengus kesal. Lelaki itu sudah menganggu mimpinya.
"Nih, somay buat lo" Alvito menaruh sebuah bungkusan yang berisi siomay yang lezat. Adela mengambil bungkusan itu, membukanya lalu memakannya.
"Laper bu?" kekeh Alvito yang melihat Adela makan dengan 'buas'. Adela hanya memutar bola matanya.
"bodo. Yang penting gratis"
"Siapa bilang itu gratis?" Tanya Alvito sambil menarik bungkusan itu. Adela yang sedang malas berdebat hanya memajukan bibirnya.
"Lo harus bayar" Tambah Alvito. Adela menghela nafas. Siapa juga yang memesan dengan Alvito? Tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.