3. Setan ?

86 15 10
                                    

"Ini, novel sama hp Adela ketinggalan"

 Alvito memandang hp yang berwarna merah  dan dibawahnya terdapat buku yang bertuliskan Dear Nathan.

"sini gue aja yang bawa" Sasha menyodorkan kedua benda itu lalu Alvito menerimanya dengan senang hati. Ia membuka buku itu. Di halaman tulisan itu ada sebuah tulisan yang membuat Alvito membeku.

For my beloved Adela Chantika U.

Alvito membeku melihat tulisan itu. Tak pernah disangka. Adela sudah ada yang punya.

"Alvito!" Suara Naufal membuyarkan lamunan Alvito. Alvito menoleh kepada Naufal yang sedang mengunyah roti yang ia beli tadi.

"Lo ga balik? Ntar diculik wewe gombel baru tau" Tanya Naufal lagi. Alvito hanya mengangguk pelan. Ia baru sadar, teman-temannya sudah pulang. Kecuali Naufal.

"Napa lu? Muke lo ga enak kaya sempak yang ga dicuci 1 abad" Tanyanya lagi. Naufal mendekat kepada Alvito yang sedang memegang foto dari kamera polaroid. Dalam foto itu terdapat 1 cewek dan 1 cowok. Sang cowok merangkul si cewek yang sedang memegang buku yang berjudul Dear Nathan.

"Lo cemburu? Tumben. Gue kira lo cemburunya sama cowo." Tebak Naufal sambil meletakkan kembali foto di buku itu. Naufal tahu siapa cowok itu. Ia sengaja tak memberi tahu supaya ia punya peluang untuk menggoda Alvito.

"Gue ga cemburu. Ngapain cemburu, toh gue sama Adela cuma temen" Jawabnya singkat. Naufal melengkungkan bibirnya. Ia punya banyak kesempatan untuk 'ngecerokin' Alvito.

"Temen atau calon pacar?" Goda Naufal. Alvito menghela nafas. Ia malas membahas soal Adela. Inilah sifat Alvito yang membuatnya jatuh ke dalam jurang karena ulahnya sendiri, Terlalu cepat mengambil keputusan.

"Temen" jawab Alvito lagi. Moodnya sekarang jelek karena memikirkan lelaki yang berada di foto itu. Ia mengambil tasnya lalu beranjak pergi

"Padahal tadi menggebu-gebu bilang 'Adela calon pacar gue' Udah mau nyerah gitu aja? Dasar kebo lu." Kekeh Naufal sambil meminum oceana yang selalu ada ditangannya.

"itu tadi. Bukan sekarang" Jawab Alvito pelan. Angin berdesir pelan. Membuat daun-daun kering bertebaran. Rambut Alvito mengikuti arah angin berhembus.

"Kalo lo nyerah sih itu juga keputusan lo. Tapi, Gue minta satu"

"Apa?"

"Jangan nyesel kalo Adela direbut sama yang lain. Banyak yang mau sama dia. Termasuk cowo yang ada di foto itu." Alvito terhenyak. Mencerna perkataan Naufal tadi. Sementara Naufal sudah berjalan menuju mobilnya.

Jangan Nyesel.

**

"Bila" Panggil Adela. Yang dipanggil menoleh. Ia sedang memilih baju di Colourbox. Begitu juga Nayya, sibuk memilih baju berwarna hijau dan biru.

"Hp gue mana?" Tanya Adela. Kebiasaan Adela adalah; Teledor. Ia teledor menaruh barangnya sembarangan lalu meninggalkannya.

"Bukan sama gue. Coba tanya Nayya tuh" Jawab Billa sambil melanjutkan aktivitasnya, yaitu memilih-milih baju. Mereka bersepakat untuk menginap rumah Adela.

"Lha tadi bukannya lo ambil ya?" Tanya Nayya balik. Adela mengerutkan kening sambil meminum milkshake coklatnya yang bersisa setengah.

"Gue ambil.. kok.. kalo ga salah" Jawab Adela ragu

"Tadi Sasha kan naro di meja lu. Gue tanya punya lo bukan. Lo bilang bukan. Ya udah gue taro meja Sasha" Cerita Bila yang baru datang. Nayya menepuk dahinya, sementara Adela terbelak.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang