Mobil berwarna hitam melesat di jalan raya. Gadis itu hanya menatap jalan raya yang lenggang. Sementara Lelaki itu berkonsentrasi mengendara.
Hanya suara dari radio yang menemani kesenyapan mereka. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Entahlah, mereka takut untuk memulai.
Lelaki itu membelokkan setirnya ke arah Komplek Daun. Gadis itu menatap Lelaki itu sebentar. Lalu mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.
"Thanks--"
"Nopal aja"
"Thanks Nop" Gadis itu tersenyum, lalu turun dari mobil. Lelaki itu hanya menatap gadis itu masuk ke dalam rumahnya yang bernomor 29.
**
"Naufal baku banget. Kesel gue" Gumam Bila yang sedang berbaring di tempat tidurnya. Ia tak habis pikir, saat Naufal bersama teman-temannya ia terlihat santai. Tetapi saat dengannya Naufal sangat baku.
"Padahal kan gue juga manusia. Dikira gue alien apa" Gerutu Bila yang masih kesal dengan tingkah Naufal kepadanya.
Hari minggu. Biasanya, Bila memakai hari ini untuk bersantai, ngidol, atau apapun. Tetapi, ia tidak bisa melakukannya hari ini.
Hp Bila berbunyi. Menandakan ada notifikasi dari Line. Bila yang sedang mager mengambil hpnya yang berada di meja kecil dekat kasurnya mencoba menggapainya tanpa mengubah posisi sesenti pun.
Line: Naufal Fahru
Entah mengapa, Bila langsung tersenyum, lalu cepat-cepat membuka pesan dari Naufal. Tidak biasanya Bila seperti ini. Tidak biasanya.
Naufal Fakhru: Nab
Nabilazah: Bila please.
Naufal Fakhru: bila, mau temenin gue jalan nggak?
Nabilazah: kemana? Jam?
Naufal Fakhru: kota tua, mungkin jam 17.15.
Nabilazah: Ohh.. boleh
Read.
Bila melirik jam yang berada di hpnya. Sudah jam 17.00 berati ia harus bersiap-siap dalam waktu 15 menit.
**
Mobil Toyota Accord berhenti di depan rumah bernomor 29. Seorang gadis keluar rumah dengan Shortdress dengan motif bunga-bunga. Rambutnya ia ikat satu dibelakang.
Gadis itu tersenyum ke wanita yang sudah berkepala empat itu. Lalu gadis itu mencium punggung tangan wanita itu. Wanita itu tersenyum, melambaikan tangannya ke gadis itu. Gadis itu membalas lambaian wanita itu sebelum wanita itu masuk ke rumah.
Gadis itu masuk ke mobil yang sudah ada sejak 5 menit yang lalu. Lelaki itu memandang gadis itu, lalu berbelok keluar dari komplek Daun.
**
"Tumben ngajakin gue jalan. Biasanya sama--"
"Dia sepupu gue"
Bila hanya ber-oh panjang. Clarissa Handayani. Cewek yang cantik dan pintar di SMA Garuda. Dan nyatanya, dia adalah ketua tim pemandu sorak.
"Gue ada project buat foto, dan gue minta lo jadi modelnya" Terang Naufal.
Ya kalo dikasitau sekarang kan gue ga bisa nolak.. si bego. Batin Bila sambil menatap Naufal yang fokus menyetir. Bila menengok ke belakang, banyak kamera dan lensa milik Naufal.
"terus kenapa enggak Clarissa aja jadi model?" Tanya Bila dengan nada sedikit tinggi. Bukan bermaksud ia tidak mau, hanya saja, mulutnya gatal untuk bertanya.
"Gue mau pede--"
"Eh maksud gue, gue bosen Clarissa mulu. Yaudah."
Hampir aja keceplosan anjir. Batin Naufal yang sedang bersikap cool didepan Bila. Bila hanya ber-hm tidak jelas.
**
"keren.."
Itulah kata yang diucapkan Bila setelah turun dari mobil Naufal. Naufal hanya tersenyum kecil mendengarnya. Ia mengambil kamera lalu mengambil foto Bila.
"Ih Nop.."
Naufal tidak mendengarkan. Bibir Bila maju beberapa senti. Naufal tetap memfoto Bila setiap detiknya.
Bila tersenyum, lalu mengacungkan 2 jarinya. Naufal tersenyum, mengambil gambar Bila beberapa kali, Tak puas, Bila mengajak Naufal berkeliling Kota Tua.
**
Setelah 1 jam mereka mengelilingi kota tua, Bila dan Naufal beristirahat sejenak di Angkringan terdekat.
Lampu-lampu jalan sudah mulai dinyalakan, membuat Kota Tua menjadi indah. Bila mengeluarkan kamera polaroidnya.
Ia mengarahkan kameranya ke Naufal yang sedang asik melihat-lihat hasil fotonya. Lalu ia memfoto Naufal. Tak lama kemudian, hasil foto itu keluar dari kamera yang berwarna pink.
"Foto gue mahal. 500 juta satu." Bila hanya tersenyum kecil, ia mengibaskan hasil foto itu agar cepat kelihatan hasilnya.
"Nop, lo pernah suka nggak sih sama orang?"
Naufal menggeleng. Ia tidak pernah suka sama orang. Menurutnya tidak ada gunanya. Mendingan untuk senang-senang kan daripada suka-sukaan?
"Buset.. waras lo?" Tanya Bila tak percaya. Naufal hanya mengangguk.
"Lo harus belajar buka hati deh nop" Tutur Bila.
"Ke?"
"Gue" Bila tertawa keras, sehingga orang yang berada di meja lain menatap mereka.
"Nggak kok.. becanda" Kata Bila saat tawanya mereda.
Naufal tersenyum tipis, "Nggak becanda juga ngga apa kok"
"Hah?"
"Nggak"
**
AKU BAPER.
Jan lupa votemennt nanti digaplok bunda Adela ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.