31. Pergi.

23 6 16
                                    

Setelah libur panjang karena kenaikan kelas, akhirnya para siswa SMA Garuda masuk sekolah untuk halal bi halal. Adela sebenarnya juga sudah malas, kalau tidak diancam sama Reyghina, sang ketua kelas ia tidak akan masuk.

Del, gue ngga bisa anter ya. Soalnya gue sendiri juga ada acara dari tadi pagi jam setengah lima

-Dari abangmu yang ganteng

Sumpah, ia ingin sekali menyumpahi abangnya saat ini. Dan abangnya memakai mobilnya, bagaimana ia bisa ke sekolah? Bunda dan Ayah adela kali ini sedang di Jogja karena menjaga neneknya.

Akhirnya, Adela memutuskan untuk sarapan roti dulu baru memesan ojek online. Harusnya ia tidak masuk hari ini supaya uang jajannya tidak berkurang.

Ting!

Alvaro: cepetan keluar ato ngga gue tinggal.

Adela tertegun. Kenapa Alvaro di depan rumahnya? Padahal ia tidak menyuruh Alvaro untuk menjemputnya. Disisi lain, ia bersyukur uang sakunya tidak dikorbankan.

**

"Terus habis halal bi halal gini doang? Pulang?" Tanya Adela saat selesai bersalaman dengan guru-guru dan yang lainnya. Nayya dan Bila mengangguk. Adela menepuk dahinya. Mending ia diam dirumah.

Sedari tadi, Ia tidak melihat Alvito. Biasanya, Alvito selalu ada dimanapun dan kapanpun. Tapi sekarang ..?

"Lo liat Alvito nggak sih?" Tanya Adela kepada dua sahabatnya. Sahabatnya hanya mengangkat kedua bahunya.

"Del, lo dipanggil sama Bu Hana di perpus"Ujar Tia yang baru datang. Adela mengangguk,segera pergi ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan hanya ada Bu Hana dan seorang lelaki yang sedang merapikan buku-buku di perpustakaannya. Punggungnya mirip sekali dengan Alvito.

"Disini lo rupanya" Adela langsung mengenggam tangan lelaki itu. Saat berbalik, ternyata itu bukanlah Alvito. Tapi Naufal.


"E.eh.. Maaf, gue kira Alvito" Naufal tersenyum, sementara Adela? Yaampun, wajahnya sudah semerah tomat karena kejadian ini.

"Lo liat Vito?" Tanya Adela yang membuat senyum Naufal luntur. Tingkah Naufal seperti menutupi sesuatu.

"A..Anu.. Dia nggak turun..."

"Kenapa?"

"Karena.. Euhmmm... Al.. Alvira minta dia antar ke bandara! Iya! Udah ya, gue ditunggu ama Panji tuh dadah!" Adela hanya menghela nafas berat mendengar jawaban dari Naufal.

**

Setelah sampai rumah, Adela langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur yang sudah rapi. Ia menghela nafas. Tumben Alvito ngga muncul di sekolah?

Akhirnya, Adela mengambil hpnya yang tidak jauh darinya dan membuka chat dari Alvito.

tidak ada notifikasi dari Alvito.

Adelacha

Vito

Lo knp ngga masuk?

Woy balas kek

P

P

P

Sayang :"

Alvito Hanan.

Apaaa sayaaangg??

Mama lg kontrol. Kak Alvira lg ujian sekripsi.

Makanya gue yg anter

Kangen kah?

Adelacha

Dih ngga.

Ada gunanya emang kangen sama lo?

Iya vit, gue kangen..

Alvito Hanan

Td dsklh belajar apa?

Adelacha

Belajar mencintai.

Alvito Hanan

Lebay banget lo.

Kebanyakan gaul sama Alvaro kaya gini deh

Bibit-bibit lebay.

Adelacha

Lo lebih lebay kali

Ngaca dongg mass~

Varo bibitnya lu apa?

Induknya ?

Alvito Hanan

Y dh y

Adelacha

Udh makan?

Read

Adela menghela nafas panjang. Ia melemparkan hpnya ke sembarang tempat. Firasatnya merasa ada yang 'berbeda' dari Alvito.

**

"Dek kok Alvito jarang ke rumah?" Tanya Bundanya saat makan malam. Adela hanya mengangkat kedua bahunya.

Ketemu aja nggak Bun..

Setelah makan malam, Adela berniat untuk menelpon Alvito. Ia berjalan ke kamarnya, lalu tidak sengaja menyenggol tasnya. Dari tasnya keluar sebuah kotak hitam

Tanpa pikir panjang, Adela langsung mengambil kotak itu dan membukanya. Di dalam kotak itu, terdapat beberapa surat dan beberapa cokelat.

Hai Del...

Lo pasti tau kan pemilik tulisan ini siapa?

Ciye yang hari ini aniv satu tahun NGUEHEHE

Sebenarnya, gue mau ngasi tau secara langsung... Tapi, waktunya nggak tepat. Jadi gue bikin surat aja.

To the point aja ya.

Let's break up, Del.

Ya, Putus.

Ini bukan mimpi. Tapi beneran.

Terima kasih atas satu tahun-nya.

Alvito Hanan.

Tes!

Air mata Adela langsung turun dan mengenai kertas yang dipegangnya. Udara yang berada di sekitarnya sesaat menghilang.

Adela langsung mengambil surat yang berada di kotak itu dan membacanya.

Hai lagi Del..

Gue brengsek? Haha iya.

Sebagai 'hadiah' anniv-nya, gue kasih coklat kesukaan lo. Enak?

Gue nggak bisa di samping lo.

Karena kita bukan apa-apa lagi.

Ngga usah hubungin gue lagi. Makasih atas satu tahunnya.

Pecah tangis Adela saat membaca surat kedua yang ia yakin dari Alvito. Lelaki yang membuka hatinya dan akhirnya menghancurkannya berkeping-keping.

**

Jangan marah-marah gengs nanti cepet tua loh kaya gue :")

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang