SMA Garuda saat ini sedang melangsungkan ujian semester. Dan hari sabtu adalah hari terakhir. Tenang? Tidak. Karena mata pelajarannya adalah matematika. Bagaimana bisa tenang?
Jam masih menunjukkan pukul 05.30 dan saat ini Adela sudah siap. Sekarang, ia sedang duduk di sofa dengan catatan matematikannya.
"Moga Anjlok" Ujar Farrel sambil menyalakan tv. Sementara Adela hanya menghela nafas. Ia tidak punya waktu untuk meladeni kakaknya.
Adela mengambil buku paketnya dan mencoba beberapa soal yang mungkin diujikan saat ujian nanti. Tetapi, Adela tidak bisa menyelesaikannya.
Gue butuh Alvaro sekarang plis.
"Bang bantuin coba!" Seru Adela yang sedang menatap kakaknya memakan cemilan favoritnya. Sementara kakaknya hanya tersenyum.
Kali ini Adela ingin mencubit Farrel sampai biru.
"Del! Ada temen mu nih!"
Adela mengerutkan dahinya. Ia tidak meminta Bila & Nayya kesini. Alvito? Hari ini ia tidak bisa menjemput Adela.
Bunda Adela akhirnya masuk ke ruang Tv dimana Adela belajar. Di belakang Bunda Adela ada seorang lelaki yang memakai seragam SMA Garuda.
"Lo kok disini?" Adela tidak menyangka, lelaki yang di depannya sekarang adalah Alvaro.
"Ngga boleh? Gue pulang nih"
"Eh ngga ngga. Bantuin gue dong.."Alvaro hanya tersenyum tipis lalu duduk di sebelah Adela. Adela kembali mengerjakan soal yang sedari tadi membuatnya ruwet.
"Masa gini aja lo nggak bisa?" Kekeh Alvaro sambil mengambil secarik kertas yang berada di antara buku-buku Adela dan mulai mengerjakan soal.
Tak sampai 5 menit, akhirnya Alvaro selesai mengerjakannya. Ya, Alvaro memang lebih pintar daripada Adela. Dan saat MID kemarin, Alvaro ranking 2 dan Adela ? 7.
"Yaa kan gue ngga terlalu paham sama bab yang ini"Komentar Adela yang tidak ingin disalahkan. Alvaro hanya tersenyum lalu meregangkan tubuhnya.
"Udah yok berangkat. Masih bisa lanjut disekolah kan?" Adela menggangguk, membereskan buku matematikanya dan pergi bersama Alvaro.
**
"SATU SATU NANYANYA"
"LOH KOK TANYA GUE KAN LO YANG NGERJAIN"
"TUJUH KALI TIGA DUA SATU UDINNN"
Hampir habis kesabaran Adela mengajari teman-temannya matematika. Adela tidak habis pikir. Kenapa mereka meminta Adela mengajarinya? Kan ada Alvaro yang ranking satu. Kenapa mereka tidak bertanya dengan Alvaro?
"MINTA ALVARO AJARIN SANA!" Teman-teman Adela terdiam mendengar teriakan Adela. Adela hanya ingin belajar dengan tenang itu saja.
Alvaro yang sedang membaca komik akhirnya menatap Adela dengan tatapan tidak-ingin-diganggu. Ia sedang menghayati komik Doraemon.
"Nggak"
Rasanya Adela ingin meremas Alvaro sampai hancur kali ini.
**
Akhirnya suara yang ditunggu-tunggu terdengar. Yaitu suara bel pulangan berbunyi. Adela berjalan beriringan bersama Alvaro kali ini. Karena Nayya dan Bila sedang dipanggil untuk rapat OSIS.
Saat Adela membeli jajan di luar. Matanya menangkap Talitha sedang memeluk Alvito. Alvito tersenyum, lalu mengacak rambut Talitha. Dan, Talitha mencium pipi Alvito.
Tiba-tiba oksigen hilang dari permukaan bumi. Adela sesak nafas melihat kejadian itu. Matanya terasa panas. Ia langsung berlari. Sementara, Alvaro hanya menatap kepergian Adela.
Tolong, bawa Adela kemana saja, asal tidak melihat kejadian itu. Tolong.
**
Alvaro menghentakkan kakinya beberapa kali. Pikirannya melayang memikirkan Adela. Sekarang ia sedang bersandar di dinding dekat toilet.
Tangan Alvaro sedari tadi meremas kertas coretan matematika. Rasanya ia ingin mendobrak pintu toilet dan memastikan Adela.
Setelah beberapa menit menunggu. Seorang gadis keluar gadis dengan mata sembab. Wajahnya ia tundukkan agar tidak ada orang yang melihat.
Alvaro berdiri di depan gadis itu. Ia tahu, hati gadis itu benar-benar remuk. Ia melihat apa yang dilihat oleh gadis itu.
"g..gue--"
Alvaro langsung memeluk gadis itu. Gadis itu menumpahkan kesedihannya di pelukan Alvaro. Ia lelah menghadapi ini.
"Gue selalu disini kalo lo butuh"
**
Untuk membuat mood Adela baik, kali ini Alvaro menemaninya untuk makan. Dan ya, Alvaro yang membayarnya.
"Makan aja terus. Hobi banget lo buat gue miskin" Adela hanya tertawa kecil. Saat ini Adela sedang memakan es krim rasa Greentea. Padahal, tadi ia sudah memakan takoyaki,donat,kue,kentang goreng dan Karange.
"Oiya ntar lagi kan clasmet. Lo ikut lomba apa?" Tanya Adela sambil menyendokkan sedikit es krimnya ke mulutnya.
"Lomba tidur. Yang paling lama tidur boleh pulang" Jawab Alvaro asal. Adela memutar bola matanya. Temannya satu ini sangat suka tidur.
"Serah. Pokoknya clasmet lo harus dateng. Ga mau tau"Tandas Adela. Alvaro hanya tersenyum kecut.
"Iya gue dateng baru pulang lagi"
Alvaro tertawa dengan perkataannya tadi. Tetapi, tidak ada yang lucu dari perkataannya tadi.
"Apasi gajelas" Alvaro menghentikan tertawanya lalu menyeruput colanya yang masih setengah itu.
"Del" Adela menoleh ke arah Alvaro, lalu gadis yang berada di depannya itu menoleh kearahnya. Tangan Alvaro langsung terjulur dan menyisipkan rambut Adela ke belakang telinga Adela.
Adela hanya tersenyum lalu melanjutkan makannya.
Dasar ga peka. Mati aja lo.
"Oiya abis ini gue mau makan waffle, sosis bakar, crepes,burger--"
"NGGAK HABIS INI PULANG POKOKNYA! GA ADA JAJAN LAGI!"
**
Hello.. Ada yang kangen ngga sama gue?
kayanya ngga sih byhe.
Oiya.. maaf yaa kalo aku jarang apdet soalnya aku kelas 9 dan.. yahh.. banyak TO, les sana sini dll..
jadi aku mau minta maaf kalo aku hiatus lama.. aku bakal kembali setelah UN. gatau kapan wkwk tunggu aja yaa
More love
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.