7. Masalah

50 13 8
                                    

"Adel!"

Gadis berambut hitam legam itu berbalik. Ia habis dari kantin bersama Nayya dan Bila.

"Kamu ikut Dokus kan? Udah ada pengumumannya tuh!" Mendengar itu, Adela langsung tersenyum lebar.

"Gue kesana dulu ya! Yok Irene!" Adela langsung menarik tangan Irene yang masih kecapekan mengejar Adela.

**

Adela langsung berlari menuju papan pengumuman. Banyak orang yang mengerubungi papan pengumuman agar bisa melihat.

YANG DITERIMA DOKUS

1.Alfina Nathalia T (Kamis)

2.Safar Mahena P(Sabtu)

3.Dean Feroga(Selasa)

4.Arina Atmaja(Senin)

5.Adela Chantika U(Rabu)

6.Fidelya Nathan(Sabtu)

7.Reina Amanda(Rabu)

8.Geynada Sabila(Sabtu)

9.Rehan Alfaro R(Jumat)

10.Aryasatya Windhartha (Kamis)

11.Irene Nadhifa W (Senin)

12.Satria Hendra I (Jumat)

Langsung bertugas ya ;)

"GUE MASUK!"

Sorak Adela yang melihat namanya berada dalam daftar tersebut. Dan terlebih, dia langsung menjaga UKS disaat jam pelajaran sejarah.

"Yaah kita beda hari" Keluh Irene. Adela hanya tersenyum menanggapi Irene yang sedang menghela nafas. Dan Adela tahu, Irene tidak mau belajar Sejarah dengan Bu Wirna.

"Ada yang kelai"

Bisik-bisik terdengar sepanjang lorong sekolah. Adela tidak peduli. Ia selalu berfikir kenapa tidak menyelesaikan masalah dengan berdebat? Kenapa harus berkelahi? Memang berkelahi menyeselaikan masalah? Tidak. Yang ada hanya menambahkan masalah.

**

"Anjir kalah!" Alvito membanting hpnya. Ia kalah bermain Mobile Legend dengan Rio. Dia salah menantang Rio.

"Cabut yok" Ajak Panji sambil membolak balikkan buku catatan matematika miliknya. Kalau soal mencatat, Panjilah orang yang paling rajin.

"Sok rajin. Nomor satu aja minta sontekan" Olok Naufal sambil melemparkan gulungan tisu ke Panji. Panji hanya mendengus kesal.

"MANA YANG NAMANYA ALVITO?!" Teriakan itu sontak membuat seisi kantin senyap. Alvito langsung berdiri.

Seorang lelaki langsung berjalan ke arah Alvito berdiri. Ia ditemani oleh 4 orang temannya. Alvito yakin ia kelas 12.

"LO APAIN TEMEN GUE HAH?!" Bentaknya. Alvito hanya tertawa kecil. Kakak kelas sok-jagoan. Siapa lagi kalau bukan Ravendra Rianta Dharma.

"Sori bos. Dia yang salah. Nyetir ga liat-liat" Ujar Alvito santai. Memang, saat dijalan, ia ditabrak oleh Rangga, salah satu anggota geng Raven.

"GAK USAH NANTANG LO YA!" Teriakan itu menggema. Membuat Alvito menjadi pusat perhatian. Alvito tidak merasa bersalah, karna memang ia tak bersalah.

"Siapa sih yang nantang? Ga usah ngegas. Pantes lah temennya nabrak orang, lah bosnya aja ngegas" Sindir Alvito. Mendengar itu, Raven langsung meninju rahang Alvito.

Rahang Alvito mengeras. Sedari tadi ia santai menghadapi masalah, Ia sedari tadi sudah menahan emosi supaya tidak meledak. Salahkan Raven kalau membuatnya marah.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang