"Yaampun, ini hp ato kuburan elah?"
Gadis itu menghela nafas. Libur 3 hari ini membuat gadis itu kelewat bosan. Ia tak tahu harus apa di rumah yang lumayan besar ini.
Gadis itu mengambil hpnya yang tadi ia lempar, lalu ia membuka Instagram. Gadis itu hanya men-scroll instagramnya.
Gadis itu menghela nafas. Ia bangun dari tempat pewe'nya lalu berjalan ke balkon rumahnya. Rumahnya tidak berpagar, jadi ia langsung melihat teras rumahnya.
Gadis itu terbelak, melihat lelaki yang berada di atas motor. Lelaki itu melambaikan tangan kearahnya. Gadis itu berlari ke bawah dan tak lupa, ia mengambil jaket yang berwarna merah marunnya.
Sesampainya di teras depan, gadis itu berjalan kearah lelaki itu. Lelaki itu tersenyum hangat lalu menyodorkan helm kearahnya.
"Lo kebiasaan. Nggak ngabarin dulu kalo mau mampir"Ujar gadis itu. Lelaki yang berada didepannya hanya tertawa kecil. Lalu menyalakan motornya.
"nggak mampir dulu?"Tawar Gadis itu. Lelaki itu menyanggah kepalanya dengan telapak tangannya yang ia taruh di stang motor.
"Gue mau nyulik emang harus izin sama mamanya? Ntar ketauan lah"Kekeh Lelaki itu. Gadis itu mengacak rambut lelaki itu.
"Bisa aja ah nop"
Lelaki itu kembali menyodorkan helm berwarna cokelat muda. Gadis itu tersenyum, lalu mengambil helm yang berada di tangan lelaki itu.
Gadis itu akhirnya naik ke motor lelaki itu. Lelaki itu membelokkan motornya, keluar komplek.
**
Akhirnya, Naufal dan Bila mampir di sebuah kedai makanan yang berada di pinggir jalan. Kata Naufal sih, enak.
Naufal & Bila duduk di kusri bernomor 07. kedai makanan yang berada di pinggir jalan ini lumayan ramai. Bila hanya memesan roti tisu karena ia sudah kenyang. Kalau Naufal? Nggak usah ditanya deh.
Awan kali ini tidak bersahabat. Awan berkumul dan membuat langit menjadi mendung. Dan Naufal tidak membawa jas hujan.
"Emang lo habis makan segitu?"remeh Naufal. Bila hanya menjulurkan lidah lalu mulai merobek roti bagian bawah. Walaupun badan Bila kecil, jangan ditanya soal makan. Ia ratunya dalam menghabiskan makanan.
Naudal menganga saat Bila menghabiskan roti tisunya. Ya, walaupun ia akhir-akhir ini sering mengajak Bila jalan-jalan, tetapi ia selalu kagum saat Bila menghabiskan makanannya yang lebuh banyak daripada porsinya. Kalau kata Bila sih 'jarang-jarang ditraktir. Yaudah kita harus memanfaatkannya dengan memesan makanan yang banyak'
"Kenapa ngeliatin terus? Suka?" Naufal terkekeh lalu meminum teh tariknya yang baru diantar. Naufal mengambil sebungkus rokok lalu mengambil satu.
Bila melirik Naufal yang sedang mengambil rokok lalu merebutnya. Bila melemparkan rokok Naufal ke selokan. Naufal hanya menatap Bila tajam.
"Gue nggak suka orang yang ngerokok"Ujar Bila sambil memakan roti tisunya yang sisa setengah. Naufal menatap Bila lamat lalu menyimpan sebungkus rokok itu.
"Gue juga nggak suka"Timpal Naufal sambil menyeruput teh tariknya. Bila menatap Naufal dengan dahi yang berkerut.
"Lah terus? Itu tadi?"
Tawa Naufal akhirnya pecah. Ia kembali mengeluarkan bungkus rokoknya. Lalu ia mengambil sebatang rokok dan ia menempelkannya ke mulutnya.
"Ini permen. Adek gue beli tadi. Dikira nyokap rokok beneran. Akhirnya dibuang. Pas gue masak mie, gue liat rokoknya ade gue di tempat sampah. Ya gue ambil lah. Lumayan kan?" Bila mengangguk-angguk.
Naufal mengajarkan Bila sesuatu. Bahwa semua itu tidak bisa dihakimi secara langsung. Naufal membawa rokok bukan berati ia merokok.
"Habis ini mau ke mana?" Tanya Bila sehabis makan. Naufal menatap Bila sinis.
Giliran udah habis aja baru ngajak pergi
"I can hear you Nop" Bila menatap tajam Naufal yang sedang mengomel tentang bila di pikirannya. Naufal hanya tertawa kecil lalu berjalan ke kasir. Sementara Bila hanya bergumam tidak jelas.
"Bila? Sama siapa lo?" Bahu Bila ditepuk oleh seorang lelaki. Bila menoleh, lalu tersenyum.
"Ahh.. sama temen.. Lo kapan baliknya? Nggak ngabarin ih"Lelaki itu hanya terkekeh sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Kebiasaan deh.. Lo sendirian aja?" Lelaki itu mengangguk.
"Widih.. Tumben. Biasanya cewe tiga"Lelaki itu mengacak rambut Bila yang masih rapi, sementara Bila hanya mencubit lengan Lelaki itu.
"Bil, lo makan banyak..." Naufal terdiam melihat Bila akrab dengan seorang lelaki yang ia tidak kenal itu. Ia langsung meremas nota yang ia bawa tadi.
"Oh Hai Nop! Ini, kenalin namanya Bram. Buaya darat bermuka polos" Naufal dengan patah-patah menerima jabatan tangan dari Bram.
"Oh ya.. Gue duluan ya.. Ada yang ngambek" Bisik Bila melirik Naufal yang wajahnya sudah tidak enak dilihat. Bram hanya tersenyum lalu mengangguk.
Bila menatap Naufal lalu berjalan ke luar warung makan beriringan. Mereka menghampiri motor Naufal yang berada di pojok.
"Yaah mau hujan.."Bila menatap langit yang sudah mendung. Padahal kan, mereka baru mau jalan-jalan. Naufal menyodorkan helm yang tadi Bila pakai.
"Ngambek ya Nop?" Tanya Bila dengan pelan. Naufal hanya diam. Setelah Bila naik, Naufal melajukan motornya meninggalkan warung makan itu.
**
Hujan akhirnya turun seperti ribuan tentara yang menerpa kota Jakarta hari ini. Naufal memutuskan untuk berteduh di sebuah bangunan yang tidak terpakai.
Bila menggosok-gosok telapak tangannya supaya hangat. Sementara Naufal hanya diam sambil menatap air hujan turun.
"Jangan ngambek dong. Ih ga seru tau"Gerutu Bila sambil mendekati Naufal yang sedang diam. Naufal menatap Bila tajam.
"Siapa sih yang nggak cemburu kalo orang disayangnya lebih akrab sama orang lain?" Cetus Naufal. Tak lama kemudian, Bila akhirnya tertawa.
"Ohh tadi ya? Itu sepupu gue.. suka nyimpulin sendiri deh.." Kekeh Bila sambil menyeka air matanya yang jatuh karena ulah Naufal saat ini.
"Bila" Bila menatap Naufal. Naufal hanya menatap air hujan turun. Tak lama kemudian, Naufal menarik bila ke tengah tengah hujan turun.
"Bil, Gue bisa nyetopin hujan ini" Bila mengerutkan dahi. Menunggu kalimat selanjutnya dari Naufal.
"Hujan! Berenti!" Teriak Naufal. Sementara Bila hanya mencubit lengan Naufal. Kini, ia dan Naufal menjadi pusat perhatian orang.
"Tapi kayaknya gue nggak bisa. Gue nggak bisa ngeberentiin hujan ini kalo sama orang yang gue sayang."
Kalimat Naufal langsung membuat wajah Bila merah merona. Naufal tersenyum menarik Bila ke dalam dekapannya.
"Gue sayang lo Bil"
**
Unch sekale.. :))
Janlupa votemennt nanti diamuk ama Rio
#lah
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Teen FictionRuang Kosong. Selalu ada ruang kosong. Hanya untukmu. Kadang aku ragu membukakan pintu hati untukmu. Maafkan aku yang selalu mengutamakan keegoisanku. Sekarang ruang itu kosong. tanpamu. Kembalilah.