Sebuah syal cantik berwarna putih tulang tergeletak di depan pintu toko dalam wadah kotak dilapisi kertas kado bermotif hati biru muda.
Chae Won tersenyum.
Sudah sangat sering ia mendapatkan kado dan hadiah-hadiah tanpa nama. Mulai dari ikat rambut, bros, baju hangat, syal, dan gelas bermotif lucu.
Segalanya hal yang sepele, ringan. Tapi itulah yang membuat Chae Won tak menolak. Wanita itu menyimpan semua kado itu di rumahnya. Kadang, dia gunakan. Kadang, hanya disimpan. Tergantung kebutuhan.
"Dia pikir aku tak tahu?" Chae Won membawa masuk syalnya.
Hari masih pagi kala itu. Matahari bahkan belum terbit sepenuhnya. Baru ada Kyungsoo yang datang ke toko. Pemuda itu memang hidup untuk membuat kue. Tak jarang, Kyungsoo sering menginap agar bisa membuat kue lebih awal keesokan harinya.
"Hadiah lagi, Noona?" Kyungsoo menyapa sambil terus meracik bumbu omelette daging untuk sarapannya sendiri.
"Hem." Chae Won tersenyum. Lalu duduk di mini bar kecil tempat karyawannya menghabiskan waktu untuk makan siang atau makan malam. "Syalnya hangat sekali, Soo. Dia tahu sekali kebutuhanku. Haha."
Kyungsoo ikut tersenyum. "Dia siapa? Memangnya Noona tahu siapa yang mengirim hadiah-hadiah itu?"
"Kyungsoo, tanpa perlu semedi di gunung bertahun-tahun pun aku dengan mudah bisa menebak siapa pengirimnya. Pasti, Joong Ki Oppa."
Kali ini, Kyungsoo tergelak. Percaya diri sekali Chae Won itu. Padahal kan belum tentu Joong Ki orangnya.
"Tidak ada namanya, Noona. Dari mana Noona bisa tahu kalau Joong Ki Hyung yang mengirim?"
"Tentu saja karena dia selalu tahu apa yang aku sukai dan aku butuhkan."
Kepala Kyungsoo bergerak mengangguk. Lebih baik disetujui saja agar urusannya tak menjadi panjang.
"Bisa saja itu dikirim oleh ayahnya Sehun, Noona."
Karena Kyungsoo ini tipe orang yang jarang sekali bercanda, kalimat barusan diterima Chae Won sebagai candaan langka yang ia dengar dari koki kesayangannya.
"Kalaupun semua itu dari ayahnya Sehun, aku akan tetap menerimanya. Lumayan, menambah barang koleksi."
"Tsk." Kyungsoo mendekat, membawa dua porsi omelette daging untuk mereka berdua. Padahal, Chae Won tak minta. Tapi Kyungsoo berinisiatif membuatkannya. Daripada bosnya sarapan roti terus, kan kasihan. "Noona mata duitan dan pandai memanfaatkan juga ya ternyata. Haha. Orangnya dijauhi, tapi barangnya diterima."
Gantian Chae Won yang tergelak. "Hei! Aku tidak sedang menerima ferrari atau berlian, Kyungsoo! Jangan sebut aku wanita mata duitan!"
Keduanya tertawa nyaring sambil berbincang. Omelette daging buatan Kyungsoo bahkan sudah raib, tapi percakapan mereka terus berlanjut hingga semua karyawan datang.
Baekhyun memicingkan mata, memajukan bibir melihat perbincangan itu. "Kalian makan-makan tanpa mengajakku?"
Chae Won menoleh lalu melambaikan tangan, menyuruh Baekhyun, Jongdae, Suho, Xiumin, dan Lay untuk mendekat. "Katanya kalian sedang diet?"
Kyungsoo menggelengkan kepalanya lalu pergi menjauh membawa piring kotor. Dia tak betah kalau sudah ada Baekhyun. Telinganya suka sakit.
"Woaahh, syal baru!"
Benar, kan? Baekhyun menjerit begitu melihat syal yang kini sedang membelit leher indah Chae Won. "Noona yeppeeooo! Uncchh!"
Chae Won menggeleng heran, ia berdiri lalu mengacak-acak rambut Baekhyun yang sedikit berantakan. Maklum, pemuda hyper 27 tahun itu berangkat naik motor dari rumahnya di daerah Yongsan. Keberadaan helm di kepalanya kadang dianggap sebagai bencana. Bencana yang merusak tatanan rambut super halusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...