"Kau suka?"
Sehun mengangguk dengan cepat. Tubuhnya bergerak. Memeluk Jessleen erat-erat. "Gomawo, Noona."
"Eum, Sehun mianhae. Sulit sekali mencari rumah dalam waktu cepat. Untung, aku punya kenalan orang property. Jadi, aku bisa mendapatkan rumah ini dalam waktu sehari. Ya, walaupun administrasi jual belinya belum bisa selesai dalam waktu dekat, tapi kau sudah menempatinya hari ini juga kalau kau mau."
"Gwaechanhayo, Noona. Aku yang seharusnya minta maaf. Aku sudah merepotkanmu." Sehun melepas pelukannya lalu berjalan melewati pintu gerbang sebuah rumah minimalis berlantai dua yang baru saja dibeli oleh Jessleen.
Rumahnya tidak terlalu besar. Juga tidak terlalu kecil.
Dicat warna putih keabu-abuan, ada beberapa sentuhan kayu dan warna cokelat, punya balkon yang membentuk huruf L di lantai dua. Kanan kirinya masih ada lahan yang ditumbuhi pepohonan.
Ini adalah rumah yang Sehun mau. Tidak megah, tapi indah.
Yang penting, di sana dia bisa hidup tanpa ada embel-embel anak haram dan cucu yang tidak diinginkan. Sumpah, Sehun malu sekali kalau ingat hal itu lagi.
"Spesifikasinya, ada dua kamar tidur. Dua kamar mandi, yang satu di kamar utama, yang satu di dekat dapur. Kata sajangnim, kamar utamanya untukmu, Hun. Di lantai satu, ada ruang tamu sekaligus ruang keluarga, dapur, dan ruang makan. Di lantai dua, ada dua kamar tidur dan satu ruang santai yang akan jadi tempat kerja sajangnim nanti."
Sehun mengangguk bersemangat.
Rumah, akhirnya, setelah sekian lama Sehun punya rumah sendiri bersama ayahnya. Bahkan, jika Jessleen memberinya rumah singgah berupa seonggok gubuk reyot, sepertinya bukan masalah asal dia bisa tinggal di sana bersama Yeon Seok.
Rumah Sehun, adalah hati ayahnya. Titik.
"Kapan pindahnya?"
"Malam ini juga, Noona. Appa sedang mengemasi barang-barang kami di rumah kakek."
Jessleen tersenyum kecil. "Ayo! Kita masuk. Kata Jin Hyuk Uisanim kau habis saja masuk rumah sakit tadi pagi. Kau pasti belum baik-baik saja."
"Ya, Noona. Kau benar. Aku merasa sedikit pusing dan lemas sekarang. Tapi sepertinya itu bukan masalah. Sekarang aku sedang terlalu senang."
Perempuan itu membuang muka. Mengeluarkan seringai yang tak Sehun sadari.
Kemudian, Jessleen berdeham. Berjalan sambil menggandeng tangan Sehun dan masuk ke dalam rumah. Begitu mendudukkan tubuh Sehun di sofa panjang, Jessleen tersenyum.
Dia sedang menunggu saat-saat Sehun mengeluarkan isi hatinya. Memberinya kesempatan untuk menjerumuskan mereka. Menjerumuskan Joong Ki, Chae Won, Sehun. Siapa saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...