Dulu, pernah ada dongeng tentang Cinderella. Gadis yang hidup menderita karena dera siksa ibu dan saudara tiri.
Lantas, ketika takdir baik mendatanginya, si ibu dan saudara tiri terkejut dan hampir mati berdiri tatkala tahu bahwa Cinderella lah gadis yang selama ini dicari pangeran. Mereka di ambang kehancuran. Karena segala daya upaya yang selama ini dilakukan terasa sia-sia.
Pagi itu, tidak ada Cinderella di rumah Yoo Ji Tae. Tidak ada gadis yang menderita, atau pangeran yang mencari cinta. Hanya saja, apa yang dirasakan oleh si ibu tiri tiba-tiba menghinggapi jiwa Ji Tae dan Young Ae tatkala Sehun muncul dengan binar-binar di wajah pucatnya.
"Selamat pagi, Kakek, Nenek."
Muncul setelah berhari-hari mengurung diri di kamar.
Tak hanya itu, tak lama setelah Sehun, muncul Yeon Seok dengan setelan kemeja dan celana jeans-nya. Juga ... Chae Won, dengan gaun selutut putih berbahan brokat putih bunga-bunga kesukaannya.
"Apa-apaan ini?" Ji Tae berdiri dari kursinya. Tak percaya dengan pemandangan yang baru saja ia lihat.
Setelah semalaman tak terlihat batang hidungnya, kini Yeon Seok muncul bersama Sehun dan juga Chae Won? Apa Ji Tae tak salah lihat?
"Annyeonghasimnikka, Tuan dan Nyonya Yoo." Chae Won mengulas senyum penuh dusta sambil membungkuk di depan Ji Tae dan Young Ae.
"Yeobo ...." Young Ae menjulurkan tangan, meraih lengan Ji Tae agar lelaki itu dapat menahan segala emosinya. Young Ae tahu benar, segalanya tak akan pernah berakhir baik jika Ji Tae sedang bergulat dengan amarah.
"Wah, Sehun sarapan apa, Nak?" Chae Won bahkan tak peduli dengan kilat amarah di mata Ji Tae. Juga pandangan heran dari mata Yeon Seok. Dia mendekati Sehun dan duduk di sampingnya dengan santai.
"Salad buah, kacang-kacangan, yah seperti inilah Eomma." Sehun mencebik kesal. Bosan dengan menu makannya yang itu-itu saja.
"Eomma buatkan smoothies, ya?"
Dengan cepat, Sehun mengangguk. Chae Won segera bangkit, lalu menatap In Na dan Hae Jin bergantian. "Oh, Eonnie, Oppa, aku sampai lupa menyapa. Annyeonghaseyo."
In Na mengangguk pelan, begitu juga dengan Hae Jin.
Pagi ini menjadi pagi paling dingin sepanjang masa di kediaman Yoo. Mereka sarapan dalam diam. Hanya Chae Won yang berani bersuara tatkala menyuarakan perhatiannya untuk Sehun.
Sesekali kedua orang itu tertawa untuk hal-hal yang diucapkan Sehun. Tapi tidak yang lain, mereka diam dan tak berani banyak bicara.
Sehun tak pernah terlihat sebahagia itu. Tapi anak itu tidak pernah tahu, bahwa bahagia di tengah cerita tak akan bertahan selamanya.
***
Hoon :
Annyeong, Hyung! Sedang apa?
Sehun terkekeh membaca pesan yang ia kirim untuk Chanyeol sore itu. Sambil membenarkan posisinya di kasur, Sehun memainkan PSP untuk menghancurkan kebosanan.
Tadi pagi, Chae Won pulang setelah sarapan. Ayahnya berangkat kerja.
Jika saja tubuhnya sedang mendukung, dia pasti akan melesat mengikuti salah satunya. Entah merusuh di Cupids And The Moon atau di Exomoon. Yang jelas, bukan berdiam diri di kamar seperti sekarang.
PCY :
Mengejar gelar sarjana sekaligus gelar sebagai suami Jessleen Zhou. Kau sedang apa, Adikku yang sakit melulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...