Kai tersenyum saat berhasil menguping pembicaraan ayahnya dengan Joo Won. Dia yakin, setelah ini ayahnya pasti akan menuruti segala kemauannya. Termasuk untuk membatalkan rencananya menikahi seorang wanita bernama Chae Won.
Kai bersumpah, jika Joong Ki berani sedikit saja mengganti posisi ibunya di rumah, akan dia habisi Chae Won dengan tangannya sendiri.
Lima tahun sudah terlalu lama untuk hitungan perpisahannya dengan Min Young, tapi lima tahun terasa terlalu cepat untuk ayahnya membuka hati lagi.
Apapun, apapun akan Kai lakukan untuk menghancurkan hubungan Joong Ki dan Chae Won!
Kakinya kini mengayun santai menuju sebuah ruangan di mana untuk pertama kalinya ia bertemu dengan seorang teman secara kebetulan.
Kai celingukan ketika tiba di depan kamar Sehun. Lalu membuka pintu pelan-pelan. Ia sudah siap untuk senyum kalau-kalau di dalam ada keluarga Sehun. Tapi, nyatanya Sehun sedang sendirian.
Kai tersenyum sambil masuk dan menutup pintu. "Sehuuun, annyeooonghaseyooo!"
Sehun menggeliat lemah. Dia masih tertidur memunggungi arah pintu. Tangannya segera terangkat, menutupi mulut dan hidungnya.
"Hei, Yoo Sehun, ini aku, Kai. Aku datang lagi." Kai mendekat.
"Oh. Kau datang?" Sehun menyambut Kai dengan suara lemahnya, tapi sama sekali tak mengubah posisinya.
"Hm! Aku datang untuk mengucapkan salam perpisahan yang baik, tadi pagi aku pergi begitu saja sebelum kau bangun. Mianhae."
Sehun menggeleng, lalu terbatuk kencang hingga darahnya menyembur pelan.
Kai bermaksud berjalan memutar ranjang, tapi gagal karena Sehun bersuara. "Kai, kau ... sudah ... bertemu ... eomma-mu?"
Pertanyaan Sehun jelas meracau. Tapi itu membuat Kai terkekeh hingga memutuskan untuk duduk lagi di bangku di samping ranjang Sehun, masih sambil menatap punggung pemuda itu.
Sebenarnya, Kai merasa ada yang tidak beres. Tapi, dia masih belum tahu bahwa Sehun sedang berjuang melawan ajakan para malaikat kegelapan yang sering membawanya pergi ke dunia yang hampa tanpa ruang.
Sehun memejamkan mata erat-erat. Kai adalah orang asing dan dia tidak suka menambah satu nama lagi ke daftar orang-orang yang akan memperlakukannya seperti manusia sekarat.
"Belum." Kai menjawab, santai tapi khawatir.
Di depannya, tubuh Sehun menggeliat pelan. Napas pemuda itu terdengar berat dan suaranya begitu lemah.
Sehun tersenyum kecil. "Pulang ... sana, temui eomma-mu. Dia ... pasti ... khawatir karena kau tak ... pulang semalaman ... karena keluyuran di sini."
"Sehun, kau tak apa?" Kai berdiri. Dia tak tahan lagi mendengarnya. Jelas-jelas Sehun sedang tidak baik. Dengan memunggunginya seperti ini, Kai hanya semakin yakin bahwa Sehun sedang menyembunyikan sesuatu.
Kai bergegas memutari ranjang. "Yoo Sehun!"
Ada banyak sekali darah di sekitar mulut dan hidung Sehun. Tangan pemuda itu juga kini merah karena menampung semua darah itu sendirian.
"Kai ...." Sehun tersenyum lagi dengan matanya yang menyipit sayu. Tangannya menjuntai lemas, merasa tak ada gunanya lagi menyembunyikan darah-darah itu dari Kai.
Kaki Kai melemas. Ia benci dan takut darah!
Tapi, melihat Sehun seperti itu, entah kenapa dia berani melangkah untuk mendekat lalu menepuk wajah Sehun agar teman barunya itu tetap terjaga hingga pertolongan tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...