"Baguslah kau sudah sadar, Kai."
Kai menoleh ke arah pintu. Joong Ki datang di sana bersama Choi Jin Hyuk yang berdiri dengan mata berkaca-kaca ke arahnya.
Joong Ki sudah meluapkan emosinya saat tadi bertemu dengan Choi Jin Hyuk dan Yoo Yeon Seok di koridor. Hampir saja ia kembali membuat kerusuhan kalau saja Siwon tak datang untuk melerai.
Siwon menyeret Yoo Yeon Seok kembali ke ruangan Sehun. Sementara Choi Jin Hyuk diseret oleh Joong Ki menuju ruangan Kai.
Semuanya sangat di luar nalar. Jin Hyuk menahan gelegar di dadanya saat bersitatap dengan sorot cinta Park Min Young yang diturunkan lewat mata Song Jong In.
Joong Ki mengunci pintu dari dalam dengan geram.
"Hyung ...." Jin Hyuk menoleh, dan meraih bahu Joong Ki dengan tak kalah geram. "Aku harus ke tempat Sehun. Kenapa kau membawaku ke mari?"
"Buat apa kau ke tempat Sehun? Kenapa kau lebih memikirkan anak orang lain ketimbang anakmu sendiri?"
"Apa?"
Kai dan Jin Hyuk tercekat bukan main mendengarnya.
"Hyung! Jangan bercanda!"
"Appa! Kau bicara apa?"
Joong Ki menyeringai lalu duduk di sofa, memangku sebelah kaki, dan menumpukan tangan ke kedua sisi sofa. "Aku akan menceritakan semuanya sampai tuntas asal kau–Kai-jelaskan kepadaku sedang apa kau di Busan dan apa yang sedang kau sembunyikan dariku?"
Kai bergerak lemah. Kakinya hampir menyentuh lantai ketika tubuhnya limbung dan dengan sigap dibantu oleh Jin Hyuk. Pemandangan itu, membuat Joong Ki ingin sekali tertawa.
"Kalian anak-ayah yang cocok."
"Appa!" Kai mengalihkan tubuh Jin Hyuk dan melepas infusnya. Lalu hampir mendekati Joong Ki ketika suara Joong Ki yang selanjutnya kembali terdengar.
"Kai, kau bukan putra kandungku."
Jantung Kai ... mendadak kehilangan fungsi demi mendengarnya.
"Kai, kau adalah putra dari seorang pria berengsek bernama Choi-Jin-Hyuk!"
Kali ini, giliran paru-paru Jin Hyuk yang mendadak terhimpit adrenaline yang bertumpuk setinggi Saturnus. Pria itu melesat maju, menarik kerah baju Joong Ki dan menatap tajam hingga melupakan adab negaranya yang menjunjung tinggi sopan santun.
Sufiks dan formalitas dalam bicara yang biasanya ia tujukan ketika berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, Jin Hyuk hilangkan. "Apa yang kau bicarakan, huh? Bicara yang jelas, Berengsek!"
Joong Ki kembali menyeringai, ia lantas mengentak tangan Jin Hyuk dari tubuhnya dan mengalihkannya hingga pria itu kembali terhuyung di samping Kai.
"Kau dengar ini baik-baik, Kai. Selama ini, aku menyayangimu karena kau adalah putra yang sangat disayangi oleh mendiang istriku. Tapi, setelah kebohonganmu terkuak, aku menyesal sudah menyayangimu!"
Air mata Kai menetes tanpa aba-aba. Kakinya melemas seperti jelly. Sekarang ia sadar kenapa Joong Ki bisa sekecewa itu padanya. Segalanya sudah terlambat, Kai tak bisa mengelak. Menyesal pun tidak pantas ia rasakan.
"Kau, berpura-pura sakit hanya untuk mengakali hubunganku dengan Moon Chae Won, kan? Harusnya aku sadar dari dulu, setiap aku akan menepati janjiku kepada Moon Chae Won kau selalu kesakitan. Sekarang aku sadar, kau melakukan itu hanya untuk menghancurkan hubunganku. IYA, KAN?"
Kepala Kai menunduk dalam-dalam, lalu tubuhnya luruh, terduduk kembali di ranjang. "Appa, mianhae. Tapi, tolong jangan mengatakan bahwa aku bukan putramu, Appa. Itu menyakitkan. Aku putramu, Appa. Aku putramu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...