Air mineral dan salad chocolate strawberry yang baru dimakan dua sendok menjadi fokus mata Sehun sekarang. Tenggorokan Sehun menolak menelan, perut Sehun berontak menerima.
Sehun tidak sedang sakit. Sehun sehat dan baik-baik saja.
Sehun hanya sedang gugup.
Hari ini adalah hari ulang tahun Sehun yang ke-20. Semalam, Sehun baru saja melepaskan detik-detik terakhir masa remaja dan sebagai kadonya, seperti yang sudah dijanjikan selama ini, hari ini ... Sehun dipertemukan dengan ibu kandungnya untuk pertama kali.
Tangan Sehun berkeringat sekarang. Sementara sang ayah duduk dengan tenang di sampingnya.
"Kau sudah besar ya, Yoo ... Sehun?"
Kepala Sehun terangkat, menangkis balik tatapan tajam mata Moon Chae Won yang duduk di seberangnya.
Wanita cantik itu tersenyum sengit. Dia masih muda dengan setelan modisnya yang memukau mata. Bagi yang tidak tahu, bisa jadi mengira bahwa Chae Won bukanlah seorang ibu dengan anak yang usianya sudah berkepala dua.
"Bagaimana kabarmu, hmm?"
Sehun masih enggan menjawab. Dia malah menoleh ke arah Yoo Yeon Seok, meminta pendapat, ia harus melakukan apa.
"Aku baik, Eomma." Tanpa ragu sedikit pun, Sehun memutuskan untuk menjawab dengan gamblang. Bahkan tak ragu ia memanggil Chae Won dengan sebutan ibu. "Eomma sendiri bagaimana?"
"Tentu saja aku baik." Chae Won terkekeh lalu dengan santai dia meminum jus lemon di gelasnya. "Everything always been better without you and your dad."
Sehun terdiam, sementara Yeon Seok mulai bereaksi. "Chae Won!"
"Santai, Oppa." Mata Chae Won berkilat benci saat menatap balik pria itu, lalu menggantinya dengan pandangan meremehkan saat kembali menatap Sehun. "Kau tumbuh dengan sangat baik, Sehun. Kau tinggi, tampan, pintar, kudengar kau kuliah di KAIST sekarang? Ambil jurusan apa?"
"Jangan bertanya kalau kau tak bersungguh-sungguh ingin tahu jawabannya, Eomma." Kegugupan Sehun yang dari tadi bergumul di tubuhnya, kini musnah sudah. Setelah ia sendiri tahu betapa apa yang dikatakan nenek selama ini benar adanya.
Dia adalah janin yang datang tanpa diinginkan oleh ibunya. Bahkan ibu membencinya hingga tak mau merawatnya sampai sekarang.
Tatapan mata Chae Won, cara bicara wanita itu kepadanya, sama sekali tak menyiratkan adanya rasa rindu.
Sia-sia saja selama ini dia menghabiskan waktu untuk mengumpulkan barang-barang berharga yang kelak akan ia berikan kepada ibu sebagai hadiah.
"Aku minta dipertemukan dengan Eomma bukan untuk tinggal, aku cuma penasaran saja dengan sosok Eomma. Toh, aku sudah besar. Sudah tahu kenapa Eomma sangat membenciku. Pengabaianmu terhadapku, kuanggap sebagai tindakan penyelamatan terhadap masa depanku, Eomma. Kamsahamnida."
Yeon Seok mengepalkan tangan. Ia ingin sekali menyeret Chae Won dan membenturkan kepala batu wanita itu ke daun pintu Haru Cafe tempat mereka berada sekarang.
Gara-gara pernah tinggal jadi janin di perut wanita itu, Sehun jadi tumbuh dengan kepala yang sama kerasnya. Ia tak pernah menyangka bahwa menghadapkan kepala batu dengan kepala batu juga rasanya akan begitu menyebalkan.
"Ya, kau benar, Sehun. Daripada aku mempertahankanmu, malah aku tak janji bahwa kau masih bisa hidup sampai saat ini." Chae Won tersenyum lagi.
Begitu juga dengan Sehun, pemuda itu juga balas tersenyum. "Akan jadi apa aku kalau aku dirawat Eomma dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanficTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...