Sebelum pintu geser itu semakin dekat dengan jangkauan, Moon Chae Won menghentikan langkahnya yang lemah. Wanita itu menyentuh dada, merasa gemuruh menggelegar di jantung dan jaringan darahnya.
Entah apa yang ada di dalam tubuh Chae Won sekarang. Hanya satu kata yang mungkin bisa mewakili secara singkat. Meledak.
Chae Won merasa akan meledak.
Tangannya mengepal erat. Berkas yang ia terima dari Junho bahkan sudah kusut karena diremas sedemikian rupa.
Air matanya yang mengucur tanpa jeda ia hapus begitu saja. Matanya yang sayu, meninggalkan layu. Bibirnya yang sendu, tiba-tiba mengulum madu palsu.
Wanita itu melanjutkan langkah. Tangannya menjulur dan menggeser pintu ruang rawat Sehun dengan tenang.
"Eomma!" Sehun berseru riang, menyapa ibunya yang pergi belum lama ini. "Eomma, aku kira Eomma tidak akan kembali lagi."
Chae Won mengangkat wajahnya lalu tersenyum untuk Sehun, untuk Yeon Seok, untuk Siwon, juga untuk Baekhyun dan Chanyeol yang sekarang berkumpul di sana.
Baguslah. Ada banyak telinga yang akan mendengar. Chae Won rasa ia bisa menyimpan tenaganya untuk memberi tahu dunia bahwa hatinya sedang sangat sakit sekarang.
"Kau tampak lebih baik, Sehun. Padahal baru kutinggal sebentar." Chae Won maju, lalu duduk di bibir ranjang. Menghadapi wajah Sehun sambil mengelus pipi pucat itu dengan begitu dingin.
Sehun tidak bodoh. Hatinya berderit sakit melihat gelagat Chae Won yang berbeda. Senyuman yang dia lihat tidak lagi hangat. Sentuhan yang dia dapat tidak juga hangat.
"Eomma."
"Seseorang mengatakan kepadaku kalau kau sebenarnya tidak selemah itu, Nak. Ehmm, syukurlah kalau kau sebenarnya bukan penderita kanker betulan. Aku senang mendengarnya."
"Chae Won." Yeon Seok yang duduk di seberang Chae Won bergerak gusar. Begitu juga dengan Sehun yang jantungnya mulai berdetak tidak karuan.
Ibunya ... tahu dia sudah berbohong sebelum dia sendiri yang mengatakannya.
Chae Won tersenyum lagi, lalu membawa tangan Sehun kepada genggamannya. "Jangan terkejut seperti itu. Aku tidak apa-apa. Dibohongi, bagiku masalah yang sangat sepele. Jangan ketakutan seperti itu, Sehun."
Kepala Sehun menggeleng. Dia bergerak maju, menerjang tubuh mungil Chae Won dan memeluknya dengan begitu erat. "Eomma, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membohongimu, Eomma."
Tapi, sebagaimana sebuah dermaga di bibir lautan, sekuat apa pun dia berdiri, ombak perlahan-lahan akan mengikisnya. Pertahanan Chae Won runtuh, matanya menitikkan hujan lagi. Tidak deras, hanya membuat kepalanya menjadi sangat sakit.
"Kau terlalu memaksakan diri, Yoo Sehun. Kau terlalu memaksakan diri. Seharusnya, kau tidak perlu bertindak sejauh ini. Aku ... akan selalu menyayangimu tapi tidak dengan cara seperti ini. Kau perlu kesungguhanku dalam menyayangimu, Yoo Sehun? Aku akan bersungguh-sungguh tapi kau mempertegasnya dengan kebohongan. Aku ... tidak suka anak yang suka berbohong."
Baekhyun dan Chanyeol berdiri dari tempatnya. Sementara itu, Siwon yang memahami situasi, dia segera menarik kedua pemuda itu untuk keluar dari ruang rawat Sehun. Membiarkan tiga orang itu menyelesaikan urusan keluarganya tanpa ada intervensi.
"Eomma sangat kecewa karena kau membohongi eomma, Sehun." Chae Won terisak keras. Pelukannya terhadap tubuh Sehun juga semakin erat.
Punggung Sehun berguncang. Anak itu sangat takut kehilangan ibunya sekali lagi. Padahal, belum ada dua bulan dia merasakan gempita akan rasa yang mengukuhkan bahwa dia adalah anak yang memiliki ibu. Tapi, saat ini, hati Sehun ketakutan. Sehun menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...