Home 15 : Autumn Rain

3.8K 497 164
                                    

Hari ini adalah kali ketujuh Sehun bertemu lagi dengan Chae Won. Miris, pertemuan antara seorang anak dan ibu saja masih bisa dihitung dengan jari.

Sehun mencatatnya di reminder ponsel. Detail tanggal, tempat, dan perasaan yang dihasilkan.

Pertemuan yang kali ini beda dari sebelumnya. Sehun hanya menatap Chae Won dari jauh. Wanita dengan syal putih itu kini berdiri tak jauh dari pintu gerbang kampus. Sementara Sehun berdiri bersandar pada sebuah pohon, lengkap dengan masker dan topinya, memasukkan kedua tangan ke saku jeans, mengenakan earphone yang menyumbat telinga dari suara-suara yang lain, dan tersenyum dalam diam.

Chae Won terlihat sangat antusias. Wanita itu berjalan mondar-mandir dengan sebuah paper bag lucu di tangannya.

Tak lama kemudian, sosok Kai muncul. Awalnya pemuda itu sedang tersenyum dengan teman-temannya, tapi lantas murung begitu melihat Chae Won.

Walau begitu, Kai tetap mendekat. Aura dinginnya menebar di sekitar Chae Won.

"Annyeonghaseyo, Kai."

Kai tak menjawab, hanya membuang muka.

"Aku ... baru saja membuat bluberry muffin dengan gula murni dan takaran gizi yang baik. Ini untukmu."

Chae Won mengulurkan paper bag-nya. Dilihat dari ukuran tas itu, pasti ada sekitar lima atau enam muffin di dalamnya.

"Kau merayuku dengan muffin?" Kai berdecak sinis. "Kurang kerjaan."

Chae Won menghela napas dalam diam. Bibir ranumnya sendiri ia gigit. "Kau tak mau menerimanya?"

"Kau itu tidak tulus, Ahjumma. Mana mungkin aku sudi menerimanya." Kai melenggang pergi setelah menabrak bahu Chae Won hingga paper bag itu terjatuh.

Chae Won mendengkus, mengelus dada. Kai begitu keras kepala. Jauh tak teraba. Padahal ia orang baik, dia juga tidak berniat untuk menjadi ibu tiri yang jahat kelak. Tapi kenapa Kai begitu membencinya?

Chae Won baru saja berlutut, memungut kembali paper bag malangnya. Tapi tiba-tiba seseorang datang, menyalip, dan mengambil paper bag itu terlebih dulu.

"Sehun?"

Sehun tersenyum. Dia berdiri tegak dan menjulurkan tangannya untuk membantu Chae Won untuk bangkit.

Belajar dari beberapa malam yang lalu, di mana ayahnya menunjukkan sifat romantisnya yang tersembunyi, Sehun jadi ingin meniru. Sehun sadar bahwa selama ini dia sangat kekanakkan di depan Chae Won.

Dia terlalu banyak membuat ulah. Mungkin saja, jika tidak dihentikan, Chae Won malah akan semakin hilang rasa kepadanya.

Jadi, Sehun sudah berubah mulai saat itu. Ia akan bersikap tenang, lugas, dan menunjukkan sisi dewasanya di depan Chae Won.

Chae Won mengabaikan uluran tangan Sehun dan berdiri dengan sendirinya.

Dia baru saja mau pergi saat suara Sehun terdengar. "Ahjumma ...."

Chae Won tercekat. Apa dia tidak salah dengar? Sehun memanggilnya ahjumma?

"Muffin ini untuk aku saja, ya?"

"Kau sakit?" Chae Won menatap dengan cermat. Sakit yang barusan ia maksud adalah kesehatan otak Sehun. Kemarin-kemarin anak itu begitu menggebu, apa sekarang dia sudah berhenti berusaha dan menyerah?

"Tidak. Aku sehat." Sehun membuka masker lalu minggir dan berjalan ke arah halte tak jauh dari gerbang kampus. Ia duduk di halte itu. Disusul oleh Chae Won yang kebetulan mau menaiki bus dari halte yang sama.

HOME (EXO FF) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang