"Berengsek!"
Joong Ki menggebrak meja sebuah lounge di depannya. Chae Won yang sedari tadi sedang serius menatap runway dari dinding kaca di sampingnya menoleh dengan sedih.
Dia tahu sekali apa yang membuat Joong Ki mengamuk. Hanya berselang dua jam setelah pertemuan dengan Hitchbird dan pihak hotel, rumor dan berita itu muncul ke permukaan. Kemudian satu jam kemudian, rumor itu sudah memengaruhi segalanya.
CEO Song Jae Rim dari Hannam Partners menarik mundur saham dari Korona Corp, perusahaan produsen outdoor outfit milik Joong Ki. Dalam hitungan menit, investor lain mulai goyah saat perusahaan finansial sebesar Hannam Partners sudah hengkang dari Korona.
Korona Corp dilanda krisis hanya karena rumor itu.
"Akan kutuntut Hitchbird sialan itu! Berani-beraninya mereka mangkir dari perjanjian kontrak kita." Joong Ki mengamuk lagi.
Chae Won menghela napas, lalu mengusap kedua lengannya sambil meneteskan air mata. Peristiwa itu seolah sinyal dari Tuhan bahwa dirinya tak pernah diizinkan sekali pun mengecap bagaimana rasanya keindahan pernikahan. "Kita batalkan saja pernikahan kita, Oppa. Aku tidak mungkin egois di saat ribuan karyawanmu jadi taruhannya. Cepat lakukan klarifikasi atau ...."
"Tidak. Aku tidak akan melakukannya. Aku tidak akan mengorbankanmu demi orang lain. Aku ... hanya menginginkanmu!"
"Tapi karyawanmu juga membutuhkanmu!" Chae Won berdiri dengan geram.
Beberapa pengunjung di lounge eksekutif di boarding room Gimhae International Airport Busan itu menoleh dan mulai berbisik-bisik.
"Oppa, aku memang ingin hidupku menjadi lebih baik. Tapi jika dengan itu aku harus membuat ribuan orang di luar sana kehilangan pekerjaan karena pernikahanku, aku ... tidak mau!"
"Chae Won." Joong Ki melemas. "Kau memikirkan mereka tapi tidak memikirkan aku?"
Chae Won mengangguk.
Joong Ki menghela napas. Meninju udara.
Niat awal, dia mengajak Chae Won pulang ke Seoul menaiki pesawat agar mereka bisa cepat-cepat beristirahat dan melanjutkan pekerjaan masing-masing. Membiarkan mobilnya kembali ke Seoul bersama dengan sopir pribadi saja. Tapi, pesawat mereka terpaksa delay karena faktor cuaca.
Di luar sana, beberapa pesawat berdiam diri di landasan pacu. Tidak ada yang landing, begitu juga ... tidak ada satu pun pesawat yang take off.
"Tuhan tidak merestui kita." Chae Won menggumam pelan, tapi masih bisa didengar oleh Joong Ki.
"Tuhan merestui kita. Apa yang terjadi sekarang adalah tantangan dari Tuhan. Dia ingin lihat sekuat apa hubungan kita. Dan kau ... memberi tahuku bahwa perasaanmu kepadaku ternyata cuma sebatas itu."
"Oppa ...."
"Apa aku salah?"
***
"Ini tidak mungkin ... kita harus cepat-cepat pergi dari sini!" Kai menyibak tirai kamar hingga semuanya melihat bagaimana ekstremnya cuaca di luar.
"Astaga!" Suho terperangah. "Ini badai. Chaba! Topan yang bergerak dari Jepang sejak kemarin."
"Kita bisa pergi. Ayo cepat, kita harus segera meninggalkan Busan!" Chanyeol berseru sambil terus menjaga kesadaran Sehun.
"Tidak mungkin, Hyung." Sehun melepas pelukan Chanyeol lalu berusaha berdiri dan ikut melihat suasana di luar sana. "Topan Chaba akan membawa banjir. Kita berada di daerah pesisir. Kalau kita nekad keluar dengan mobil, kita semua akan celaka. Dihempas angin, terseret air bah."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...