Sudah enam tahun berlalu. Dari sepuluh tahun masa penahanannya, kini tersisa empat tahun lagi.
Hidup Jessleen sudah banyak berubah.
Dia mendengar Suho yang meninggal. Juga mendengar kabar pernikahan Chae Won dan Yeon Seok, juga kelahiran Se Hyun dan Suho yang diliputi suka cita.
Awalnya, hatinya masih merasa sakit karena cinta yang ia rasa untuk Yeon Seok, bukanlah sekedar ambisi. Jessleen benar-benar menyukai dan mengharapkan ayah Sehun.
Tapi, setiap malam saat ia tersendiri di balik jeruji besi, ia menggunakannya untuk berpikir praktis.
Tindakannya selama ini memang salah dari segi apa pun juga. Dia tidak bisa membenarkan egonya, atau cintanya yang ternyata terakumulasi dengan obsesi.
Jessleen paham dia salah. Belum lagi, mendiang ibunya datang ke alam mimpi berkali-kali. Memintanya untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
Enam tahun yang lalu, tidak lama setelah Suho meninggal dan dia sembuh dari keracunan yang hampir menghilangkan nyawa, ayahnya datang untuk pertama kali ke penjara.
Tuan Kim menangis. Menyesali perbuatannya bahkan dia berjanji akan menebus kesalahannya begitu Jessleen terbebas nanti.
Tuan Kim menjadi salah satu orang yang rutin menjenguknya setiap minggu juga menjadi orang yang memperjuangkan kasus Jessleen agar tidak dilanjutkan menjadi kasus antar negara. Dia melakukan berbagai cara, agar Jessleen tidak dideportasi dan diizinkan terus tinggal di Korea Selatan.
Sementara orang lain yang sering menemuinya adalah Chanyeol. Pemuda itu, selalu datang dengan karangan bunga yang sama.
Chanyeol sekarang sudah lulus dari KAIST. Bahkan sudah bekerja sebagai salah satu staf kepresidenan di Blue House, bergabung dengan team IT yang selalu mengembangkan program-program terbaru dari presiden, sekaligus menjadi garda terdepan yang melindungi presiden dari segi teknologi.
Chanyeol boleh berbangga diri, tapi sayangnya, hatinya tetap sepi.
Sampai sekarang, dia tetap sendiri. Belum menemukan sosok pengganti Jessleen di hatinya.
Pemuda itu kini terpekur di bangku sebuah ruangan. Menjenguk Jessleen seperti biasa sekedar untuk bertanya kabar. Hanya saja, sekarang Chanyeol tidak sendiri. Dia ditemani oleh si kecil Se Hyun dan Suho. Kedua bocah itu sedang memakan bentonya dengan tenang saat Jessleen masuk ke ruangan itu.
Tangannya tidak lagi diborgol.
Wajahnya juga tidak lagi sendu.
Kedatangannya membuat Se Hyun dan Suho berhenti makan. Mereka tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Jessleen yang termangu melihatnya. "Anakmu, Chan?" tanyanya sambil terkekeh geli.
Chanyeol tergelak sambil menyangkal. "Yang benar saja. Mereka ini adik Sehun, Noona."
"Whoaaah, kyeopta!" Jessleen mendekat, mengelus pipi Se Hyun dan Suho bergantian.
"Hai, aku Se Hyun, dan ini adikku, Suho. Kami adalah adik dari Sehun Oppa dan anak dari Chae Won Eomma dan Yeon Seok Appa. Bangapseumnida, Jessleen Imo."
Jessleen tersenyum lalu jongkok di depan Se Hyun sambil mengelus rambut panjang anak itu dan menahan kegemasannya. "Omo! Cantiknya adik Sehun Oppa. Kau juga, Suho. Tampan sekali."
"Ahjumma. Igeo." Suho menarik tangan Jessleen dan menyerahkan sebuket chocolate pop buatan Chae Won. "Dali eomma. Kata eomma, Ahjumma haluth memakannya bial bahagia thelalu."
Chanyeol terkekeh. Begitu juga dengan Jessleen yang menerima chocolate pop dari Suho dengan geli. "Chan, apakah aku setua itu sampai bocah ini memanggilku ahjumma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...