Sudah hampir enam kali janji makan malam diingkari begitu saja oleh Joong Ki.
Yang kali ini Chae Won jelas tak habis pikir. Mungkinkah ini karma atas kekerasan hatinya kepada Sehun? Jadi dia harus berhadapan dengan anak yang sama keras kepalanya seperti Kai?
Chae Won terlanjur datang ke sebuah restoran dengan tingkat keromantisan tinggi di daerah Dongdaemun. The Griffin, restoran yang berada di rooftop Hotel JW Marriot menjadi saksi bahwa malam ini ... seorang wanita cantik ... makan sendirian di antara pasangan yang lain. Miris!
Tadi sore Joong Ki memang sedang berlawanan arah dengannya. Katanya, pria itu sedang ada di daerah Ilsan, sementara dia di Myeongdong. Jadi, Chae Won sendiri yang memutuskan untuk bertemu langsung di tempat yang sudah di-booking Joong Ki.
Tanpa diduga, setelah menunggu hampir sejam, Joong Ki bilang berhalangan hadir.
Alasannya? Kai sakit.
Chae Won maklum. Dia juga mungkin akan sama perhatiannya jika anaknya sakit, termasuk Sehun.
Segelas cocktail dan sepiring beef steak beserta sup asparagus menjadi teman Chae Won sambil termenung menatap pemandangan Seoul yang gemerlap di malam hari. Samar-samar, terdengar lantunan lagu jazz dari sisi yang lain.
Know How milik Kings Of Convenience mengalun merdu.
Seharusnya kombinasi yang sangat romantis ... tapi jika ia tak sendiri.
***
Sehun tampak berbinar-binar di balik wajah pucatnya. Setelah menjalani terapi rutinnya, kini ia berhasil membujuk sang ayah untuk mengajaknya berjalan-jalan.
"Karena Appa belum berdamai dengan eomma, jadi, makan malam romantisnya dengan aku saja."
Yeon Seok terkekeh pelan sambil memarkirkan mobilnya di depan sebuah lobi hotel. Dia terlalu lelah untuk mencari parkir sendiri di basement, jadi lebih baik menggunakan fasilitas vallet saja.
Sebelum turun, Yeon Seok memastikan tubuh Sehun sudah benar-benar terlindungi. Masker, topi, jaket, dan hand sanitizer serta tas berisi obat-obatannya sudah dibawa.
Sebenarnya Sehun tidak sesering itu tumbang. Dia lebih sering pura-pura. Tapi gara-gara itu Yeon Seok jadi paranoid. Alhasil, sikap protektifnya kepada Sehun semakin menjadi-jadi.
"Ingat, hanya makan dan minum apa yang appa pesan. Ok?" Yeon Seok menatap Sehun sekali lagi. Membuat pemuda itu terkekeh dalam diam.
"Iya, Hyung ...." Sehun menggoda, begitu dia turun dari mobil sementara Yeon Seok memberikan kunci mobil kepada petugas vallet.
"Sehunnie, jangan panggil appa hyung, huh?" Yeon Seok termakan godaan Sehun. Kini pria itu merangkul tubuh putranya menuju ke dalam hotel.
Mereka menaiki elevator khusus hingga rooftop. Lalu keluar sebagai sepasang ayah dan anak yang menebar aura bintang. Tidak bersinar, tapi membuat yang melihat terpana.
Termasuk wanita-wanita sosialita yang menyebar di beberapa meja. Mereka menatap Yeon Seok dengan ... liur menetes.
Sehun menggelengkan kepala. Liur menetes itu tadi hanya perumpamaan hiperbola di angan Sehun. Tapi soal semua orang terpana melihat sang ayah memang benar adanya.
Ayahnya begitu berkharisma. Seharusnya, ibunya bisa dengan mudah jatuh lagi ke kubangan kharisma itu. Tapi, kenapa sulit?
"Kita cari meja yang di terrace ya, Appa? Di sana pemandangannya bagus. Aku bosan melihat tembok seharian ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (EXO FF) ✔
FanfictionTidak ada roh di dunia ini yang berhasil lahir setelah membujuk Tuhan untuk memilihkannya rahim yang sesuai keinginan sebagai awal kehidupan. Tuhan adalah satu-satunya yang paham bahwa Ia mengukir takdir bukan tanpa tujuan. Mungkin Sehun tidak bisa...