BAB 2 Ucup Mencari Gadis Perawan

5.4K 168 2
                                    

     Asih membujuk Weni adiknya agar ikut ke kota. Weni masih ragu karena Ucup baru di kenalnya. Asih meyakinkan Weni kalau Ucup orang yang baik.

    "Mumpung ada penawaran bagus, Weni! Kamu juga akan  menikah, pasti membutuhkan uang yang banyak bukan?" bujuk Asih.

    "Tapi, Mbak! tidak enak," bantah Weni.

     "Kamu jalani saja dulu satu bulan, kalau tidak betah kamu boleh pulang!" rayu Asih.

     Ucup menunggu di depan warteg dengan perasaan cemas. Ucup takut Weni akan menolak. Ucup sudah terlanjur pada Mamih Yos akan membawa gadis yang cantik. Sudah sepuluh menit Ucup menunggu, akhirnya Asih dan Weni keluar.

     "Kang, Weni mau kerja di Restauran! Titip adikku, ya?" pinta Asih.

     "Oh, tenang saja! aku akan menjaga adikmu taruhan nyawaku," janji Ucup.

    "Kapan berangkatnya?" tanya  Asih.

     "Kalau bisa sekarang juga! Aku akan memperkenalkan adikmu pada Bos," jawab Ucup.

     "Oh, ya baiklah! Kami mempersiapkan keperluan Weni dulu," ucap Asih.

     Weni terlihat malas dan gundah, Asih terus membujuk Weni agar tidak ragu dengan tawaran Ucup. Weni melipat baju dan di masukan ke tas. Asih memberi uang pada Weni untuk bekal di Kota.

    Ucup merasa menang  dan senang. Ucup sudah tidak sabar untuk mendapatkan uang yang lebih besar lagi, Ucup tidak sadar sudah melanggar hukum dan menghancurkan hidup seseorang. Bagi Ucup yang penting uang dan senang-senang.

     Weni keluar dari warung dengan menggunakan kaos dan rok. Mata Ucup tidak lepas memandang Weni. Asih melepaskan Weni masuk ke lembah nista. Asih seharusnya lebih hati-hati melepaskan adiknya pada orang lain. Manusia kadang hanya memikirkan uang yang besar, tanpa berpikir panjang.

     Ucup sangat bangga berjalan dengan Weni. Berbeda dengan Weni, ada rasa muak jalan di samping Ucup. Weni terpaksa menuruti Kakaknya karena tidak ingin mengecewakannya.

     Ucup ke rumah Mamih Yos, Jamilah terkejut melihat Ucup datang bersama seorang gadis yang cantik. Ucup sangat cuek ketika melihat Jamilah membukakan pintu untuknya.

    "Panggil Mamih Yos!" perintah Ucup.

    Jamilah tidak banyak bertanya langsung mengetuk pintu kamar  Mamih Yos. Suara musik yang kencang dari dalam kamar membuat Mamih Yos tidak mendengar ketukan Jamilah. Beberapa kali Jamilah mengetuk pintu tidak di dengar, akhirnya Jamilah membuka pintu kamar Mamih Yos.

    Mata Jamilah  terbelalak melihat Mamih Yos dan Mamih Ungil tidur sambil berpelukan dengan tidak memakai pakaian. Jamilah memilih menutup pintu kamar lagi. Jamilah berdiri di depan pintu sambil mengatur napasnya. Jamilah menemui Ucup di ruang tamu.

    "Mamih Yos sedang  tidur, tunggu saja dulu, Pak!" ucap Jamilah.

     Jamilah kembali masuk menuju dapur, Ucup meninggalkan Weni sendirian di ruang tamu menyusul Jamilah. Ucup sangat marah pada Jamilah dan membentaknya.

    "Heh! ini penting! Kamu sengaja tidak  membangunkan Mamih Yos?!" bisik Ucup sambil menekan tubuh Jamilah ke tembok.

    "Kalau tidak percaya bangunkan sendiri!  Mamih Yos tidak suka siapapun mengganggunya jika sedang tidur!" balas Jamilah jetus.

     "Dasar wanita tidak berguna!" gerutu Ucup.

    Ucup melewati kamar Mamih Yos, Ucup ingin mengetuk pintu tapi  niatnya di urungkan. Ucup memilih kembali ke ruang tamu menemani Weni. Ucup sangat terpesona dengan kecantikan Weni.

Azab Penjual PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang